Beranda / Romansa / Rental Pacar Gratis Cinta / Misi Baron : Penolakan Senior

Share

Misi Baron : Penolakan Senior

Penulis: Iris Prabowo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-10 21:00:23

"Hai, aku Baron. Boleh aku panggil kamu 'baby'?"

Klien Baron hari ini bernama Alita, gadis yang masih high school namun depresi karena baru saja cintanya ditolak.

Tinggi seratus lima puluh lima sentimeter, kacamata tebal, banyak komedo di hidung, muka kusam, dan mudah gugup. Melihat sekilas saja ia langsung tahu alasan kenapa gadis itu mengalami penolakan.

"Hai, Kak. Maaf ya, aku nangis..."

Alita duduk di bangku taman kota, menatap tanah dengan mata yang merah bengkak. Melihat kesedihan di wajahnya, Baron mengeluarkan tissu lalu menyapu air mata yang menetes di pipi kliennya.

"Apa yang sudah membuat baby ku sedih?"

Alita menatap Baron dengan mata yang berair. Genangan air mata terbentuk di sudut matanya. "Aku ditolak oleh Adi, seniorku," katanya dengan suara yang lembut. "Aku menyukainya sejak setahun yang lalu, tapi dia bilang aku tidak cantik dan berdada rata."

Gadis itu menunduk, malu. Baron mengangkat dagu Alita dan memandangnya dengan mata yang hangat. "Kamu tidak perlu mendengarkan kata-kata orang lain, Alita," katanya dengan suara yang lembut. "Kamu cantik dengan caramu sendiri. Dan aku ingin membantumu menunjukkan itu."

Alita mengerutkan dahi, memandang pacar rentalnya dengan rasa penasaran dan sebuah harapan. "Bagaimana caranya?"

Menjadi pendengar ragam kisah klien menjadi hal yang membuat Baron menyukai profesinya sebagai talent rental pacar. Klien selalu datang dengan masalah, sebagai pacar tentu harus menjadi bahu dan telinga terbaik. Jarang mendapatkan klien yang menyewa hanya karena iseng, kebanyakan butuh tempat curhat atas kisah hidup rumit, terutama perihal cinta.

"Bisa bantu saya untuk make over gadis ini jadi lebih menarik?" kata Baron pada seseorang di salon, sambil memberikan referensi gambar.

Hanya butuh tiga puluh menit, rambut panjang tak beraturan dengan ujung bercabang patah, berubah jadi potongan shaggy lob. Model rambut yang sangat pas bagi Alita, membuat look nya jadi lebih fresh dan ringan.

Selanjutnya Baron mengajak Alita ke klinik kecantikan untuk facial bersama. Salah satu rahasia kulit bersih bersinar porcelainnya karena treatment dan skincare. That's why Jazz bilang kalau lelaki ini seperti idol korea, memang dia semulus itu, sangat terawat.

Ini menjadi kali pertama gadis itu melakukan facial. Terdengar suara 'aduh, aw, dan sakit' dari ruangannya. Komedo yang tersumbat pasti sedang diangkat oleh terapis. Baron tenang menunggu sambil massage dan memakai collagen mask di ruangan lain.

Alita diberikan ilmu singkat cara berdandan ala makeup no makeup. Basic skincare setelah pakai pelembab dan sunscreen, concealer menutupi noda bekas jerawat, bedak padat sesuai tone kulit, pelembab bibir, dan lalu lip tint. Alisnya sudah terbentuk rapi jadi tidak perlu dirubah. Wajahnya terlihat lebih cerah, selama ini dia hanya memakai baby powder setelah cuci muka, untuk aktivitas sehari-sehari.

"I told you baby, kamu sudah cantik natural. Hidung kamu mancung, alis tebal dan rapi. Kamu hanya cuek pada penampilan."

Alita tersenyum, sejak tadi ia tidak berhenti selfie dan melihat diri di cermin. Baron menggeleng, kliennya bisa berubah menjadi sangat ceria padahal beberapa jam lalu sedang menangis terpuruk.

