Home / Romansa / Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas / Bab 1 Ruangan Terkunci awal masa lalu

Share

Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas
Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas
Author: Cayllaza

Bab 1 Ruangan Terkunci awal masa lalu

Author: Cayllaza
last update Last Updated: 2025-09-13 22:29:04

Senian perlahan membuka mata dan menatap sekeliling ruangan yang asing.

Udara di dalam ruangan itu dingin, sedikit lembap, bau kapur dan aroma kayu lapuk menyeruak. Dinding kamar kusam dan perabotaan sederhana yang tak pernah dia lihat, tapi anehnya semuanya terasa sangat akrab. Cahaya yang masuk dari sela jendela kecil menyilaukan wajahnya membuat dia menyipitkan mata.  

Dia mengangkat tangan menutupi wajahnya dari cahaya matahari yang silau. Matanya mulai menatap sekeliling ruangan.

Ruangan ini hanya ada satu pintu kayu dengan gagang pintu yang sedikit berkarat. Ada goresan di ambang pintu, bekas tangan.

Potongan memori yang lambat-lambat merayap naik.

akh ini bukan kamarku, tapi …….” Senian  membelalakkan matanya. Sesaat dia ingat, ruangan ini, seperti kejadian enam tahun yang lalu.

Kenapa aku kembali ke sini?” pikirnya. Suaranya serak bahkan untuk dirinya sendiri.

Apakah ini mimpi? Beberapa menit yang lalu dia ingat, memori tentang hari pernikahan, gaun yang belum sempat dipakai, wajah yang dingin, janji-janji yang retak, nyala api yang membesar, lalu kegelapan dan seharusnya itu akhir.

Apa yang terjadi, bukankah dia sudah mati!?

Dia meraba saku, berharap menemukan sesuatu yang nyata tapi tidak menemukan apapun. Dia melihat ada bekas luka samar di pergelangan yang terasa perih seperti bekas jeratan. Jemarinya masih halus, kulitnya belum dipenuhi garis lelah enam tahun pernikahan.

Dia terdiam, lalu bangkit dengan susah payah menuju cermin kecil yang tergantung miring di dinding. Bayangan yang menatap balik adalah wajah mudanya, mata penuh cahaya, kulit segar, bukan wajah lusuh yang pernah dia lihat di akhir hidupnya.

Matanya berkaca-kaca, bukan hanya karena sakit, tapi ada campuran ketakutan, kebingungan, dan sesuatu yang lebih berbahaya. Ruangan ini tidak asing, dia mengenalnya karena sesuatu yang paling buruk dalam hidupnya pernah terjadi.

Ini adalah tempat dia pernah terkurung enam tahun lalu. Ingatan itu meledak, padat dan dingin. Gambaran villa, pemindahan, keheningan yang mematikan.

Dalam sekejap, semua ingatannya kembali.

Bagaimana mungkin?” bisiknya.

Jika dia kembali di sini, berarti waktu telah bergeser atau dirinya dipaksa untuk mengulang. Ada alasan mengapa jejak-jejak itu disiapkan untuknya lagi.

Perlahan, kesadaran berpindah dari panik ke kegembiraan kecil, jantungnya yang berdetak memberi bukti bahwa dia masih hidup, dan ini adalah kesempatan.

Jika dia memang hidup lagi, jika takdir memberinya detik kedua, apakah dia akan membiarkan kejadian lama terulang?

Di ujung bibirnya terbit senyum kecil, tipis tetapi nyata.

Napasnya tercekat. “Aku… kembali?” Gumaman itu menggema lirih.

Dia menarik napas dalam-dalam, merasakan udara dingin masuk hingga ke dasar paru-paru, dan untuk pertama kali sejak membuka mata, sebuah rencana kecil bergema di otaknya bukan untuk lari lagi, tapi untuk mengubah akhir.

Ternyata dia benar-benar telah bereinkarnasi!

Bereinkarnasi kembali ke enam tahun lalu, pada hari pernikahannya.

Dia adalah Senian Zhuge, putri sulung keluarga Zhuge. Dia bertunangan dengan Xieran Murrel, anak tunggal Muriel Group, pewaris tunggal bisnis keluarga Murrel. Senian mempunyai adik laki-laki Marco Zhuge dan seorang adik tiri, Yuilan Zhuge.

Ingatannya menyeruak, malam sebelum pernikahan, adik tirinya, Yuilan, mengetuk pintu dengan senyum manis.

