Home / Romansa / Red Room / Meet Again

Share

Meet Again

Author: Pink Cerry
last update Huling Na-update: 2020-12-30 12:31:32

Pamela selama ini adalah gadis populer yang tidak pernah kesulitan dalam hal ekonomi. Ibunya selalu memenuhi kebutuhan Pamela meski diiringi tuntutan-tuntutan agar dia menjadi wanita berkualitas sehingga mendapatkan pria yang juga berkualitas. Namun beberapa bulan ini semua menjadi terbalik. Pamela mengalami kesulitan keuangan. Gadis itu merahasiakan dari teman-temannya karena dia takut dijauhi oleh mereka. Dia masih bersikap ceria dan bercanda dengan temannya, hanya saja dia saat ini tidak lagi ikut pesta bersama teman-temannya dengan seribu alasan.

Untuk sesaat Pamela merasa jika kehidupannya baik-baik saja. Dia sama sekali tidak tau jika akibat keusilannya yang merayu Orland di lift akan mengubah hidupnya dengan cara yang tidak biasa. Hal itu dimulai siang ini ketika wali kelas memberitahu jika dia mendapatkan panggilan. 

"Pamy, ketua yayasan sekolah memanggilmu, " bu Messia datang dengan bibir merahnya yang menggoda. Guru seksi berambut pirang pendek ini sangat gemar dengan seragam ketat yang menggoda. Sayangnya dia penganut Yuri atau Lesbian. Dia berpikir jika kalau pria pasti lebih menyukai selakangannya dan kemudian membuangnya ketika tidak dibutuhkan. Lalu mereka akan mencarinya ketika dia dibutuhkan lagi. Semua akan terus berputar seperti roda yang tidak terputus. Setidaknya itulah pengalaman hidupnya hingga menginjak tiga puluh lima tahun. Sangat berbeda dengan kekasih wanitanya sekarang yang mencintainya sepenuh hati. 

"Baik, Madam. " Pamela mendesah karena tau jika dirinya pasti dipanggil karena masalah penunggakan bayaran uang bulanan selama tiga bulan. Tapi apa yang harus ia lakukan. Dia sebenarnya ingin bekerja paruh waktu tetapi ibunya melarang demi harga dirinya. Monica tidak ingin terlihat miskin meskipun dirinya harus bekerja keras. 

Sebenarnya Pamela tau jika ibunya memiliki pekerjaan sambilan yang memalukan. Sebagai single parent, Monica bekerja sebagai sekertaris, tapi dia juga simpanan bos tempatnya bekerja. Sayangnya bosnya meninggal beberapa bulan yang lalu jadi aliran dana untuk Monica terhenti. Hal ini juga berimbas pada Pamela, putri semata wayangnya. Itulah sebabnya Pamela dan ibunya mengalami kesulitan keuntungan. 

"Ya, Bu. "

Dengan langkah berat, Pamela menusuri lorong yayasan elite di kota Colorado. Dia berpikir jika kali ini ketua yayasan sekolah pasti mengeluarkannya karena tunggakan yang menumpuk. Pamela tidak bisa berpikir jernih dan hanya bisa pasrah. 

'Lebih baik aku diam-diam bekerja paruh waktu agar ibu tidak tau. Itu lebih baik dari pada harus dikeluarkan. '

Pamela akhirnya memiliki kepercayaan diri untuk menemui ketua yayasan. Orang itu pasti mau mengerti jika dia menjelaskan kondisinya sekarang. 

'Ya, aku pasti mendapatkan keringanan jika mengatakan hal ini pada ketua yayasan. Aku tidak ingin drop out padahal tinggal beberapa bulan aku lulus. '

Tok. 

Tok. 

Tok. 

Pamela masuk ke ruangan ketua yayasan yang selama ini jarang dikunjungi pria itu. Pamela mendengar jika ketua yayasan adalah pria tua, berambut putih dan terlihat angkuh. Mengingat hal tersebut Pamela menelan ludah berkali-kali karena takut. Dia bersiap untuk dimaki-maki pria ini saat meminta keringanan. 

