Share

Bab 2 Ingatan yang Menyakitkan

Penulis: Cayllaza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-14 00:32:59

Meskipun pernikahan ini adalah perjodohan kedua keluarga, tapi calon suami Senian  adalah orang yang baik, tampan dan bertanggung jawab. Setidaknya itu kesan yang dia dapatkan selama dua tahun menjadi tunangan Xieran.

Di kehidupan sebelumnya, Senian  panik karena hari ini adalah hari pernikahannya. Bagaimanapun juga, selama dua tahun ini dia sudah jatuh cinta ke calon suaminya.

Dulu, Senian berusaha mencari cara untuk keluar. Dia berulang kali menekan gagang pintu, mengguncang keras-keras, sampai kulit telapak tangannya perih. Air mata hampir jatuh, namun rasa takut justru membuatnya semakin nekat. Dia menendang, memukul, meraba dan berteriak minta tolong.  

Setiap sudut ruangan yang asing tapi terasa begitu nyata dalam ingatannya.

Setelah berjam-jam mencoba, sebuah panggilan kecil dari luar memberinya jalan keluar. Beberapa pelayan menemukannya. Mereka mencari Senian  karena menghilang dari kamar di hari pernikahannya sendiri.

Senian jatuh terduduk di koridor gelap dengan napas terengah, tapi dalam hatinya tumbuh harapan baru. “Aku bisa keluar” pikirnya bahagia.

Aku bisa tetap menikah dengan Xieran” batinnya dengan keyakinan penuh.

Baginya saat itu, pernikahan adalah satu-satunya pegangan, satu-satunya cara untuk hidup sesuai takdir yang telah dijanjikan.

Hari itu, dia akhirnya berdiri di pelaminan dengan gaun putih. Senyum terukir di wajahnya, meski dalam hati ada getir yang tak bisa dijelaskan. Xieran, pria tampan dan kaya yang sudah dua tahun menjadi tunangannya, kini resmi menjadi suaminya. Senian meyakinkan diri bahwa segala penderitaan sebelumnya akan terbayar, bahwa hidup barunya akan penuh kebahagiaan.

Namun, seiring waktu, keyakinan itu runtuh. Xieran tak pernah benar-benar menoleh padanya. Tatapannya selalu dingin, suaranya selalu datar. Setiap pagi dia berangkat kerja lebih awal, setiap malam pulang larut, jarang sekali tersenyum padanya selain sekadar basa-basi.

Kehadiran Senian tak pernah dianggap penting.

Dalam enam tahun berikutnya, Senian menghabiskan seluruh usahanya demi diterima oleh suaminya. Dia meninggalkan pekerjaan di perusahaan keluarga, padahal itu adalah warisan kakeknya, darah dan keringat ayahnya. Dia berpikir, dengan fokus pada rumah besar keluarga Muller, Xieran akan lebih menghargainya. Dia menyiapkan makanan hangat, merawat rumah dengan teliti, menunggu setiap dia pulang kerja.

Tapi semua itu hanya berbalas dengan keheningan. Senian merelakan masa mudanya, hanya untuk seseorang yang tidak pernah benar-benar menoleh padanya.

Selama enam tahun pernikahan itu, kehidupan Senian tampak nyaris sempurna di mata orang luar.

Xieran menjalankan perannya sebagai suami dengan baik, dia menyentuhnya, bahkan sesekali memberinya hadiah mewah yang membuat orang lain iri.

Di setiap acara keluarga, pesta bisnis, atau undangan resmi, mereka hadir bersama sebagai pasangan ideal, Senian dengan gaun anggun dan senyum lembutnya, Xieran dengan sikap tenang dan wibawanya.

Namun di balik panggung itu, Senian tahu ada dinding tebal yang tak bisa dia runtuhkan. Xieran memang selalu ada secara fisik, tapi jiwanya jauh, dingin, seolah tak pernah benar-benar membiarkan dirinya masuk. Tatapannya jarang melembut, senyumnya hampir tak pernah terlihat, dan meski dia tak pernah kasar, ada jarak beku yang membuat Senian merasa seolah dirinya hanyalah hiasan di sisinya.

Enam tahun dia mencoba segalanya.

Namun waktu berjalan tanpa keajaiban. Rahimnya tetap kosong, dan setiap bulan menjadi pengingat pedih bahwa dia belum juga memberi cucu untuk keluarga besar itu.

Mertua yang dulu pernah ramah mulai menunjukkan wajah asli. Di depan kerabat, ibu mertua melempar senyum manis, tapi di rumah ucapannya tajam seperti pisau.