"Siap untuk acara puncaknya?"

Alita sama sekali tak paham maksud Baron. Dia baru sadar setelah lelaki itu membawanya tiba di sebuah gor, tempat Adi biasa latihan basket. Itu membuatnya gugup, dia tidak berani masuk, hanya diam bersembunyi dibalik punggung Baron.

"Yo guys, siapa yang namanya Adi?!"

Beberapa orang sedang berlatih tembakan tiga poin. Salah satu dari mereka mengangkat tangan mendengar namanya dipanggil, "Gue! Kenapa?"

"Gue punya dua juta, uang ini bisa lo ambil kalau menang dalam tantangan gue. How?" ucap Baron mengeluarkan dua tumpuk uang di hadapan Adi.

Adi menoleh pada perempuan di samping laki-laki yang menantangnya. Perempuan cantik seperti gadis korea, tapi rasanya wajah itu tampak familiar.

"Tantang apa? Satu lawan satu?"

Baron menggelengkan kepala. "Challenge memasukkan bola ke ring terbanyak dalam waktu lima menit. Kalau lo menang, uang ini silakan ambil."

Adi mengangkat alis, tertarik dengan taruhan tersebut. "Kalau gue kalah?"

"Kalau kalah, lo harus mendengarkan isi hati perempuan ini."

Adi menoleh ke arah Alita, lalu kembali ke Baron. "Oke, gue terima tantangan ini."

Baron dan Adi berjabat tangan, lalu memulai permainan. Mereka berdua berlari ke arah ring, berusaha memasukkan bola ke dalamnya. Adi menggunakan teknik dribbling yang cepat dan lincah, sementara Baron menggunakan kekuatan dan akurasi tembakan.

Waktu lima menit berlalu dengan cepat, dan kedua pemain berusaha memasukkan bola ke ring sebanyak mungkin. Adi berhasil memasukkan bola ke ring sebanyak delapan kali, sementara Baron berhasil memasukkan bola ke ring sebanyak sepuluh kali.

Adi menghela napas, kecewa karena kalah. "Nice, bruh."

Baron tersenyum puas dengan kemenangannya, dia melemparkan sebotol air pada Adi. "Thanks, bro. Sekarang, lo tepati janji, dengarkan isi hatinya."

"Okay..."

Alita mengambil napas dalam-dalam, lalu memulai bicara. "Kak Adi, aku ingin mengatakan bahwa aku sangat menyukaimu. Aku tahu bahwa kamu tidak merasakan hal yang sama, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku ingin kita seperti dulu, tidak berjarak, tetap berteman."

Adi terkejut, beberapa kali mengucek mata memastikan perempuan cantik yang menyatakan cinta di depannya adalah Alita, junior cupu yang rutin memberikannya roti dan susu sebelum latihan basket.

"Maaf jika kemarin perkataanku menyakitimu. Setelah ini, kamu tidak perlu sesungkan itu jika kita bertemu. Walau tidak sebagai pacar, kita masih bisa bersama kan?" ucap Adi membelai lembut kepala Alita.

Adi dan Alita berjabat tangan, saling pandang, lalu tersenyum sipu satu sama lain.

Mission accomplished. Baron selesai dengan tugas melelahkan hari ini, dia menguap, berjalan ke arah mobilnya bersiap pulang.

"Kak!"

Tiba-tiba Alita berlari mendekat, tangannya menarik lelaki itu sedikit menjauh dari keramaian.

"Terima kasih ya sudah membantuku lebih percaya diri. Sepertinya aku memang belum siap dalam. percintaan, mau lebih fokus untuk upgrade diri. Boleh aku kasih sesuatu untuk kakak?"

Belum sempat Baron menjawab, tangan Alita sudah memegang wajahnya. Saat ia lebih menunduk, gadis itu mencium bibir Baron dua detik.

