Share

87. Maya Silvia

Sepanjang perjalanan tiga sahabat itu lebih banyak diam. Seperti tak menemukan topik yang tepat untuk dibincangkan dalam situasi seperti ini. Wira fokus pada kemudinya, sedang Jaka beberapa kali menunjukkan arah, hanya itu. Dan Ario begitu pendiam, merasa tak dilibatkan dan tak punya andil.

“Ini tempatnya, Jek?” tanya Ario menjulurkan kepalanya di antara dua jok depan.

“Biasa aja liatnya!” ketus Jaka sambil mendorong dahi Ario hingga pemuda itu kembali ke kursi joknya. “Parkir di situ aja, Wir, di dalem nanti susah keluarnya!”

Wira mengangguk dan membelokkan mobilnya ke sebuah tanah kosong sebelum memasuki gang tempat pria hidung belang berpesta lendir itu. Seorang pria berjaket kulit dan mengenakan topi terbalik mengarahkan Wira untuk parkir dengan aman. Ia tersenyum ramah saat Wira membuka kaca mobilnya.

“Bisa dibantu, Mas? Mas-nya mau cari yang gimana? Anak SMA? Mahasiswi? Mama muda? Atau yang sudah matang?” tawarnya dengan senyum yang menurut Wira begitu menjijikkan.

“Eh, ini, Ban
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status