Share

Laksmi Sakit

Penulis: Rwi Alviani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-29 11:35:45

Selamat Membaca

HAVE A NICE DAY

Rasi sangat panik, Dia keluar untuk mengambil air hangat. Tapi, Rasi tidak menemukan satu Pelayan pun. Rasi mengambil air hangat yang telah dicampur air dingin di dapur, Dia tidak bisa memikirkan hal lain.

"Sepertinya ini sudah cukup, Aku ingat kalau Agra juga melakukan hal ini saat Aku sakit." Rasi membawa air hangat tersebut ke kamarnya.

Laksmi menggigil, badannya panas dingin. Rasi tidak bisa memberitahu hal ini pada siapapun karena, Rasi tidak tahu apa yang telah terjadi sehingga, Laksmi tiba-tiba jatuh sakit.

Rasi mengambil kain miliknya yang belum pernah Dia pakai lalu, menggunakannya untuk mengompres kening Laksmi.

"Kenapa tidak ada satu Pelayan pun di dapur?" pikir Rasi. Dia baru sadar ada yang tidak beres.

Rasi beberapa kali sudah mengganti air yang Dia gunakan tetapi, belum juga menemukan Pelayan. Hanya beberapa Prajurit yang bertugas sesekali berlalu lalang, hal itu sedikit mencurigakan bukan?

"Kemana para Pelayan?" tanya Rasi seorang diri.

Laksmi sudah tidur lelap, dari wajahnya sepertinya Laksmi begitu kelelahan. Bukankah bagi Rasi itu sangat aneh? Setahunya Laksmi tidur bersamanya tapi, saat Rasi melihatnya Laksmi sudah ketakutan. Sehingga, tidak bisa bicara sedikitpun.

"Apa yang terjadi tadi malam? Aku harus mencari Agra," batin Rasi.

Rasi pergi secara diam-diam melewati tangga, kemudian pergi menemui Agra. Rasi sampai di depan kamar Agra, tapi Dia dikejutkan dengan Agra yang tiba-tiba muncul.

"Aaa!" teriak Rasi. Agra segera menutup mulut Rasi dan membawanya masuk ke kamarnya.

"Kau membuat telingaku hampir pecah," gerutu Agra, sembari menutup telinganya.

"Maaf Aku sangat terkejut," ucap Rasi. Dia mengusap wajahnya.

"Apa?" tanya Agra.

"Apa?" tanya Rasi tidak mengerti.

"Yang tadi Kau katakan, tolong ulangi lagi." Agra mendekatkan telinganya pada Rasi.

"Maaf, puas!" ucap Rasi sengaja membuat Agra merasakan sakit akibat suaranya.

"Aw, Kau ini." Agra memegang telinganya, sesekali mengelusnya.

"Aku tidak bisa berlama-lama di sini, Agra Kau harus ikut denganku," ucap Rasi. Dia tampak sangat serius.

"Kau Rasi yang Aku kenal, kan?" tanya Agra memerhatikan wajah Rasi. 

"Agra Aku serius, Laksmi sakit. Kau harus ikut denganku," ucap Rasi.

"Apa? Bagaimana bisa? Kemarin Dia baik-baik saja, Kau pasti berbohong," ucap Agra. Bahkan Agra tidak percaya pada Rasi.

"Apa wajahku terlihat berbohong?" tanya Rasi.

"Tidak," jawab Agra.

"Kalau begitu Kau harus ikut," ucap Rasi.

Tidak ada alasan Agra menolak permintaan Rasi, Mereka pergi ke istana. Agra menyamar sebagai pelayan supaya tidak ada yang mengenalinya, sekarang Mereka sudah ada di kamar Rasi.

Agra menyentuh kening Laksmi ternyata, Rasi tidak berbohong padanya. Kening Laksmi begitu panas, sampai-sampai Dia menggigil. Agra juga tidak sengaja melihat tanaman mawar yang Dia berikan sudah kering kerontang.

"Rasi, kenapa mawarnya?" tanya Agra.

"Aku tidak tahu, setelah kembali dari desa Wana. Aku melihatnya sudah seperti itu, tidak mungkin Ibu yang melakukannya. Kata pelayan hanya Ibu yang sempat melihatku tapi, hanya melihat dari jauh. Untungnya Dia tidak sampai membangunkanku," tutur Rasi.

"Kau tidak menyiramnya?" tanya Agra menyelidik.

"Aku selalu menyiramnya setiap pagi dan sore hari," jawab Rasi.

"Wah, sepertinya ada yang tidak beres." Agra mengendus sesuatu.

"Kau mencium bau susu ya?" tanya Rasi.

"Iya dan...." Agra mendekati Rasi.

"Tidak mungkin susu membuat tanaman kering, tanaman itu baik-baik saja. Aku hanya membuang susu tadi, Kau yang memintaku untuk membuang susunya," tutur Rasi. 