"Masuk. "

Pamela melangkah masuk dengan rasa takut yang tidak menghilang.

"Saya Pamela, Sir. "

Sekarang dia berada di depan meja yang posisi ketua yayasan saat ini membelakanginya. 

"Kunci pintunya Pamela... "

Bariton yang dalam dan terdengar jantan keluar dari mulut pria itu. Kepala Pamela pusing dengan suara yang begitu mempesona. Sesaat kemudian dia tersadar dan mengunci pintu. 

"Baik, pak. "

Ceklek. 

Ketua yayasan memutar kursinya saat Pamela selesai mengunci pintu. 

"Kita bertemu lagi, Pammy? " seringai super seksi terukir di bibir tipis pria di depan Pamela. 

"Anda...!?" Pamela melotot melihat jika ketua yayasan ternyata pria tampan, bermata biru gelap yang ia rayu di lift. Mengapa tidak ada gosip jika ketua yayasan tempatnya sekolah adalah pria setampan ini. 

'Tamat sudah nasibku, ' batin Pamela. 

Orland menyeringai melihat wajah Pamela yang memucat. Kemana perginya gadis nakal yang menggodanya di lift. 

"S-sir? "

"Baiklah, kita langsung ke intinya Pammy. Aku sangat terganggu dengan laporan jika kau menunggak iuran sekolah selama tiga bulan. "

Oh, ini dia.

"I-itu karena--"

"Karena pria yang menyokong dana ibumu meninggal, Kan? "

Deg. 

Bola mata Pamela membola ketika Orland menyebutkan rahasianya. Pria itu semakin tersenyum melihat Pamela yang seperti dijatuhi hukuman mati. 

"A-apa yang --"

"Sudahlah, apa kau tidak tau jika ibumu saat ini mencarikanmu Sugar Daddy? "

"Apa!? " teriak Pamela terkejut. 

"Tidak perlu terkejut, ketika dia menemuiku dia menunjukkan fotomu. Ibumu berharap salah satu pria kaya yang ditemuinya mau menjadikanmu simpanannya. " Orland menceritakan Monica yang mendatanginya, "Huh, sangat Monica sekali. Ibumu sama sekali tidak ingin hidup kekurangan. Bahkan jika memungkinkan dia bisa menjual jiwanya pada iblis apalagi menjual putrinya. "

Pamela bergetar, lututnya melemah dan diapun jatuh terduduk di lantai beralas beludru. 

"Kau tau kabar baiknya, aku adalah pria yang pertama kali ia tawarkan dan aku -- bersedia. "

Pamela mendongak karena tidak percaya pada pendengarannya. Pria sepuluh tahun lebih tua darinya ini ingin menjadi Daddy sugarnya?"

"Kau boleh menolak, tetapi aku jamin ibumu tidak berhenti mencari pria-pria kaya lainnya. Jadi Pamela, putuskan dengan cepat. "

"Tapi saya tidak tau, bisakan saya bicara dengan ibu. Saya akan membujuknya dan bekerja keras agar ibu hidup berkecukupan. "

"Dengan latar belakang pendidikanmu yang sekarang? Sungguh mustahil lagi pula dia sudah menerima uang dariku, tiga ratus ribu dolar bukan uang yang kecil Pammy. Kau harus mengembalikannya jika menolakku atau aku akan menelepon polisi untuk memenjarakan ibumu. "

"Tidak, jangan. Baik-aku bersedia. "

"Baguslah. "

Orland mengangkat tubuh Pammy dari lantai. Dalam gendongannya dia mencium Pamela yang wajahnya memerah. 

"Siap untuk pengalaman pertamamu Pammy?"

Pamela yang masih kebingungan mengangguk kecil. Dia tidak bisa membiarkan ibunya masuk penjara. Bagaimanapun Ibunya membesarkannya dengan kemewahan. Dia termasuk ibu yang memanjakan anak. 

Di kamar yang terletak di ruangan Orland, Pamela terlentang dan membiarkan Orland membuka kancing bajunya satu persatu. 