"I'm giving you my first kiss, because you deserve it more than anyone else."

Gadis itu berlari panik, lalu melambaikan tangan dari kejauhan. Sementara itu Baron membeku, ia masih terpaku karena baru saja mendapatkan keperawanan bibir seorang gadis high school.

***

Misi sewa pacar klien Alita, selesai. Rating bintang lima.

Testimonial : "Kakak yang terbaik, kamu harus selalu sehat dan bahagia, semoga bisa berjumpa lagi... "

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Pengunduran Diri

    Jazz masih terbayang senyum misterius Oliver. Senyum yang menyimpan rahasia gelap, senyum yang membuatnya merasa tertarik dan takut. Dia memeluk boneka anak perempuan yang diberikan Oliver, tanpa ada perasaan aneh atau curiga. Mata boneka itu bercahaya, memancarkan sinar merah seperti lampu. Jazz terkejut, menjatuhkan boneka itu ke bawah, tepat di ujung sepatunya. Boneka itu bergetar, mengeluarkan suara mendesis.Tiba-tiba sebuah tangan meraih boneka itu, lalu melemparkannya ke taman. Dalam hitungan detik, ledakan dahsyat mengguncang rumah Oliver, api dan asap hitam membubung tinggi.Jazz terbelalak, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. "Apa... apa itu?" tanyanya, suaranya bergetar."Bom," jawab Baron singkat, matanya menatap rumah Oliver dengan penuh kebencian. "Oliver... dia kakak Hans."Tubuh Jazz seketika bergetar. Ia tak menyangka kalau kedua pria itu memiliki relasi satu sama lain. Hans, pria psikopat itu... bekerjasama dengan Oliver untuk menjebaknya. Sepertinya

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Tuan Berwajah Dingin

    Flamboyan Residence, nomor tiga puluh sembilan. Jazz menatap alamat yang tertera di handphone nya, jantungnya berdebar kencang. Rumah mewah bergaya american klasik itu berdiri kokoh di hadapannya, dikelilingi taman yang luas dan terawat rapi. Beberapa mobil mewah terparkir di halaman, Porsche, Bentley, dan Range Rover.Dia tak mengira kalau Karina memberikan pekerjaan level VIP. Perempuan itu melakukannya tanpa izin, padahal Jazz selalu menolak menerima pekerjaan klien level tersebut. Ini kali pertamanya, dan Jazz merasa gugup. "Oliver," gumamnya, mencoba mengingat nama kliennya. "34 tahun, pengusaha sukses, dan... pelukis?"Karina telah memberinya arahan singkat: satu hari penuh kencan, paket VIP senilai 15 juta rupiah. Jazz menelan ludah, membayangkan apa yang akan terjadi di dalam sana. Klien VIP bersedia membayar mahal bahkan tak pelit memberi bonus, tapi keinginan mereka pasti mendapatkan layanan kontak fisik plus plus. Dengan langkah ragu, Jazz menekan bel pintu. Pintu terbuk

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Keegoisan Karina

    Baron menatap kepergian Jazz dengan perasaan bersalah. Dia menoleh ke arah Karina, wajahnya berubah serius. "Apa yang kamu lakukan padanya?" Karina mengangkat bahunya. "Aku hanya memberikan surat peringatan. Dia tidak profesional. Dia tidak menjalankan tugasnya." "Kamu tidak seharusnya bersikap seperti itu. Kamu seharusnya lebih peduli dengan keamanannya, bukan hanya keuntungan agensi." "Keamanan? Dia hanya trauma, Baron. Itu bukan alasan untuk tidak bekerja." "Trauma itu bukan hal yang sepele, Karina. Kamu tidak mengerti. Dia membutuhkan waktu untuk pulih." "Pulih? Dia sudah punya waktu dua minggu, Baron. Itu lebih dari cukup," balas Karina, suaranya meninggi. "Kita bukan panti rehabilitasi, kita agensi profesional. Kita punya klien yang harus dilayani." "Tapi, kita juga punya tanggung jawab terhadap talent. Kita tidak bisa memperlakukan mereka seperti robot. Mereka punya perasaan, mereka punya batasan." "Batasan? Jazz yang membuat batasannya sendiri, Baron. Dia yang me