Dia mengajaknya berbincang, berkata ingin menenangkan hati kakaknya yang akan menikah besok. Tanpa curiga, dia menuruti. Di meja, ada minuman yang Yuilan suguhkan. Dia meneguk tanpa berpikir. Lalu gelap.

Ketika dia sadar, Senian  berada di ruangan terkunci.

Sekarang, puzzle itu tersusun jelas. Dulu, dia sama sekali tidak mencurigai kelicikan itu. Dia bodoh, terlalu percaya pada adik tirinya hingga akhirnya, dia terbangun di tempat ini, tidak sadar bahwa hidupnya akan berubah selamanya.

Air mata menggenang di pelupuk, bukan karena kelemahan, melainkan karena campuran getir dan marah.

Jadi ini awal segalanya” pikirnya.

Tuhan, atau takdir, atau entah siapa, telah mengembalikannya tepat ke titik sebelum kehancuran dimulai.

Hari pernikahannya!.

Hari yang dulu dia kira akan membuka kebahagiaan, tetapi justru membawanya ke neraka panjang.

Kali ini, tidak akan ada kebodohan. Tidak ada lagi kelengahan. Jika ini kesempatan kedua, maka dia bersumpah, kelicikan itu tidak akan pernah berhasil.

Dia tidak akan menjadi korban lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 30 Senyuman kecil Senian

    Malam itu, di kamar yang remang, Senian duduk di depan cermin. Gaun tidurnya sederhana, rambutnya tergerai, namun sorot matanya jauh dari lembut penuh tekad dan perhitungan.Tangannya menyusuri permukaan meja rias, jemarinya mengetuk perlahan, seirama dengan pikiran yang berputar di kepalanya.Senyum puas tak henti-hentinya menghiasi bibirnya sejak kabar lamarannya dengan Nathan Muller meledak di seluruh kota.“Akhirnya, aku berhasil masuk.”Dia teringat wajah para tamu yang bersorak saat lamaran diumumkan. Tatapan kagum, iri, bahkan sinis, semua melebur menjadi satu. Tapi bagi Senian, itu hanya permulaan.“Di kehidupan lalu, aku yang diinjak-injak. Aku yang diabaikan. Kini, dengan status sebagai tunangan Nathan Muller, pintu menuju jantung keluarga Muller terbuka lebar di depanku.”Senyum samar muncul di bibirnya, namun matanya dingin.Dia tahu, nama Nathan Muller tidaklah bersih. Dia dicap pemalas, gemar berpesta, menghamburkan uang keluarga tanpa arah. Banyak yang menilainya hanya

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 29 Perbincangan Elit Politik

    Kabar lamaran Nathan Muller kepada Senian Zhuge keluar dari ranah sosialita dan mulai memasuki meja-meja rapat bisnis dan elit politik di pemerintahanDi meja makan malam para pengusaha, kabar itu menjadi topik hangat. Ada yang berspekulasi bahwa langkah ini adalah strategi politik ekonomi tersembunyi, ada pula yang menganggapnya sekadar drama sosialita kelas atas. Namun, sebagian besar sepakat, pernikahan ini akan mengubah peta kekuatan. Perusahaan besar bisa jadi berkolaborasi atau justru saling menekan, sementara pihak pemerintah harus berhati-hati agar tidak terseret dalam pusaran kepentingan keduanya.Di gedung-gedung tinggi Ibukota, para direktur dan pemilik saham mulai bertanya-tanya.“Apakah ini strategi keluarga Muller?”Salah satu pengusaha berbisik di ruang rapat.“Mereka mengikat Zhuge lewat pernikahan? Atau ada maksud lain?” sahut yang lain sambil mengetuk meja dengan cemas.“sepertinya mereka tidak mau kehilangan anak pemegang hak waris yang sah dari keluarga Zhuge” b

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 28 Perbincangan elit politik

