Share

Tamu Kerajaan

Author: Rwi Alviani
last update Last Updated: 2021-09-29 11:37:08

Selamat Membaca

HAVE A NICE DAY

"Pelayan," bisik Rasi.

"Iya, Tuan Putri?" tanyanya.

"Tolong buatkan bubur untuk Laksmi," ucap Rasi pada pelayannya.

"Iya, Tuan Putri." Pelayan itu pergi ke arah dapur. Membuatkan bubur untuk Laksmi sesuai yang Rasi minta.

"Kau sangat menyayangi Laksmi?" tanya Ratu Kosala.

"Tentu saja, bukankah Ibu yang mengatakan kalau Aku dan Laksmi harus saling menyayangi?" tanya Rasi balik.

"Kalau Ibu memintamu untuk membenci Laksmi?" tanya Ratu Kosala tiba-tiba.

"Apa?!" tanya Rasi tidak percaya.

"Tidak mungkin, Ibu hanya bercanda." Ratu Kosala tersenyum melihat Rasi.

"Ibu, jangan bercanda yang aneh-aneh." Rasi melanjutkan makannya, tapi selera makannya sedikit berkurang. 

Mereka sudah selesai makan tetapi, Ratu Kosala tidak mengijinkan Rasi keluar dari ruangan itu. Bahkan, Raja menggelar pertunjukan untuk menyambut kedatangan Tamu Mereka.

Rasi tidak bisa menolak permintaan Ratu Kosala karena, rasa hormatnya melebihi apapun juga. Rasi berada di sana meski sebenarnya, Dia tidak ingin.

Pelayan membawakan beraneka makanan, membawa Rasi melihat berbagai pernak-pernik yang Raja datangkan. Banyak sekali para pedagang dari berbagai Negeri di datangkan tetapi, Rasi sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi. 

"Tuan Putri, ada yang mencarimu." Pelayan Rasi datang membawa seorang Gadis mungkin, Putri dari salah satu Kerajaan.

"Siapa?" tanya Rasi singkat.

"Benar Kau sangat cantik, seperti yang dikatakan. Aku sangat mengagumi kecantikanmu Kak Rasi," ucapnya antusias.

"Oh, Kau juga sangat cantik. Apa Aku mengenalmu?" tanya Rasi secara terang-terangan.

"Tuan Putri Fatma, sudahku duga Kau pasti mencari Tuan Putri Rasi. Apa Kalian sudah makan?" tanya Grita. Dia datang membawa beberapa perhiasan bersama pelayan lainnya.

"Sudah," jawab Rasi singkat dan Fatma tersenyum tanda setuju dengan ucapan Rasi.

"Tuan Putri Fatma dari tadi mencarimu, Dia sangat mengagumimu. Pangeran Afni juga ikut?" tanya Grita pada Fatma.

"Iya, Kakakku ikut. Dia sedang bersama Raja Rana dan Ayah," jawab Fatma.

"Pelayan," panggil Rasi. Dia mencoba pergi dari tempat itu dengan memanggil Pelayan tapi, Putri Fatma justru mengikutinya.

"Kak Rasi, Aku ikut." Fatma mengikuti Rasi dari belakang, padahal Rasi hendak melihat keadaan Laksmi.

"Fatma, boleh Aku minta tolong?" tanya Rasi tersenyum pada Putri Fatma.

"Iya, tentu saja. Apapun akan Aku lakukan," jawab Fatma dengan antusias. Kalau dilihat umurnya lebih muda sedikit dari Rasi.

"Aku ingin sekali mencicipi makanan yang dibawakan Tamu Kerajaan, bisakah Kau ambilkan untukku?" tanya Rasi.

"Tentu, apalagi makanan yang Kau maksud itu adalah makanan dari Negeriku. Aku akan mengambilkan yang paling lezat untukmu," ucap Fatma. Dia kemudian, pergi ke tempat tadi. Sepertinya Dia sudah mulai sibuk memilih makanan, entah apa saja yang Dia ambil. 

Rasi segera pergi dari sana, Dia terburu-buru menuju kamarnya. Rasi meminta pelayannya membawakan makanan ke kamarnya ketika, Dia sampai. Rasi melihat Laksmi sudah baikan. Agra menyuapinya bubur, Dia masih menyamar sebagai Pelayan istana. 

"Agra, apa Kau sudah makan?" tanya Rasi pada Agra.

"Sudah, tadi pelayan membawakan makanan. Apa Kau yang menyuruhnya?" tanya Agra.

"Iya, bagaimana Laksmi apa Kau sudah baikan?" tanya Rasi pada Laksmi.

"Iya, Aku sudah baikan." Laksmi berusaha tersenyum, meski itu terlihat dipaksakan.

"Laksmi, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tiba-tiba Kau menangis tadi malam?" tanya Rasi. 

"I-itu." Laksmi langsung menangis, Agra mencoba menenangkannya.

"Jangan dijawab kalau Kau belum ingin menceritakannya, Kau bisa cerita nanti." Rasi memeluk Laksmi, Dia dapat merasakan Laksmi yang ketakutan. 