"Tubuh yang bagus, aku tidak menyangka dengan usia semuda ini kau memiliki dada yang berkembang baik. " Pamela menahan diri untuk tidak menutupi tubuhnya meskipun malu. Dia memalingkan wajahnya membiarkan Orland menelisik tubuhnya dengan bebas. 

"Coba kita lihat disini? "

Orland menarik celana dalam yang Pamela pakai. Membuat bagian rahasia yang selama ini dia jaga terpampang di hadapan Daddy sugarnya. 

"Tu-tuan. "

"Panggil aku Daddy. "

"Daddy... "

"Sangat cantik. Aku harus mencicipinya. "

Pamela memejamkan mata saat lidah Orland mulai bekerja. Hanya rintihan tertahan yang keluar dari bibirnya. Diam-diam Pamela juga mengagumi sosok Orland. Pria ini memang tampan, memiliki garis V paling erotis yang pernah ia lihat. Tidak seperti teman sebayanya yang meski berotot tapi kurang terlihat jantan. Pamela berpikir tidak buruk memiliki Daddy sugar yang tampan, setidaknya dia tidak terlalu tua dan tidak gendut. 

Tbc.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Red Room   Epilog 2.

    Beberapa bulan berlalu dari pernikahan Pamela maupun Vanesa. Segalanya nampak normal bersama kehidupan mereka masing-masing. Hingga suatu hari, tanpa sengaja Vanesa bertemu dengan Pamela di depan Swalayan. Mereka berdua sama-sama menjinjing tas belanjaan, rupanya mereka berdua habis berbelanja di satu tempat.Pamela saat itu memakai hodi dan masker, tapi Vanesa yang pernah ia cap sebagai musuh besarnya, mampu mengenali Pamela dengan sangat baik."Pamela.""Vanesa."Mereka berdua terdiam dan menunduk malu. Ini karena mereka pernah menjadi saingan dan melakukan perang dingin untuk memperebutkan Orland. Sungguh semua itu masa lalu yang konyol dan memalukan jika diingat. Kini mereka berdua sadar jika sudah saling menyakiti satu dan lainnya."Selamat atas pernikahanmu, Vanesa," ucap Pamela tulus. Dia sangat senang mengetahui jika pria yang dinikahi Vanesa adalah ayah biologis dari bayi Vanesa.Vanesa tersenyum lembut. Aura keibuannya m

  • Red Room   Epilog.

    Semua orang terguncang dengan dengan pernikahan spektakuler Pamela dan Orland. Banyak para gadis merasa terharu dengan kisah mereka. Kisah cinta mereka bahkan menjadi tren karena benar- benar mengisahkan kisah Cinderella jaman modern yang nyata. Sesuatu yang diidam- idamkan para gadis di jaman ini.Rasa iri juga menerpa Vanesa yang kini sudah menjadi ibu dan memilih mandiri. Dia adalah gadis yang terlupakan oleh media sejak batalnya pernikahannya dengan Orland. Vanesa menyadari jika tidak bisa memaksakan cinta pada pria yang tidak mencintainya. Semua hanya kesepakatan semata dan Vanesa terlalu tenggelam dalam harapan semu.'Aku harap bisa sepertimu, Pammy? Aku juga ingin memiliki cinta yang indah sepertimu.'Vanesa hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju swalayan. Dia ingin membeli barang untuk kebutuhan bayinya.Dhug."Oh, maaf," ucap Vanesa."Tidak, aku yang bersalah..." jawab o

  • Red Room   The Wedding.

