Share

Bab 3 Keributan di Hari Pernikahan

Penulis: Cayllaza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-14 13:32:16

Pagi itu, cahaya matahari baru saja menyelinap lewat jendela ketika teriakan panik seorang pelayan terdengar dari kamar lantai atas.

“Nona… nona tidak ada! Nona Senian tidak ada di kamarnya!”

Suasana rumah seketika heboh. Para pelayan yang sedang menyiapkan hidangan dan hiasan berlarian ke arah kamar pengantin wanita. Pintu kamar terbuka lebar, ranjangnya kosong, selimut sedikit berantakan tanda pernah digunakan. Pengantinnya sendiri menghilang tanpa jejak.

Seorang pelayan menutup mulutnya dengan tangan, matanya membesar ketakutan.

“Bagaimana mungkin nona pergi di hari pernikahannya? tidak mungkin… ini pasti ada yang salah.” Ucap Gao Lin.

Gao Lin adalah asisten pribadi Senian, dia adalah orang paling dekat dengannya saat ini. Saat mendengar nona mereka tidak ada, dia langsung panik.

Yang lain mencoba mencari petunjuk membuka lemari, memeriksa balkon, bahkan mengintip ke bawah meja. Namun tak ada satu pun jejak keberadaan Senian. Tidak ada catatan, tidak ada barang bawaan, hanya kekosongan yang membuat bulu kuduk mereka merinding.

“Kalau keluarga tahu… bagaimana ini?” bisik salah satu pelayan dengan wajah pucat pasi. Gao Lin hanya terdiam membeku.

Mereka tahu, pagi ini adalah hari besar, hari di mana seluruh tamu penting sudah dijadwalkan hadir. Ketidakhadiran sang pengantin wanita bisa berarti bencana, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi para pelayan yang bertugas.

Dengan langkah gemetar, mereka berhamburan keluar kamar, menyusuri lorong-lorong rumah besar itu, memanggil nama nona mereka di setiap sudut.

“Nona Senian! Nona, di mana Anda?” Suara mereka menggema, tapi hanya keheningan yang menjawab.

Dan semakin lama mereka tidak menemukan apa pun, semakin besar rasa takut yang menggerogoti hati mereka. Seolah-olah pengantin wanita itu lenyap begitu saja dari dunia, meninggalkan misteri di hari yang seharusnya menjadi awal kebahagiaan.

Pagi itu, rumah keluarga Zhuge berubah menjadi lautan kepanikan.

Seharusnya hari paling membahagiakan, tapi suasana justru mencekam. Gaun putih yang sudah digantung sejak malam kini bergoyang pelan tertiup angin dari jendela terbuka, sementara kamar pengantin wanita kosong tanpa jejak pemiliknya.

Mama Senian, Camila terduduk di kursi, wajahnya pucat dengan air mata yang mengalir.

“Anakku… di mana Senian? kenapa bisa menghilang di hari sepenting ini?” Suaranya pecah, tangannya bergetar meremas sapu tangan yang sudah basah kuyup.

Papa Senian, Andrian mondar-mandir di lorong, wajahnya merah padam, urat di leher menegang.

“Bagaimana mungkin pengantin wanita bisa hilang?! apa kalian semua buta?!” teriaknya pada para pelayan yang juga kebingungan mencari ke setiap sudut rumah.

Sementara itu, Yuilan berdiri di dekat ibu mereka, menundukkan kepala dengan ekspresi penuh simpati yang dipoles rapi.

“Mama tenanglah… mungkin Kakak hanya sedang gugup. Aku yakin sebentar lagi dia akan kembali,” ucapnya lembut, tangannya mengusap punggung sang ibu seolah menenangkan.

“Bukankah masih ada waktu, ini masih terlalu pagi untuk ke acara pernikahan” lanjut Yuilan menenangkan.

Namun di balik wajah manisnya, tersimpan kilatan samar kemenangan kecil yang dia rahasiakan. Yuilan menahan tawa kecil di dalam hati.

Tak seorang pun tau.

Mereka tidak akan menemukannya. tidak hari ini!.” Batinnya penuh kebanggaan, seakan setiap langkah rencananya berjalan mulus.

Sementara itu, suasana rumah semakin kacau balau. Para pelayan bertabrakan di lorong, perintah saling bersahutan, sementara dekorasi pernikahan yang sudah hampir rampung berantakan karena tergesa-gesa, bunga yang dipersiapkan terinjak, meja hidangan miring terkena sapuan rok pelayan yang panik.

