๊ณต์œ 

87. Maya Silvia

์ž‘๊ฐ€: A.R. Ubaidillah
last update ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ: 2023-02-18 23:47:24

Sepanjang perjalanan tiga sahabat itu lebih banyak diam. Seperti tak menemukan topik yang tepat untuk dibincangkan dalam situasi seperti ini. Wira fokus pada kemudinya, sedang Jaka beberapa kali menunjukkan arah, hanya itu. Dan Ario begitu pendiam, merasa tak dilibatkan dan tak punya andil.

โ€œIni tempatnya, Jek?โ€ tanya Ario menjulurkan kepalanya di antara dua jok depan.

โ€œBiasa aja liatnya!โ€ ketus Jaka sambil mendorong dahi Ario hingga pemuda itu kembali ke kursi joknya. โ€œParkir di situ aja, Wir, di dalem nanti susah keluarnya!โ€

Wira mengangguk dan membelokkan mobilnya ke sebuah tanah kosong sebelum memasuki gang tempat pria hidung belang berpesta lendir itu. Seorang pria berjaket kulit dan mengenakan topi terbalik mengarahkan Wira untuk parkir dengan aman. Ia tersenyum ramah saat Wira membuka kaca mobilnya.

โ€œBisa dibantu, Mas? Mas-nya mau cari yang gimana? Anak SMA? Mahasiswi? Mama muda? Atau yang sudah matang?โ€ tawarnya dengan senyum yang menurut Wira begitu menjijikkan.

โ€œEh, ini, Ban
์ด ์ฑ…์„ ๊ณ„์† ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”.
QR ์ฝ”๋“œ๋ฅผ ์Šค์บ”ํ•˜์—ฌ ์•ฑ์„ ๋‹ค์šด๋กœ๋“œํ•˜์„ธ์š”
์ž ๊ธด ์ฑ•ํ„ฐ

์ตœ์‹  ์ฑ•ํ„ฐ

  • Retrocognition (Melihat Masa Lalu)ย ย ย 98. Akhir

    โ€œMenikah? Besok? Gimana mungkin?โ€ cecar Wira via sambungan telepon. Bukannya tak mau, tapi menikah dalam kondisi seperti ini benar-benar tak ideal. Dua hari lalu baru saja ia selesai diinterogasi sebagai saksi. Lalu ia harus wajib lapor. Membujuk Mamak agar mau mendonorkan darah untuk Firman. Dan besok harus menikah.Pemuda itu mengangguk beberapa kali dan menggumam. Semuanya sudah diatur Aisya. Pernikahan secara siri akan dilakukan di rumah sakit, di ruang Pak Aziz dirawat. Padahal pria itu dalam kondisi baik. Wira tak mengerti mengapa pernikahan harus segera dilakukan secepatnya. Bahkan bisa-bisanya Aisya sudah berdiskusi dengan Mamak dan Mamak menyetujuinya.Wira tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin. Perdebatan dengan Aisya kemarin tentu saja dimenangkan oleh perempuan cantik itu. Ya, siapa yang menyangka hidupnya berubah secepat ini. Seorang yatim tak pernah dekat dengan perempuan, tapi kini seolah dikejar untuk menikah perempuan cantik solihah.โ€œSaya terima nikahnya Aisya

  • Retrocognition (Melihat Masa Lalu)ย ย ย 97. Menikah Lah

    Ruang serba putih itu begitu sepi. Hanya ada suara alat deteksi detak jantung dan gerakan detik jam dinding. Hembusan pendingin ruangan sesekali menggerakkan tirai yang sebagian terbuka. Setelah mengaku sebagai keluarga, Mamak dapat dengan mudah masuk ke ruangan ini. Ruang yang dijaga setidaknya dua orang polisi bergantian setiap waktu.Mamak sampai di ujung ranjang. Seorang pria mengenakan masker oksigen terpejam di sana. Cairan infus menggantung di sisi kanannya. Dan beberapa kabel yang terhubung pada alat-alat yang Mamak tak tahu apa namanya. Semuanya penopang hidup Firman saat ini.โ€œSebenarnya aku merasa berdosa, Firman,โ€ lirih Mamak seraya melangkah dan sampai di sisi kanan tubuh pria itu.Perempuan paruh baya menatap lekat wajah tak berdaya pria yang dahulu pernah meminta cintanya. Pria yang terus berupaya menjauhkannya dari Barata. Juga dalang dibalik pembunuhan suaminya itu.โ€œDarahku kini mengalir di tubuhmu. Sungguh aku tak sudi kalau bukan dengan alasan memberatkan hukuman S

  • Retrocognition (Melihat Masa Lalu)ย ย ย 96. Akhir

    โ€œPeluru jika ditembakkan dalam jarak sedekat ini, besar kemungkinan tembus! Jarak Wira denganmu terlalu dekat!โ€ ucap Suryo begitu pongah.Pak Aziz terperangah memegangi dada kirinya. Sekali ia melihat telapak tangannya yang sudah berwarna merah. Pria itu panik setengah mati. Ia tak tahu mengapa tak segera merasakan timah panas itu. Tubuhnya kini terasa lemah. Napasnya mulai tersengal. Pria itu luruh ke lantai tepat di sebelah calon menantunya yang berlumuran darah.โ€œLagi pula kamar semewah ini sudah pasti kedap suara,โ€ sambung pria tambun itu.Suryo melangkah mendekat. Bukan untuk memberikan tembakan lanjutan. Namun untuk mengambil gawai Pak Aziz yang masih terpasang di tripod. Rekaman video ia hentikan, lalu beberapa detik menggores-goreskan jemari pada layar pipih 6 inchi itu.โ€œBegini kalau hidupmu penuh keteraturan!โ€ desis Suryo seraya meninggalkan gawai Pak Aziz beserta tripodnya. Ia lalu menghampiri Wira, menyepak beberapa kali wajah pemuda yang telungkup tak berdaya.โ€œMasih ada