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Surat Peringatan Agensi

    Kotak masuk email Jazz berkedip, menampilkan pesan baru dari Karina. Jantungnya berdebar kencang, firasatnya berubah buruk. Surat peringatan. Dua minggu absen tanpa kabar. Dua minggu menolak setiap tawaran pekerjaan pacar rental. Karina tidak main-main. "Jazz, kau melanggar kontrak, kau tidak profesional. Kau mengecewakan agensi. Segera datang ke kantor, atau aku akan mengambil tindakan lebih lanjut." Jazz menghela nafas panjang, menatap layar laptopnya dengan nanar. Dia tahu, ini tidak bisa dihindari. Dia harus menghadapi Karina. Dia harus menjelaskan semuanya. Tapi bagaimana dia bisa menjelaskan ketakutannya? Bagaimana dia bisa menjelaskan trauma yang masih menghantuinya? Langkah Jazz terasa berat saat menyusuri lorong kantor Faux Love. Dinding-dinding putih yang biasanya tampak cerah, kini terasa dingin dan mengintimidasi. Setiap pasang mata yang menatapnya seolah menuduh, menghakimi. Jazz merasa seperti terdakwa yang akan segera dijatuhi hukuman. Padahal, dia sama sekali tida

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Dua Lelaki Itu, Milikku!

    "Gue menginap disini ya, Jazz!" Malam semakin larut, dan Sena memutuskan untuk menginap di apartemen Jazz. Mereka berbaring di tempat tidur, bersiap untuk tidur. Namun, Sena masih belum berhenti menceritakan perasaannya pada Joshua. Ia terus mengoceh tentang betapa sempurnanya Joshua, betapa romantisnya Joshua, dan betapa bahagianya ia saat bersama Joshua. Jazz mendengarkan dengan sabar, sesekali memberikan komentar singkat. Namun, ia mulai merasa lelah dan ingin segera tidur. Akhirnya, ia menutup telinganya dengan bantal, berpura-pura sedang mendengarkan musik. Sena, yang tidak menyadari keengganan Jazz, terus bercerita dengan semangat. Ia mengeluarkan handphone miliknya dan membuka akun media sosial Joshua. "Lihat ini, Jazz!" serunya, menunjukkan layar ponselnya. "Dia keren kan?" Jazz hanya bergumam pelan, masih berpura-pura tidak mendengar. Sena melanjutkan, "Dan lihat ini, Jazz! Dadanya bidang, lekukan ototnya padat, bayangkan jika bisa memeluknya setiap hari. Kyaaaa.... "

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Sena Jatuh Cinta

    Silau yang mengintip dari jendela kamar, membuat Jazz terbangun. Bingung, ia mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan diri dengan cahaya pagi yang masuk. Ia terkejut mendapati dirinya tidur di antara Baron dan Simon. Ia tidur di lengan Simon, namun tangan Baron juga melingkar posesif di pinggangnya. Ia lupa sejenak bahwa semalam mereka bertiga tidur bersama. Saat ingatannya kembali, Jazz merasakan jantungnya berdebar kencang. Ia merasa aneh dan malu, namun ada sensasi geli yang tak bisa ia pungkiri. Ia menggerakkan tubuhnya perlahan, mencoba melepaskan diri dari pelukan mereka tanpa membangunkan keduanya. Namun, pergerakannya membangunkan Baron. Pria itu membuka matanya, menatap Jazz dengan senyum hangat. "Selamat pagi, sayang," bisiknya, lalu mencium bibir Jazz sekilas. Jazz tersentak, terkejut dengan ciuman tiba-tiba itu. Ia menatap Baron dengan bingung, lalu melirik ke arah Simon yang menggeliat, baru bangun tidur. Jazz tampak canggung dan salah tingkah. Baron, yang menyadari p