Persiapan yang semestinya megah berubah menjadi kekacauan.

Dan di tengah hiruk-pikuk itu, Yuilan menunduk seolah ikut bersedih, padahal dalam hatinya ia menikmati setiap detik kepanikan itu, karena semua ini adalah panggung awal dari kebanggaan dirinya.

Tiba-tiba dari lorong samping terdengar derap langkah sepatu berhak tinggi.

Tamara, tante Yuilan, muncul dengan gaun elegan berwarna ungu tua, rambutnya sudah disanggul rapi dengan perhiasan berkilau. Seharusnya dia hanya tinggal duduk anggun di kursi tamu kehormatan, menikmati acara megah ini. Namun yang dia dapati justru pemandangan kacau balau pelayan berlarian, suara tangisan dan teriakan memenuhi udara.

“Apa yang terjadi di sini?” seru Tamara dengan dahi berkerut.

Gaunnya yang mewah seolah tidak sejalan dengan kepanikan yang melingkupi rumah itu. Dia segera menghampiri Camila, mama Senian yang masih duduk pucat sambil menutup wajah dengan sapu tangan basah oleh air mata.

“Kenapa, ada apa?” tanya Tamara dengan nada panik.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 30 Senyuman kecil Senian

    Malam itu, di kamar yang remang, Senian duduk di depan cermin. Gaun tidurnya sederhana, rambutnya tergerai, namun sorot matanya jauh dari lembut penuh tekad dan perhitungan.Tangannya menyusuri permukaan meja rias, jemarinya mengetuk perlahan, seirama dengan pikiran yang berputar di kepalanya.Senyum puas tak henti-hentinya menghiasi bibirnya sejak kabar lamarannya dengan Nathan Muller meledak di seluruh kota.“Akhirnya, aku berhasil masuk.”Dia teringat wajah para tamu yang bersorak saat lamaran diumumkan. Tatapan kagum, iri, bahkan sinis, semua melebur menjadi satu. Tapi bagi Senian, itu hanya permulaan.“Di kehidupan lalu, aku yang diinjak-injak. Aku yang diabaikan. Kini, dengan status sebagai tunangan Nathan Muller, pintu menuju jantung keluarga Muller terbuka lebar di depanku.”Senyum samar muncul di bibirnya, namun matanya dingin.Dia tahu, nama Nathan Muller tidaklah bersih. Dia dicap pemalas, gemar berpesta, menghamburkan uang keluarga tanpa arah. Banyak yang menilainya hanya

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 29 Perbincangan Elit Politik

    Kabar lamaran Nathan Muller kepada Senian Zhuge keluar dari ranah sosialita dan mulai memasuki meja-meja rapat bisnis dan elit politik di pemerintahanDi meja makan malam para pengusaha, kabar itu menjadi topik hangat. Ada yang berspekulasi bahwa langkah ini adalah strategi politik ekonomi tersembunyi, ada pula yang menganggapnya sekadar drama sosialita kelas atas. Namun, sebagian besar sepakat, pernikahan ini akan mengubah peta kekuatan. Perusahaan besar bisa jadi berkolaborasi atau justru saling menekan, sementara pihak pemerintah harus berhati-hati agar tidak terseret dalam pusaran kepentingan keduanya.Di gedung-gedung tinggi Ibukota, para direktur dan pemilik saham mulai bertanya-tanya.“Apakah ini strategi keluarga Muller?”Salah satu pengusaha berbisik di ruang rapat.“Mereka mengikat Zhuge lewat pernikahan? Atau ada maksud lain?” sahut yang lain sambil mengetuk meja dengan cemas.“sepertinya mereka tidak mau kehilangan anak pemegang hak waris yang sah dari keluarga Zhuge” b

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 28 Perbincangan elit politik

