Share

Teriakan Di Tengah Malam

Author: Rwi Alviani
last update Last Updated: 2021-09-29 11:34:07

Selamat Membaca

HAVE A NICE DAY

"Dia sama sekali tidak menyerangku Laksmi," sangkal Rasi.

"Tapi, semua orang saat itu mengatakannya seperti itu." Laksmi meminum air yang masih tersisa saat Dia makan tadi.

"Begitukah?" tanya Rasi.

"Iya," jawab Laksmi.

"Aku tidak percaya ini, apa yang sebenarnya terjadi? Laksmi Aku sudah putuskan akan mencari tahu tentang hal ini," ucap Rasi.

"Aku dan Agra akan menolongmu," ucap Laksmi.

Pintu kamar Rasi diketuk oleh pelayan, Dia membawakan minuman. Susu untuk Rasi dan Laksmi, tengah malam seperti itu membawakan Mereka minuman?

"Tuan Putri ini susu untukmu, Ratu meminta supaya Kau benar-benar meminumnya." Pelayan itu hendak pergi.

"Iya, Aku akan meminumnya." Rasi menutup pintu.

"Rasi, apa Kau sungguh minum susu?" tanya Laksmi.

"Tentu saja, setiap malam Ibu akan membuatkan susu untukku." Rasi mengambil susu itu untuk diminum.

"Tunggu dulu, apa Kau merasa seperti anak kecil?" tanya Laksmi, Dia bermaksud mencegah Rasi untuk meminum susu.

"Anak kecil?" tanya Rasi.

"Iya, hanya anak kecil yang minum susu." Laksmi membuangnya ke tanaman mawar yang sudah kering itu.

"Laksmi, kenapa Kau membuangnya?" tanya Rasi terkejut.

"Aku tidak suka minum susu, Aku bukan bayi. Teman-temanku akan mengejekku nanti," ucap Laksmi mencari alasan.

"Benar juga, harusnya Aku tidak minum susu seperti yang Agra katakan," batin Rasi. Dia juga membuang susu tersebut.

Mereka sepakat akan merahasiakan hal itu dari semua orang setidaknya, malam itu Laksmi berhasil mencegah Rasi untuk minum susu. 

Mereka akhirnya memutuskan untuk tidur karena, hari sudah semakin larut. Rasi tidur begitu nyenyak, tapi Laksmi tidak bisa tidur. Dia merubah posisinya beberapa kali, tetap saja Dia belum bisa tidur. 

Sampai menjelang pagi Laksmi belum juga bisa tidur padahal, sudah mengantuk. Namun, matanya belum bisa dipejamkan. 

"Aaaa! huu...lepaskan!" teriakan Seseorang membuat bulu kuduk Laksmi berdiri.

"Apa Aku tidak salah dengar?" tanya Laksmi dalam hatinya.

"Rasi," bisik Laksmi.

Tidur Rasi begitu nyenyak sehingga, tidak bisa dibangunkan. Tubuh Laksmi bergetar hebat, karena tangisan itu begitu menyedihkan. Laksmi merasa takut, sekaligus penasaran.

Glek... Laksmi menelan salivanya, dengan hati-hati Laksmi turun dari ranjang. Rasa penasaran membuat kakinya melangkah ke arah sumber suara, para Prajurit telah tertidur. 

"Kenapa sumber suaranya dari singgasana Raja Rana?" tanda tanya memenuhi pikiran Laksmi.

Laksmi menutup mulutnya lalu, bersembunyi di balik pot besar yang ada di samping singgasana. Seseorang datang ke sana, Laksmi melihat pelayan Ratu Kosala yang bernama Grita. 

"Diam!" bentaknya. Dia memukul lantai di samping singgasana Raja dengan besi.

"Apa yang sebenarnya ada di sana?" tanya Laksmi dalam hatinya.

"Grita... lepaskan Aku! Ijinkan Aku bertemu Putriku!" teriakan dari bawah yang Laksmi dengar sangat jelas.

Tubuh Laksmi berkeringat dingin, apa yang baru saja Dia lihat dan dengar bukan sebuah mimpi. Kerongkongan Laksmi tercekat, rahasia besar itu bisa saja menjadi bumerang jika Grita mengetahui keberadaannya.

"Jangan berisik! Kalau Kau terus berteriak semua orang akan mengetahui keberadaanmu. Kalau itu sampai terjadi, nyawa Putrimu dalam bahaya. Kau mau itu terjadi?!" geram Grita.

Laksmi hampir pingsan di tempat itu, Dia sangat ketakutan apalagi melihat Grita yang begitu marah. Grita yang Dia temui sebelumnya adalah seseorang yang sangat baik, Dia melayani Ratu Kosala dan sangat menyayangi Rasi. Grita selalu melindungi Rasi jika, Rasi membuat kesalahan.