    Biasanya, Senian adalah sosok yang mudah terluka ketika dihina. Di masa lalu, setiap kali ada komentar miring, dia akan menangis diam-diam. Tapi kali ini? Senian justru tersenyum, bahkan seakan menikmati perhatian itu.Marco menggigit bibirnya. “Ada yang berbeda… Kakak bukan lagi Senian yang dulu.”“Apa sebenarnya yang kamu rencanakan, Kak?” tanya Marco dalam hati.Tatapannya jatuh pada kakaknya yang sedang menuang teh dengan gerakan anggun, seolah semua hal di luar sana tidak berpengaruh sedikit pun.Marco memberanikan diri bertanya, suaranya ragu.“Kak… boleh jujur padaku? Apa kamu punya rencana lain ke keluarga Muller? Atau… ada alasan lain kenapa kamu setegar ini?”Senian berhenti sejenak.Senyum samar tetap tergambar di bibirnya, tapi matanya berkilat dingin sesaat sebelum kembali lembut. “Marco,” jawabnya, nada suaranya tenang.“ada hal-hal yang tidak perlu kamu ketahui sekarang. Percayalah, semua ini untuk kebaikan kita.”Marco terdiam.Kata-kata itu bukannya menenangkan, justr

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 27 Hujatan Sosial

    Keesokan paginya, berita di surat kabar dan media sosial heboh, bukan hanya di ruangan itu, tetapi juga segera menyebar ke kalangan atas ibu kota.Namun yang membuat riuh bukanlah berita politik atau bisnis, melainkan satu kabar yang mendominasi seluruh halaman sosial.“Nathan Muller Resmi Melamar Senian Zhuge!”Judul itu besar, tebal, dan sulit diabaikan. Beberapa bahkan menambahkan foto buram dari acara lamaran sederhana malam sebelumnya.Tagar #LamaranMullerZhuge menduduki posisi teratas trending di media sosial. Ribuan komentar bermunculan, sebagian kagum, senang, ada pula sinis.“Benarkah? Itu bukan rumor lagi?” gumam seorang sosialita sambil meneguk tehnya. “Tuhan, Senian benar-benar naik derajat. Dari hampir menjadi istri Xieran, kini justru tunangan pamannya.”Suara tawa, decak kagum, juga bisikan sinis bergema di mana-mana.“Wah, Senian beruntung sekali! Dari calon istri Xieran, langsung naik jadi tunangan Nathan Muller. Itu namanya jackpot!” tulis seorang netizen dengan emot

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 26 Lamaran resmi

    Malam sebelum acara lamaran, ruang pertemuan keluarga Muller terasa berbeda. Hanya beberapa anggota inti yang hadir, tanpa kehadiran tamu luar.Nathan duduk tenang di kursi utama, ekspresinya tak tergoyahkan. Namun tatapan beberapa anggota keluarga besar jelas-jelas penuh tanda tanya.“Nathan, apa kamu yakin dengan keputusan ini? Semua orang tahu masa lalu Senian dengan Xieran. membawanya masuk ke keluarga kita bisa menimbulkan gosip yang tak ada habisnya.”“Benar. Bayangkan bagaimana orang luar akan memandang keluarga Muller, seolah-olah kita mengambil sisa dari Xieran. Apa itu tidak merendahkan nama keluarga?”Xieran duduk agak jauh, dia memilih bungkam. Wajahnya tegang, tapi matanya tajam menatap lantai seakan mencoba menyembunyikan gejolak hatinya.“Lucu sekali,” ucap Nathan tenang, tapi tajam.“Di pesta pernikahan kemarin, ketika aku ingin menolak ajakan menikah dari Senian, tidak ada satu pun dari kalian yang menolak. Semua mengangguk, semua tersenyum, semua menyetujuinya.”Dia

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 25 Xieran Geram

    “Gadis yang baru saja kehilangan tunangan biasanya hancur berkeping-keping. Apalagi tunangan sekelas Xieran Muller. Semua orang tahu betapa besar cintamu dulu padanya. Tapi kamu…” Nathan memiringkan kepalanya, menatapnya seakan sedang memeriksa pion di papan catur. “…kamu berdiri di hadapanku dengan keberanian yang bahkan jarang kulihat pada pria.”Senian terdiam sesaat, tapi tidak bergeming. “Mungkin kamu hanya salah menilai aku selama ini.”Nathan tersenyum tipis, sinis sekaligus mengagumi. “Tidak… bukan salah menilai. Kamu yang sengaja menutupinya. Kamu menyembunyikan sesuatu.”Di dalam kepalanya, Nathan mulai menyusun strategi.Jika Senian ingin bermain api, maka dia akan memastikan nyala api itu tidak hanya membakar dirinya, tapi juga membakar balik gadis itu.“Baiklah, Senian” batinnya dingin. “Jika kamu ingin menikah dengan cepat, aku akan mengikutimu. Tapi jangan pernah lupa, aku tidak akan membiarkan orang lain menjebakku. Kalau kamu punya permainan, aku akan memastikan perma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status