Share

Kepergok

“Lho, katanya abis dzuhur ke sininya?” tanya Aisya. Ia terkejut namun entah mengapa begitu gembira Wira datang ke kedainya sepagi ini.

Pemuda berhelm dan berjaket ekspedisi itu hanya tersenyum sambil menanti perempuan cantik itu keluar menghampirinya. Sesekali ia menggaruk kepala yang tidak gatal bahkan tak mengenai kulit kepala karena mengenakan helm. Ia begitu bahagia menemui pujaan hati dan Aisya juga terlihat senang.

“Udah dianterin semua yang dekat-dekat sini. Tadinya memang mau siang, tapi sekalian aja diambil dulu paketmu,” Wira berbohong. Baginya pesan-pesan ramah yang sejak semalam ia baca dari Aisya sungguh seperti sebuah undangan untuk segera mendatangi makhluk cantik itu.

“Oh ya? Duduk dulu, Wir, aku ambilin paketnya ya?” ujar Aisya dengan senyum ramah yang hampir selalu menghias wajahnya.

Wira mengangguk, masih menyunggingkan senyum terbaiknya. Ia merasa bahwa ini adalah pagi terbaik seumur hidupnya. Setela

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status