    Biasanya, Senian adalah sosok yang mudah terluka ketika dihina. Di masa lalu, setiap kali ada komentar miring, dia akan menangis diam-diam. Tapi kali ini? Senian justru tersenyum, bahkan seakan menikmati perhatian itu.Marco menggigit bibirnya. “Ada yang berbeda… Kakak bukan lagi Senian yang dulu.”“Apa sebenarnya yang kamu rencanakan, Kak?” tanya Marco dalam hati.Tatapannya jatuh pada kakaknya yang sedang menuang teh dengan gerakan anggun, seolah semua hal di luar sana tidak berpengaruh sedikit pun.Marco memberanikan diri bertanya, suaranya ragu.“Kak… boleh jujur padaku? Apa kamu punya rencana lain ke keluarga Muller? Atau… ada alasan lain kenapa kamu setegar ini?”Senian berhenti sejenak.Senyum samar tetap tergambar di bibirnya, tapi matanya berkilat dingin sesaat sebelum kembali lembut. “Marco,” jawabnya, nada suaranya tenang.“ada hal-hal yang tidak perlu kamu ketahui sekarang. Percayalah, semua ini untuk kebaikan kita.”Marco terdiam.Kata-kata itu bukannya menenangkan, justr

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 27 Hujatan Sosial

    Keesokan paginya, berita di surat kabar dan media sosial heboh, bukan hanya di ruangan itu, tetapi juga segera menyebar ke kalangan atas ibu kota.Namun yang membuat riuh bukanlah berita politik atau bisnis, melainkan satu kabar yang mendominasi seluruh halaman sosial.“Nathan Muller Resmi Melamar Senian Zhuge!”Judul itu besar, tebal, dan sulit diabaikan. Beberapa bahkan menambahkan foto buram dari acara lamaran sederhana malam sebelumnya.Tagar #LamaranMullerZhuge menduduki posisi teratas trending di media sosial. Ribuan komentar bermunculan, sebagian kagum, senang, ada pula sinis.“Benarkah? Itu bukan rumor lagi?” gumam seorang sosialita sambil meneguk tehnya. “Tuhan, Senian benar-benar naik derajat. Dari hampir menjadi istri Xieran, kini justru tunangan pamannya.”Suara tawa, decak kagum, juga bisikan sinis bergema di mana-mana.“Wah, Senian beruntung sekali! Dari calon istri Xieran, langsung naik jadi tunangan Nathan Muller. Itu namanya jackpot!” tulis seorang netizen dengan emot

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 26 Lamaran resmi

    Malam sebelum acara lamaran, ruang pertemuan keluarga Muller terasa berbeda. Hanya beberapa anggota inti yang hadir, tanpa kehadiran tamu luar.Nathan duduk tenang di kursi utama, ekspresinya tak tergoyahkan. Namun tatapan beberapa anggota keluarga besar jelas-jelas penuh tanda tanya.“Nathan, apa kamu yakin dengan keputusan ini? Semua orang tahu masa lalu Senian dengan Xieran. membawanya masuk ke keluarga kita bisa menimbulkan gosip yang tak ada habisnya.”“Benar. Bayangkan bagaimana orang luar akan memandang keluarga Muller, seolah-olah kita mengambil sisa dari Xieran. Apa itu tidak merendahkan nama keluarga?”Xieran duduk agak jauh, dia memilih bungkam. Wajahnya tegang, tapi matanya tajam menatap lantai seakan mencoba menyembunyikan gejolak hatinya.“Lucu sekali,” ucap Nathan tenang, tapi tajam.“Di pesta pernikahan kemarin, ketika aku ingin menolak ajakan menikah dari Senian, tidak ada satu pun dari kalian yang menolak. Semua mengangguk, semua tersenyum, semua menyetujuinya.”Dia

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 25 Xieran Geram

    “Gadis yang baru saja kehilangan tunangan biasanya hancur berkeping-keping. Apalagi tunangan sekelas Xieran Muller. Semua orang tahu betapa besar cintamu dulu padanya. Tapi kamu…” Nathan memiringkan kepalanya, menatapnya seakan sedang memeriksa pion di papan catur. “…kamu berdiri di hadapanku dengan keberanian yang bahkan jarang kulihat pada pria.”Senian terdiam sesaat, tapi tidak bergeming. “Mungkin kamu hanya salah menilai aku selama ini.”Nathan tersenyum tipis, sinis sekaligus mengagumi. “Tidak… bukan salah menilai. Kamu yang sengaja menutupinya. Kamu menyembunyikan sesuatu.”Di dalam kepalanya, Nathan mulai menyusun strategi.Jika Senian ingin bermain api, maka dia akan memastikan nyala api itu tidak hanya membakar dirinya, tapi juga membakar balik gadis itu.“Baiklah, Senian” batinnya dingin. “Jika kamu ingin menikah dengan cepat, aku akan mengikutimu. Tapi jangan pernah lupa, aku tidak akan membiarkan orang lain menjebakku. Kalau kamu punya permainan, aku akan memastikan perma

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status