    Kejutan menyenangkan muncul di pagi hari. Ibuku yang selama ini enggan muncul tiba- tiba datang dengan senyum satu dolarnya. Jelas aku tidak bisa mendeskripsikan betapa bahagia melihatnya masih hidup, sehat dan bahagia."Ibu, akhirnya kau datang..." Aku memeluknya erat. "Terima kasih sudah mau datang."Ibu menepuk- nepuk bagiku dengan lembut. Kehangatan kasih sayangnya langsung merembes melalui sela- sela baju kami."Ibu datang setelah kau memberi tahu jika akan menikah... melihatku dalam gaun pernikahan yang tidak pernah ibu pakai adalah impian seumur hidup ibu.""Aku juga merasa masih bermimpi mengingat bagaimana kita dulu. Masuklah bu... "Dia nampak lebih kurus dari yang terakhir aku ingat. Langkahnya juga tidak terlalu kuat seperti dulu. Satu hal yang bagus yaitu dia lebih bahagia dari yang dulu."Aku senang kau memutuskan keluar dari persembunyianmu, Monica " Orland keluar dari kamar kami dengan setelan resminya. Ak

  • Red Room   Different.

    Dengan begini usai sudah kisah cinta antara Vivian dan Max. Vivian ternyata sudah menutup hatinya rapat- rapat terhadap pria itu. Kehilangan bayinya merupakan stimulan yang berfungsi seperti racun yang membunuh cinta Vivian terhadap Max. Aku pamit dan membawa rasa iba pada kedua orang itu. Vivian jelas tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Dia korban yang terluka dan mati rasa.Sedangkan Max, tidak mungkin ada yang tega menghakiminya sekarang. Pria itu tiap hari berjuang mendapatkan kembali hati Vivian. Mengerahkan apa yang ia punya untuk membuat Vivian kembali."Max, kau di sini?" Sapaku ketika hendak masuk ke apartemen Orland. Sopir sudah membawa pergi mobil dan aku tidak memiliki pilihan selain mengajak dia minum di cafe terdekat."Kita ke sana, kopi di sana enak. Aku yakin kau juga akan menyukai cemilannya. Melihat bagaimana kurusnya dirimu, aku yakin kau membutuhkan asupan makanan. ""Ya, aku memang ingin bicara denganmu."S

  • Red Room   Your Smile.

    Vivian jelas bukan orang yang berbahagia saat ini. Dia kehilangan cinta, bayi dan harapan dalam satu hari. Semua karena seorang pria yang menjadi sandaran hatinya. Hidupnya tidak lagi sama sejak saat itu, senyumnya menghilang karena rasa terkhianati yang begitu dalam.Pria yang menyebabkan dia mengalami hal mengerikan itu sekarang justru duduk di sampingnya dengan tatapan penuh tekad. Menjebaknya tanpa pilihan untuk bisa menghindar. Vivian tau butuh usaha keras agar Max pergi dan menyerah dalam hidupnya. Jadi ia memilih menghadapinya secara langsung untuk mengatakan dengan tegas tentang hubungan mereka yang berakhir. Sudah cukup dia lari dari Max karena ingin menghukumnya."Jika kau membahas masalah hubungan atau permintaan maaf maka aku akan pergi. "Sebuah undangan yang berisi tawaran untuk mendesain kostum berhasil membawa Vivian ke restoran paling berkesan selama dia dan Max berhubungan. Vivian merasa bodoh karena tertipu pa

  • Red Room   Love And Hate.

    Aku tertegun saat kakiku menapak di puncak pengunungan Alpen yang berselimut salju putih. Kemegahan alam yang menampilkan kemewahan putih alam sungguh mencengangkan . Sesuatu yang mengingatkanku pada pria yang dingin, indah dan perkasa. Nampak santun tapi berbahaya. Dia menarik hasrat siapapun untuk menaklukkannya. Sayangnya akulah sang penakluk pria dingin dan megah itu. Pria Alfa yang digilai para gadis justru menyerahkan dirinya padaku tanpa ia sadari. Itu membuatku menjadi pemenang dari semua hadiah yang bisa aku dapatkan di dunia ini.Di gunung eksotis yang menjadi kebanggaan warga Wina, aku mulai melanjutkan pekerjaan yang tertunda karena masalah George dan ayahku. Kamera, lampu dan segala macam peralatan untuk mendapatkan gambar sudah berada di posisi masing- masing."Tunjukkan perasaanmu yang sedang jatuh cinta, babe! " teriak Cordis. Dia justru bergerak- gerak lebih atraktif dari sang model. Itulah salah satu caranya untuk mendapatkan gamba

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status