“Perempuan macam apa yang tak bisa memberi keturunan?”

“Kalau saja Xieran menikah dengan gadis lain, pasti sekarang sudah ada penerus keluarga.”

Kata-kata itu menusuk, tapi Senian hanya menunduk, menahan air mata agar tidak jatuh.

Dan seakan penderitaan itu belum cukup, perlahan sosok Yuilan adik tirinya sendiri masuk ke dalam lingkaran hidup mereka.

Dengan wajah manis dan sikap penuh perhatian, dia berhasil menyita perhatian semua orang, termasuk Xieran dan ibu mertuanya. Senian menyaksikan perlahan suaminya mulai menoleh lebih sering pada Yuilan, sementara mertuanya terang-terangan menunjukkan kasih sayang padanya, seolah Yuilan lah menantu sejati yang selama ini mereka dambakan.

Di balik senyum yang terus dia pertahankan di depan semua orang, hati Senian terkikis sedikit demi sedikit, menyisakan kehampaan dan luka yang tak seorang pun mau mengerti.

Delapan tahun kebersamaan dengan Xieran menjadi sia-sia. Xieran hanya mengikis masa mudanya selama delapan tahun bersamanya.

Dengan kepala pening, potongan kehidupan masa lalunya seperti film yang diputar kembali di depannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 30 Senyuman kecil Senian

    Malam itu, di kamar yang remang, Senian duduk di depan cermin. Gaun tidurnya sederhana, rambutnya tergerai, namun sorot matanya jauh dari lembut penuh tekad dan perhitungan.Tangannya menyusuri permukaan meja rias, jemarinya mengetuk perlahan, seirama dengan pikiran yang berputar di kepalanya.Senyum puas tak henti-hentinya menghiasi bibirnya sejak kabar lamarannya dengan Nathan Muller meledak di seluruh kota.“Akhirnya, aku berhasil masuk.”Dia teringat wajah para tamu yang bersorak saat lamaran diumumkan. Tatapan kagum, iri, bahkan sinis, semua melebur menjadi satu. Tapi bagi Senian, itu hanya permulaan.“Di kehidupan lalu, aku yang diinjak-injak. Aku yang diabaikan. Kini, dengan status sebagai tunangan Nathan Muller, pintu menuju jantung keluarga Muller terbuka lebar di depanku.”Senyum samar muncul di bibirnya, namun matanya dingin.Dia tahu, nama Nathan Muller tidaklah bersih. Dia dicap pemalas, gemar berpesta, menghamburkan uang keluarga tanpa arah. Banyak yang menilainya hanya

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 29 Perbincangan Elit Politik

    Kabar lamaran Nathan Muller kepada Senian Zhuge keluar dari ranah sosialita dan mulai memasuki meja-meja rapat bisnis dan elit politik di pemerintahanDi meja makan malam para pengusaha, kabar itu menjadi topik hangat. Ada yang berspekulasi bahwa langkah ini adalah strategi politik ekonomi tersembunyi, ada pula yang menganggapnya sekadar drama sosialita kelas atas. Namun, sebagian besar sepakat, pernikahan ini akan mengubah peta kekuatan. Perusahaan besar bisa jadi berkolaborasi atau justru saling menekan, sementara pihak pemerintah harus berhati-hati agar tidak terseret dalam pusaran kepentingan keduanya.Di gedung-gedung tinggi Ibukota, para direktur dan pemilik saham mulai bertanya-tanya.“Apakah ini strategi keluarga Muller?”Salah satu pengusaha berbisik di ruang rapat.“Mereka mengikat Zhuge lewat pernikahan? Atau ada maksud lain?” sahut yang lain sambil mengetuk meja dengan cemas.“sepertinya mereka tidak mau kehilangan anak pemegang hak waris yang sah dari keluarga Zhuge” b

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 28 Perbincangan elit politik