"Aku yakin pasti terjadi sesuatu," batin Rasi. Dia menggenggam tangan Laksmi untuk meyakinkan semua baik-baik saja.

"Apa Rasi akan percaya jika Aku menceritakannya," batin Agra.

"Agra, Laksmi sudah baik-baik saja. Mungkin Dia hanya perlu istirahat sebaiknya, Kau segera mengganti pakaian. Aku takut nanti Ayah akan mencarimu, apalagi Ibu Dia pasti akan menanyakanmu. Sebentar, Aku sempat membeli pakaian untukmu." Rasi pergi mengambil pakaian untuk Agra.

"Sejak kapan Kau perhatian?" tanya Agra tersenyum.

"Agra Kau selalu menjagaku seperti Adikmu jadi, tidak salah kalau Aku membelikanmu pakaian. Aku membelinya di pasar karena, pakaian ini Aku malah bertengkar dengan Naira." Rasi diam sejenak ketika, menyebut nama Naira, rasa kesal dan bencinya lenyap.

"Aku harus menceritakannya kepada Agra," batin Rasi.

"Sudah, jangan diingat lagi. Omong-omong apa Raja sudah membebaskannya?" tanya Agra.

"Agra, Aku harus menceritakan sesuatu," ucap Rasi.

"Tuan Putri boleh Kami masuk?" suara Pelayan terdengar dari luar.

"Cepat sembunyi dan ini ganti pakaian!" ucap Rasi pada Agra.

Agra segera masuk ke ruang ganti, setelah Agra bersembunyi Laksmi pura-pura tidur. Rasi menarik nafasnya lalu, mengeluarkannya pelan. Saat Dia terlihat tenang, Rasi membuka pintu. Rasi tersenyum melihat Pelayan dan tentunya bersama Putri Fatma.

"Rasanya tidak sopan memanggil namamu jadi, sudah Aku putuskan sejak tadi akan memanggilmu Kakak, kuharap Kau tidak keberatan. Kak Rasi, ini Aku sudah bawakan makanan, Pelayan bilang Kau pasti ada di sini. Katanya temanmu sedang sakit," ucap Putri Fatma.

"Oh, iya. Dia sedang istirahat setelah selesai makan. Terima kasih ya sudah mengambilkanku makanan," ucap Rasi.

"Tuan Putri, kalau begitu Aku akan pergi." Pelayan hendak pergi.

"Tunggu! Kau jaga Laksmi, kalau ada apa-apa panggil Aku di taman istana. Fatma, ayo Aku akan mengajakmu jalan-jalan," ucap Rasi. Pelayan masuk ke kamar Rasi, Dia menjaga Laksmi. Karena, Pelayan itu juga yang selalu menjaga Rasi jika Dia sakit.

"Baiklah," ucap Fatma. Dia terlihat begitu senang.

"Apa yang Aku lakukan? Agra, kan ada di ruang ganti." Rasi menghentikan langkahnya.

"Ada apa Kak?" tanya Fatma.

"Sebentar ya, Aku lupa sesuatu. Tunggu di sini," ucap Rasi yang kemudian, masuk kembali ke kamarnya.

"Tuan Putri apa ada sesuatu?" tanya Pelayan.

"Iya, Aku lupa tadi Laksmi minta susu hangat. Tolong Kau buatkan ya," ucap Rasi. Pelayan itu pergi ke dapur.

"Rasi...Aku tidak suka susu," ucap Laksmi yang sudah bangun.

"Maaf Laksmi, Aku tidak biasa berbohong. Begini saja, Kau katakan saja kalau susunya tidak enak. Jadi, Kau tidak perlu meminumnya," ucap Rasi. Dia kemudian mendekati ruang ganti.

"Rasi, apa itu Kau?" tanya Agra.

"Iya, cepatlah keluar sebelum Pelayan datang," balas Rasi.

Agra segera keluar dari ruang ganti setelah mengganti pakaiannya kemudian, melompat melalui belakang kamar Rasi.

Rasi segera pergi menemui Putri Fatma yang menunggu, tidak berselang lama Mereka berpapasan dengan Pelayan yang diminta Rasi untuk menjaga Laksmi. Rasi menghembuskan nafasnya perlahan, meski semua sudah diatasi tetap saja Dia mungkin merasa gugup.

"Tadi namanya itu Laksmi?" tanya Putri Fatma.

"Iya, namanya Laksmi." Rasi memakan kue yang dibawakan Fatma.

"Kau sangat peduli dengannya, Aku jadi iri," ucap Putri Fatma terang-terangan.

"Uhuk...uhuk, kenapa...kenapa iri?" tanya Rasi, mendengar kata Putri Fatma justru membuatnya batuk.

To be continue

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Akhir (END)

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Dendam

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Hancurnya Segela Kegelapan

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Pengkhianat!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Siapa Yang Terjebak?!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Penyerangan Di Asrama Aurora

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status