Bab 40 Karma yang mulai berjalan

Pagi hari sinar matahari menembus tirai tipis, membangunkan Nathan yang masih berat dengan rasa kantuk, matanya yang setengah terbuka. Langkahnya masih goyah saat keluar dari kamar. Dia berjalan pelan dengan wajah kusut karena belum benar-benar terjaga. Sesekali dia menguap menahan kantuknya.

Sementara istrinya keluar dengan muka berseri, terlihat tidur nyenyak di kasur yang empuk. Nathan meliriknya sebal

“bagaimana gadis ini bisa tertidur lelap sementara di kamar ada orang asing bersamanya” gumam dia.

Begitu pintu ruang makan terbuka, mereka langsung disambut senyum lebar keluarga yang sudah menunggu. Gelak tawa kecil terdengar ketika melihat kedua pengantin baru itu muncul dengan ekspresi setengah sadar, seperti anak-anak yang dipaksa bangun lebih pagi dari biasanya.

Wajah memerah karena malu, mereka saling melirik canggung, sementara ucapan selamat pagi dari para orang tua terasa hangat, menutup kejanggalan dengan kasih sayang.

Helene menyambutnya dengan suka cita, dia masih tidak