Share

Chapter 5 — Reinkarnasi

Dia telah melihat bagian kecil dari dunia yang akan menjadi tujuannya. Kurang lebih dia bisa menarik kesimpulan dari berbagai ingatan yang dia lihat menjadi satu kata, neraka.

Dunia kacau seperti itu bukan tempat yang layak untuk menjalani kehidupan damai. Bahkan penderitaan Kanzaki tidak sebanding dengan mereka yang tinggal di dunia tersebut.

“Ya, daripada memberikanmu sisi baik dunia tersebut yang bagaikan ilusi, jauh lebih baik bagimu mengetahui sisi gelapnya. Di sana, kamu memiliki tugas untuk menaklukkan Empat Pangeran Neraka yang tinggal di menara.” Dewi Violet membantu Kanzaki duduk di kursinya.

Empat Pangeran Neraka adalah empat iblis tingkat tinggi yang datang dari dunia bawah untuk memberikan kehancuran. Masing-masing dari mereka membangun pasukannya sendiri dan bertindak secara individu.

Meskipun tidak tampak bersekongkol, pada kenyataannya mereka memiliki tujuan yang sejalan. Tujuannya adalah memberikan teror kepada kehidupan yang tinggal di dunia fana.

“Empat Pangeran Neraka tinggal di tower yang tidak saling berdekatan. Untuk membunuh mereka, kamu diharuskan menaklukkan tower satu persatu dan menciptakan kedamaian bagi umat manusia.” Dewi Violet mengibaskan tangannya ke udara.

Sebuah layar proyeksi yang muncul entah dari mana menampilkan empat menara menyeramkan.

“Informasi yang kumiliki sangatlah terbatas meskipun diriku seorang Dewi. Namun, tidak ada yang salah memberikanmu gambaran tentang menara.” Dewi Violet menekan jari telunjuknya ke bibir dan tersenyum nakal.

Tindakannya membuat Kanzaki merona semerah tomat. Namun begitu Dewi Violet menjadi serius, Kanzaki merasakan aura tegang di sekitarnya.

“Manusia yang terpilih, Kanzaki. Tugasmu di dunia ini adalah mengalahkan Empat Pangeran Neraka dan menghentikan teror yang sudah berlangsung ratusan tahun lamanya—”

Kanzaki harus menaklukkan empat tower yang ada untuk mengalahkan pangeran neraka dan menghentikan teror. Dia akan diberikan bantuan berupa kekuatan fisik yang berada di atas rata-rata.

Kanzaki tidak tahu sejauh mana kekuatan fisik yang dimaksud, namun dia sedikit kecewa bila mana tidak mendapatkan bantuan lainnya. Contohnya adalah pedang sihir ataupun kekuatan hebat lainnya.

“Memang disayangkan bahwa kami para Dewi tidak mampu membantumu seperti menyerahkan pusaka suci karena para pangeran itu akan menyadarinya dan segera menjadikanmu sasaran,” ujar Dewi Violet seakan menjawab kegalauan Kanzaki.i

Tidakakan mengejutkan bila hal semacam itu terjadi, lagipula tidak sedikit cerita semacam itu di novel. Saat para pemeran jahat menyadari ada yang tidak beres seperti munculnya cahaya dari langit ataupun kelahiran bayi yang menyebabkan bencana.

Mereka yang pintar jelas tidak akan membiarkannya begitu saja dan akan memilih melenyapkan bahaya yang dapat mengancam.

Jika saja Kanzaki bangkit dengan membawa pusaka suci, Empat Pangeran Neraka tidak akan tinggal diam. Mereka pastinya akan melenyapkan Kanzaki sebelum dirinya tumbuh semakin kuat.

“Namun kamu jangan berkecil hati. Meskipun pusaka suci dapat terdeteksi, namun tidak dengan para Dewi. Kami dapat menyembunyikan energi kami dengan beberapa trik khusus.” Dewi Violet menunjukkan senyuman nakal.

Kanzaki tercengang karena menyadari maksudnya, “Itu artinya …” dia tidak menyelesaikan kalimatnya.

“Benar, aku Dewi Violet akan ikut menemanimu dalam pengembaraanmu.”

Sebuah lingkaran sihir besar tercipta di tempat Kanzaki dan Dewi Violet berpijak. Perlahan tubuh mereka melayang di udara beserta partikel cahaya menyelimuti tubuh mereka.

Bagi Kanzaki yang berasal dari bumi, dia sangatlah awam terhadap kejadian aneh semacam ini. Namun bukannya dia tidak mengetahuinya, sebagai seorang gamer, dia sangat tahu bahwa itu adalah sihir.

Satu banding sejuta kesempatan, tidak pernah terpikirkan hari di mana dia akan merasakan langsung fenomena yang dikenalnya dengan sihir semacam ini.

“Saat tiba di dunia makhluk hidup, kekuatanku berada di bawah lima persen. Aku mungkin tidak akan memberikanmu banyak bantuan, namun lima persen kekuatanku lebih dari cukup menghabisi monster yang tidak bisa kamu tangani. Mari kita berjuang bersama, Wahai Yang Terpilih.” meninggalkan perkataan seperti itu, dunia yang Kanzaki lihat memudar.

Dunia digantikan dengan cahaya sepenuhnya, sampai warna demi warna, pemandangan di depannya berubah menjadi sesuatu yang teramat baru.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status