    Biasanya, Senian adalah sosok yang mudah terluka ketika dihina. Di masa lalu, setiap kali ada komentar miring, dia akan menangis diam-diam. Tapi kali ini? Senian justru tersenyum, bahkan seakan menikmati perhatian itu.Marco menggigit bibirnya. “Ada yang berbeda… Kakak bukan lagi Senian yang dulu.”“Apa sebenarnya yang kamu rencanakan, Kak?” tanya Marco dalam hati.Tatapannya jatuh pada kakaknya yang sedang menuang teh dengan gerakan anggun, seolah semua hal di luar sana tidak berpengaruh sedikit pun.Marco memberanikan diri bertanya, suaranya ragu.“Kak… boleh jujur padaku? Apa kamu punya rencana lain ke keluarga Muller? Atau… ada alasan lain kenapa kamu setegar ini?”Senian berhenti sejenak.Senyum samar tetap tergambar di bibirnya, tapi matanya berkilat dingin sesaat sebelum kembali lembut. “Marco,” jawabnya, nada suaranya tenang.“ada hal-hal yang tidak perlu kamu ketahui sekarang. Percayalah, semua ini untuk kebaikan kita.”Marco terdiam.Kata-kata itu bukannya menenangkan, justr

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 27 Hujatan Sosial

    Keesokan paginya, berita di surat kabar dan media sosial heboh, bukan hanya di ruangan itu, tetapi juga segera menyebar ke kalangan atas ibu kota.Namun yang membuat riuh bukanlah berita politik atau bisnis, melainkan satu kabar yang mendominasi seluruh halaman sosial.“Nathan Muller Resmi Melamar Senian Zhuge!”Judul itu besar, tebal, dan sulit diabaikan. Beberapa bahkan menambahkan foto buram dari acara lamaran sederhana malam sebelumnya.Tagar #LamaranMullerZhuge menduduki posisi teratas trending di media sosial. Ribuan komentar bermunculan, sebagian kagum, senang, ada pula sinis.“Benarkah? Itu bukan rumor lagi?” gumam seorang sosialita sambil meneguk tehnya. “Tuhan, Senian benar-benar naik derajat. Dari hampir menjadi istri Xieran, kini justru tunangan pamannya.”Suara tawa, decak kagum, juga bisikan sinis bergema di mana-mana.“Wah, Senian beruntung sekali! Dari calon istri Xieran, langsung naik jadi tunangan Nathan Muller. Itu namanya jackpot!” tulis seorang netizen dengan emot

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 26 Lamaran resmi

    Malam sebelum acara lamaran, ruang pertemuan keluarga Muller terasa berbeda. Hanya beberapa anggota inti yang hadir, tanpa kehadiran tamu luar.Nathan duduk tenang di kursi utama, ekspresinya tak tergoyahkan. Namun tatapan beberapa anggota keluarga besar jelas-jelas penuh tanda tanya.“Nathan, apa kamu yakin dengan keputusan ini? Semua orang tahu masa lalu Senian dengan Xieran. membawanya masuk ke keluarga kita bisa menimbulkan gosip yang tak ada habisnya.”“Benar. Bayangkan bagaimana orang luar akan memandang keluarga Muller, seolah-olah kita mengambil sisa dari Xieran. Apa itu tidak merendahkan nama keluarga?”Xieran duduk agak jauh, dia memilih bungkam. Wajahnya tegang, tapi matanya tajam menatap lantai seakan mencoba menyembunyikan gejolak hatinya.“Lucu sekali,” ucap Nathan tenang, tapi tajam.“Di pesta pernikahan kemarin, ketika aku ingin menolak ajakan menikah dari Senian, tidak ada satu pun dari kalian yang menolak. Semua mengangguk, semua tersenyum, semua menyetujuinya.”Dia

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 25 Xieran Geram

    “Gadis yang baru saja kehilangan tunangan biasanya hancur berkeping-keping. Apalagi tunangan sekelas Xieran Muller. Semua orang tahu betapa besar cintamu dulu padanya. Tapi kamu…” Nathan memiringkan kepalanya, menatapnya seakan sedang memeriksa pion di papan catur. “…kamu berdiri di hadapanku dengan keberanian yang bahkan jarang kulihat pada pria.”Senian terdiam sesaat, tapi tidak bergeming. “Mungkin kamu hanya salah menilai aku selama ini.”Nathan tersenyum tipis, sinis sekaligus mengagumi. “Tidak… bukan salah menilai. Kamu yang sengaja menutupinya. Kamu menyembunyikan sesuatu.”Di dalam kepalanya, Nathan mulai menyusun strategi.Jika Senian ingin bermain api, maka dia akan memastikan nyala api itu tidak hanya membakar dirinya, tapi juga membakar balik gadis itu.“Baiklah, Senian” batinnya dingin. “Jika kamu ingin menikah dengan cepat, aku akan mengikutimu. Tapi jangan pernah lupa, aku tidak akan membiarkan orang lain menjebakku. Kalau kamu punya permainan, aku akan memastikan perma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status