Share

BAB 7

Tiga jam kemudian May masih berkeliaran di dalam hutan mencari Scarlet Daisy yang harusnya tumbuh di tanah tinggi. Kaki May mulai terasa sakit karna dia terus mendaki bukit bebatuan, melihat kedepannya May menemukan fakta bahwa Lefron bahkan sama sekali tidak berkeringat, penampilannya masih sama rapihnya ketika ia pergi tadi pagi.

“aku lelah” kata May kemudian dia duduk disebuah batu besar yang berada di sebuah lapangan kecil tanpa pepohonan disekelilingnya. “aku juga lapar” lanjut May yang akhirnya membuat Lefron membalikan tubuhnya, kemudian dia melihat serius kebelakang May, tak lama May merasakan angin kencang menerpa wajahnya, dan Lefron yang berdiri sekitar 100 meter darinya telah hilang dari pandangannya.

“huh” May melihat sekeliling tapi sosok Lefron juga tidak terlihat, kemudian May mulai merasa takut setelah sekitar 10 menit kemudian dia tak kunjung melihat Lefron, awalnya May mengira bahwa Lefron mungkin kebelet ingin pipis dan ia masih duduk santai di batu itu.

“LEF!” panggil May panik. “Lefron, ini tidak lucu!” katanya lagi, May yang panik kemudian mencoba untuk mencari keberadaan Lefron.

Setelah May berhasil turun dari bebatuan dia terdiam, May tidak tahu kearah mana Lefron pergi, ia juga tidak mengingat jalan kembali, baru sekarang May tersadar jika ia terlalu bergantung pada Lefron. Saking percayanya ia dengan Lefron ia mengikutinya secara membabi buta tanpa memperhatikan jalan yang ia lalui.

Hari sudah semakin siang, jika ia tidak bisa kembali sebelum malam datang apa yang harus dilakukannya, kemudian tak terasa air mata May mulai jatuh bercucuran dia berjongkok dan tenggelam dalam kesedihannya. Tak lama sepasang sepatu boot terlihat disudut mata May.

“apa yang kau lakukan?” suara Lefron yang familiar terdengar oleh May.

“kau tidak meninggalkanku?” May masih dengan air mata yang mengalir melihat Lefron dengan lekat.

Lefron berdesah kemudian dia ikut berjongkok melihat air mata May yang mengalir, “dasar bodoh, apa yang sebenarnya ada di otakmu ini?” Lefron menyentil jidat May.

May masih mengalirkan air matanya, “aku melihat ini, kupikir kau akan menyukainya” Lefron memperlihatkan sesuatu dari tangan kanannya, barulah May sekarang menyadari Lefron memegang seekor hewan seperti tikus tanpa buntutnya yang panjang.

“ini Hamster sihir” katanya memperlihatkan hewan itu. Gumpalan bulu itu berwarna kuning dengan corak hitam dipungggungnya, mungkin karena merasa stress dan ketakutan dia memasang wajah garangnya yang malah membuatnya terlihat semakin lucu, dua gigi depannya yang panjang terpampang sangat jelas.

“untukku?” tanya May, tangannya memegang punggung hewan itu.

“hamster sihir sangat pemalu tapi mereka terkenal memiliki IQ yang cukup tinggi dan mampu membantumu dalam banyak hal” Lefron memberikan Hamster yang tengah ketakutan itu pada May.

Hamster itu tidak lagi mencium bau darah yang ada pada sekujur tubuh Lefron, perlahan otot-ototnya yang tegang kembali relax setelah yakin bahwa tidak ada yan berbahaya pada May, Hamster itu mencoba untuk melarikan diri, namun sebelum semuanya terlaksana ia merasakan aura menyeramkan dari arah belakangnya. Setelah beberapa pertimbangan hamster itu memilih untuk menyembunyikan taring dan cakarnya kemudian dengan perlahan mengusapkan kepalanya pada tangan May.

“oh dia sangat jinak!” May kegirangan melihat tingkah hamster itu. Lefron tentu saja hanya tersenyum mendengarnya.