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Jari Lincah Simon

    Semakin larut, Jazz mulai merasa kantuk menyerang. Ia menguap beberapa kali, dan matanya terasa berat. Ia melirik ke arah tempat tidur, satu-satunya tempat untuk beristirahat di kamar itu. Namun, ia merasa canggung untuk tidur di sana, mengingat ada Baron dan Simon. "Sini, Jazz," katanya, sambil menepuk sisi kosong ranjang. "Tidurlah di sampingku." Jazz berbaring di samping Simon, merasa nyaman dengan kehangatan tubuhnya. Simon memeluknya erat, menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut. "Tidurlah, Jazz," bisik Simon, suaranya menenangkan. "Aku akan menjagamu." Jazz mengangguk, lalu memejamkan matanya. Tapi tiba-tiba Baron masuk ke kamar dengan handuk melingkari pinggangnya. Ia melihat Jazz dan Simon berpelukan, seketika wajahnya berubah tegang. "Jazz, kemarilah," kata Baron, suaranya terdengar memerintah. "Kamu tidur di sisi ini, di sebelahku." Jazz membuka matanya, merasa bingung dan sedikit kesal. Ia tidak mengerti mengapa Baron bersikap begitu posesif. Ia sudah merasa nyaman d

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Jadi Aku Pacar Siapa?

    Adegan dewasa apa yang baru saja dilihatnya? Jazz membeku di depan pintu kamar hotel, jantungnya berdegup tak karuan. Meski remang-remang, ia tahu persis apa yang sedang dilakukan Baron dan Simon di balik selimut itu. Ini adalah pertama kalinya Jazz melihat adegan seperti itu, dilakukan sesama lelaki. Perasaan aneh bercampur aduk di dalam hatinya. Ada rasa penasaran yang tak bisa dipungkiri, tetapi juga rasa jijik dan tidak percaya. Yang lebih mengejutkan lagi, Simon juga ada di sana. Jadi dia, sosok yang membuat Baron meninggalkannya tadi? Jazz merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia ingin masuk ke kamar, tetapi ia takut mengganggu sepasang kekasih itu. Ia melirik jam tangannya. Setelah tiga puluh menit berlalu, Jazz merasa cukup tenang untuk masuk ke kamar. Ia membuka pintu perlahan-lahan dan mengintip ke dalam. Ia lega karena tidak melihat Baron dan Simon di tempat tidur. Mungkin mereka sudah selesai dan sedang beristirahat di tempat lain. Jazz berjalan menuju

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Surfing

    "Mau surfing? Cuacanya bagus hari ini," tanya Baron berdiri di depan jendela, memandang ke langit yang biru. Mentari pagi di Pantai Nusa Dua mulai merangkak naik, memancarkan kehangatan yang lembut. Baron, dengan papan selancarnya di bawah lengan, menoleh ke arah Jazz yang masih terpaku di bibir pantai. "Ayo, Jazz! Ombaknya sedang bagus-bagusnya." Jazz, yang mengenakan rash guard berwarna biru laut, mengangguk ragu. Ini adalah kali pertamanya mencoba surfing, dan rasa gugup bercampur antusiasme memenuhi benaknya. Baron, yang telah beberapa kali berselancar di pantai, tampak lebih percaya diri dan santai. Mereka berdua berjalan menuju tengah pantai, di mana ombak mulai pecah. Baron memberikan beberapa instruksi dasar kepada Jazz, tentang cara mendayung, berdiri di atas papan, dan menjaga keseimbangan. "Ingat, Jazz, jangan melawan ombak. Ikuti arusnya, dan nikmati sensasinya," kata Baron, matanya berbinar-binar. Jazz mencoba mengikuti arahan Baron, mendayung dengan sekuat tenaga s

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status