  • Retrocognition (Melihat Masa Lalu)ย ย ย 95. Bertemu Suryo

    Seorang pria tambun mengenakan tongkat berjalan diapit oleh dua orang berbadan besar. Di belakangnya seorang berpakaian safari berambut ikal mengikuti langkahnya dengan menenteng sebuah tas hitam. Ia berhenti dan mengetuk pintu dengan nomor A001.โ€œAnda Pak Suryo?โ€ tanya Pak Aziz, seorang yang membukakan pintu.โ€œBenar, dengan Bapak Abdul Aziz?โ€ tanya Suryo ramah. Hal yang tak biasa ia lakukan entah sudah berapa lama.โ€œSelamat datang, Pak. Maaf mengubah tempat pertemuan. Tiba-tiba saya merasa sedikit lelah. Mari, silahkan masuk!โ€ sambut Pak Aziz dengan santun.Suryo membalas keramahan Pak Aziz dengan segera membuka kacamata hitam yang selalu ia kenakan. Kamar president suite itu tampak luas dan mewah. Didominasi warna gading, Suryo diarahkan untuk duduk di sofa tepat di sebelah kiri pintu.โ€œMaaf, Pak, apa boleh hanya kita berdua atau dengan orang kepercayaan Bapak saja?โ€ pinta Pak Aziz setelah dua pria bertubuh besar itu turut serta masuk.โ€œTentu saja boleh, Pak,โ€ jawab Suryo singkat. I

  • Retrocognition (Melihat Masa Lalu)ย ย ย 94. Rencana Untuk Suryo

    Permadi hanya bisa menuruti apa perintah pemuda di hadapannya. Sebagai seorang yang berpengalaman, meski panik ia masih bisa menyembunyikannya. Ia justru tertawa sinis setelah file yang diminta Wira terbuka.โ€œPak Wira, ini adalah file mentah. Data yang saya paparkan tadi adalah data yang sudah diolah dan dilakukan revisi dan penyesuaian,โ€ kilah Permadi.โ€œRevisi? Penyesuaian?โ€ tanya Pak Aziz mulai menangkap adanya kejanggalan.โ€œMaksud saya, ini file mentah yang masih harus diperiksa dan direvisi apa bila ada kekeliruan,โ€ kilah Permadi lagi.โ€œLalu mengapa file mentah ini sudah mendapatkan approval?โ€ potong Wira.โ€œApproval?โ€ Permadi tertawa mendengar pertanyaan Wira. โ€œPak Wira, bagaimana mungkin Anda mengetahui bahwa file ini sudah disetujui sedang ini hanya lah soft file?โ€โ€œSaya tidak sedang membicarakan soft file ini, Pak. Tapi dokumen hard copy yang disimpan oleh Sekretaris Bapak!โ€ tandas Wira.โ€œSekretaris?โ€โ€œYa, lelaki yang menyambut kami tadi, Sekretaris Bapak, bukan?โ€ desak Wira.โ€œ

  • Retrocognition (Melihat Masa Lalu)ย ย ย 93. Laporan Palsu

    Pukul 08:50 Pak Aziz dan Wira sudah sampai di Hotel Nusantara. Pak Aziz segera menghampiri receptionist untuk menanyakan letak ruang meeting yang dimaksud. Setelahnya pria paruh baya itu segera berjalan menuju lift untuk naik ke lantai delapan. Wira hanya mengekori calon mertuanya itu saja.โ€œSeorang pemimpin tak berjalan menunduk, Wira,โ€ ucap Pak Aziz memecahkan keheningan dalam lift yang bergerak naik itu.โ€œGimana, Pak?โ€ tanya Wira tak mengerti. Pak Aziz mendekat dan membenarkan posisi kemeja slim fit yang dikenakan Wira.โ€œUntuk dihormati kau harus membangun kesan lebih dahulu. Setelah penampilan, tentu perilaku. Tampilanmu sudah baik, Aisya sudah memilihkan pakaian yang tepat. Tapi harus kamu dukung juga dengan bahasa tubuh yang baik,โ€ terang Pak Aziz sambil terus tersenyum.โ€œSaya mengerti, Pak. Aisya sudah suruh saya ikut kelas kepemimpinan,โ€ jawab Wira ragu. Pak Aziz tersenyum lalu mengangkat wajah pemuda di hadapannya dengan mendorong dagu.โ€œMulai sekarang kamu nggak boleh lihati

๋”๋ณด๊ธฐ
์ข‹์€ ์†Œ์„ค์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฐพ์•„ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”
GoodNovel ์•ฑ์—์„œ ์ˆ˜๋งŽ์€ ์ธ๊ธฐ ์†Œ์„ค์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฆ๊ธฐ์„ธ์š”! ๋งˆ์Œ์— ๋“œ๋Š” ์ฑ…์„ ๋‹ค์šด๋กœ๋“œํ•˜๊ณ , ์–ธ์ œ ์–ด๋””์„œ๋‚˜ ํŽธํ•˜๊ฒŒ ์ฝ์„ ์ˆ˜ ์žˆ์Šต๋‹ˆ๋‹ค
์•ฑ์—์„œ ์ฑ…์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”
์•ฑ์—์„œ ์ฝ์œผ๋ ค๋ฉด QR ์ฝ”๋“œ๋ฅผ ์Šค์บ”ํ•˜์„ธ์š”.
DMCA.com Protection Status