“ayo, aku menemukan scarlet daisy tidak jauh dari sini” setelah menghapus air matanya dan menaruh hamster itu dalam kantong bajunya, May mengeluarkan strawberry dari dalam tasnya kemudian ia berikan pada hamster itu kemudian ia mengikuti Lefron masuk kembali ke dalam hutan 15 menit dari sana ada sebuah bukit kecil, dipuncaknya berdiri sendirian dengan warna merah yang sangat menyala May dapat mengenalinya dari jauh sekalipun.

May berlari kecil kemudian dengan sarung tangan sihirnya ia memotong bunga daisy, karna meskipun sangat cantik bunganya yang merah menyala mengandung racun yang sangat berbahaya, May memasukannya kedalam botol kaca kecil sebelum ia masukan ke kantong sihir, untuk mencegah racunnya menyebar pada tanaman lain yan telah ia temukan.

“cit cit” tiba-tiba dari dalam kantong May muncul kepala hamster, dia melihat tanaman scarlet daisy dengan matanya yang bulat. Tanaman ini selain racun yang terkandung dalam bunganya, bagian lainnya tidak memiliki sesuatu yang dapat digunakan sehingga seringkali ditinggalkan begitu saja, jika beruntung akan memekarkan bunga lain, tapi jika tidak tanaman itu akan mati tidak lama setelah bunganya diambil.

“kenapa?” tanya May, mengeluarkan hamster yang belum sempat ia beri nama di telapak tangannya.

Hamster itu melihat May lekat-lekat, seakan-akan mengerti apa yang diucapkan May, hamster itu menunjuk dengan jari kecilnya kearah tanaman itu.

“cit cit” katanya.

“kau mau memakan itu?” May kemudian menatap Lefron yang berdiri tidak jauh darinya.

“biarkan saja” jawab Lefron santai. Setelah mendengar jawaban Lefron May kemudian melepaskan hamsternya ketanah. Kemudian dia melihat hamster itu kegirangan mengendus dan mengelilingi tanamannya, tak lama kakinya yang kecil itu mulai menggali tanah disekitar tanaman itu tumbuh, May berpikir mungkin ia ingin memakan akarnya.

Setelah beberapa saat menggali Hamster itu menemukan akarnya. Dengan gembira sambil mengeluarkan bunyi cicitan dia memotong semua akar yang ia temukan dan ia masukan kedalam kantung makanannya.

May terkejut karna jumlah akar yang ia masukan lebih besar dari seluruh badan hamster itu, tapi hamster sihir tidak terlihat kesusahan karnanya, dan Lefron juga tidak menunjukan ekspresi apapun, seakan-akan ini adalah hal yang memang seharusnya terjadi. May teringat sesuatu dari ensiklopedia hewan sihir yang ia baca.

"Hamster sihir adalah hewan pemalu dengan kantung makan yang sampai saat ini belum bisa ditentukan besar area yang dimilikinya, hal paling besar yang pernah dimasukan kedalam kantung makan mereka adalah 10 biji apel berukuran sedang. hamster sihir bisa hidup sampai dengan 30 tahun tetapi karena sangat pemalu mereka sangat sulit untuk bisa ditemukan"

Mereka terkenal sebagai hewan peliharaan langka karena sangat mudah untuk memberikan makanan kepada mereka, tapi mereka rata-rata memiliki gigi yang manis dan rentan sekali terkena penyakit diabetes, hanya itu yang mungkin perlu diperhatikan.

Setelah melakukan serangkaian kegiatan dengan sangat antusias hamster itu kemudian terbaring ditanah dengan perutnya menuju atas, sambil terus mengeluarkan bunyi seperti kegirangan, efek ini terlihat seperti kucing yang diberikan catnip atau orang yang sedang mabuk.

May sebenarnya agak sedikit khawatir tapi sepertinya itu bukan suatu hal yang besar jadi May hanya mengambil hamster itu kemudian menyimpannya kembali dikantung bajunya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status