Grita rela dihukum bila Rasi yang salah, Dia berkorban di depan Rasi. Grita yang merupakan seseorang yang sangat Rasi percaya setelah kedua orang tuanya, Laksmi dan Agra. Bagaimana jika Rasi yang melihat Grita saat ini? Masihkah Rasi akan mempercayainya?

Ruangan itu kini hening karena, suara tangis dan teriakan itu sudah tidak terdengar lagi. Grita pergi dari sana tapi, sebelum Laksmi keluar Grita kembali dengan membawa makanan, buah-buahan dan pakaian Wanita. Beberapa Pelayan juga menolongnya.

Laksmi masih terjebak di sana, sementara hari sebentar lagi pagi. Laksmi sudah pasrah dengan keadaan tapi, yang Laksmi lihat hari ini adalah sesuatu yang tidak akan bisa Dia lihat kembali. Singgasana Raja bisa diputar, dari yang Laksmi lihat. Ada sebuah tempat rahasia karena, Raja tidak pernah mengatakan tentang hal itu. Apa Raja dan Ratu tahu?

"Cepat, Kau harus makan!" perintah Grita yang terdengar, meski samar-samar.

Laksmi secara diam-diam melangkah tanpa sengaja, Laksmi menjatuhkan sesuatu yang ada di samping pintu. Salah satu Pelayan memeriksa ke luar tapi, tidak menemukan apapun. Laksmi sudah sampai di kamar Rasi dengan bercucuran keringat.

Tangan dan kakinya bergetar, terlebih jantungnya yang naik turun tidak menentu. Bahkan, untuk membangunkan Rasi saja Dia tidak mampu. Laksmi menangis tapi, tidak keluar suara sedikitpun. 

Rasi yang masih tidur mendengar sesuatu yang ribut di luar kemudian, Rasi bangun dan menemukan Laksmi tersengal-sengal. Rasi panik dan membawa air untuk Laksmi minum.

"Laksmi apa yang terjadi?" tanya Rasi, Dia memijat tangan Laksmi yang sedingin es.

"Ra..Rasi hik...hik." Laksmi hanya menangis, Dia tidak sanggup untuk bicara.

Sementara, ada seorang Pelayan yang mengetuk pintu. Saat Rasi berdiri, Laksmi menahannya dan menggeleng. Laksmi terlihat ketakutan, dari sanalah Rasi merasa kalau ada yang tau beres telah terjadi.

"Kau tenang saja, Kau hadap ke sana." Rasi menyelimuti Laksmi yang posisinya membelakangi pintu kamar. Lalu, Rasi membuka pintu dan mendapati seorang Pelayan.

"Tuan Putri, ini kue untukmu." Pelayan membawakan kue untuk Rasi.

"Apa ini?" tanya Rasi.

"Ini kue Tuan Putri," jawabnya.

"Aku tahu ini kue, tapi kenapa Kau membawa kue menjelang pagi seperti ini? Kau sangat tidak sopan, sejak kapan Kau seperti ini?!" tanya Rasi yang kelihatannya sangat marah.

"Maaf Tuan Putri," ucapnya ketakutan.

"Dengar, Kau katakan pada seluruh Pelayan. Tidak perlu membawa makanan menjelang pagi seperti ini dan membawa susu saat malam hari, Aku tidak suka. Kalau ini perintah Ibu, Kau saja yang makan kuenya dan minum susunya! Sudah pergi saja." Rasi menutup pintu dengan keras, apalagi Dia sangat cemas terhadap keadaan Laksmi.

Dari kejauhan Grita melihat Rasi memarahi Pelayan tadi karena, Grita curiga kalau Laksmi yang tadi dilihatnya. Tapi, nyatanya Dia melihat Laksmi sedang tidur. Jika itu Rasi mungkin, Dia pasti akan menghampirinya secara langsung. Grita sangat mengenal sifat Rasi.

"Siapa yang diam-diam sudah melihat ke singgasana Raja? Apa Dia adalah salah satu Pelayan lain?" tanyanya dalam hatinya.

Grita segera pergi dari tempat itu, Dia bergegas mengumpulkan seluruh Pelayan istana. Sedangkan, Rasi berusaha menyadarkan Laksmi yang hampir saja pingsan.Rasi menggosok tangan beserta kaki Laksmi, Dia sangat panik.

"Laksmi, tolong sadar! Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Rasi. Dia menepuk wajah Laksmi yang sudah pucat pasi.

To be continue

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Akhir (END)

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Dendam

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Hancurnya Segela Kegelapan

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Pengkhianat!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Siapa Yang Terjebak?!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Penyerangan Di Asrama Aurora

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status