"Iya juga," jawab Agra.

"Aku sangat mengantuk," ucap Rasi.

"Kalau Kau mengantuk, tidur saja. Aku akan menjaga Kalian," ucap Agra. Dia melihat Rasi beberapa kali menguap.

"Baiklah, terima kasih. Kalau Pelayan datang, suruh saja Mereka pergi." Rasi berbaring di samping Laksmi, tidak menunggu lama Dia pun menyusul ke alam mimpi.

Agra kembali melihat tanaman mawar itu, Dia juga sepertinya mencium aroma yang aneh selain aroma susu. Agra tidak bisa ikut tidur, Dia terjaga untuk menjaga Rasi dan Laksmi.

Agra mendengar suara tangisan yang membuatnya beberapa kali melihat sekeliling kamar Rasi tapi, suara itu tiba-tiba berhenti. 

"Aku sangat yakin tadi ada suara tangisan, sepertinya itu dari luar. Apakah suara itu yang Laksmi dengar sehingga, Dia sakit?" pikir Agra.

Rasi masih terlelap tapi, Laksmi terbangun. Dia hampir melompat dari ranjang, untunglah Agra menolongnya.

"To-tolong Dia...to-long," ucap Laksmi tersengal-sengal.

"Laksmi tenang!" ucap Agra.

Rasi terbangun saat mendengar Laksmi, Dia mengambil air. Setelah Laksmi minum air, keadaannya cukup tenang. Rasi masih belum tahu apa yang terjadi, Dia khawatir pada Laksmi. 

"Laksmi kenapa?" tanya Rasi.

"Tidak apa, Kau tenang saja. Kalau Kau sendiri panik, semua akan tahu Aku ada di sini." Agra memijat tangan Laksmi, begitu juga Rasi.

Keadaan Laksmi sedikit membaik tapi, tatapan Laksmi terlihat kosong. Agra terpaksa membuat Laksmi pingsan dengan menutup tenaga dalamnya.

Hari sudah pagi, Rasi dapat mendengar suara kicauan burung peliharaan istana. Matahari sudah menampakkan sinarnya tapi, Rasi justru masih mengantuk. Terlebih, karena Laksmi sakit Dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. 

Agra juga kelihatan ngantuk, Mereka akhirnya memutuskan untuk bergantian menjaga Laksmi. Pelayan mengetuk pintu, Agra kalang kabut. Dia menutup wajahnya dan sedikit bersembunyi, Agra duduk di lantai. Dia justru memutuskan bersembunyi di bawah tempat tidur Rasi.

"Ada apa?" tanya Rasi, setelah membuka pintu.

"Rasi," ucap Ratu Kosala.

"Oh, Ibu. Maaf, Aku kurang fokus." Rasi mengusap wajahnya.

"Tidak apa, Laksmi masih tidur?" tanya Ratu Kosala.

"Iya, Dia dari kemarin sedikit tidak enak badan. Jadi, Aku membiarkannya untuk istirahat." Rasi tersenyum untuk menutupi kebohongan.

"Benarkah? Jadi, Dia sakit? Kenapa tidak panggil Tabib istana?" tanya Ratu Kosala, Dia tampak khawatir.

"Tidak perlu, Dia hanya sedikit kelelahan. Aku memintanya menemaniku jalan-jalan di sekitar istana kemarin. Mungkin karena, tidak biasa mengelilingi tempat yang luas. Omong-omong ada apa, Bu?" tanya Rasi mengalihkan perhatian Ratu Kosala yang dari tadi melihat Laksmi.

"Sebenarnya Aku sudah meminta Pelayan menyiapkan makanan untuk Kita semua tapi, Laksmi sakit. Bagaimana kalau Kau makan bersama Kami, nanti biar Laksmi Pelayan yang bawakan makanan?" tanya Ratu Kosala. Dia bicara dengan hati-hati supaya Rasi tidak tersinggung padanya.

Rasi tampak berpikir lalu, Agra menendang kaki Rasi yang dekat tempat tidur. Akhirnya Rasi mengiyakan. 

Rasi keluar bersama Ratu Kosala, Raja Rana dan Petinggi Kerajaan Rana sudah berkumpul di sana. Tempat wanita dan laki-laki memang sengaja dipisahkan jadi, Rasi makan bersama dengan Ratu Kosala.

Tempat makan dibagi menjadi dua blok, wanita dan laki-laki. Rasi dapat melihat dari tirai bahwa, ada banyak orang yang sedang makan. Rasi juga sepertinya tidak mengenal beberapa di antara Mereka, Dia mungkin belum pernah melihatnya.

To be continue

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Akhir (END)

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Dendam

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Hancurnya Segela Kegelapan

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Pengkhianat!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Siapa Yang Terjebak?!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Penyerangan Di Asrama Aurora

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status