Share

Bab 11

Author: Kacang Merah
Hujan masih sering turun di penghujung bulan Mei.

Setelah Reina keluar rumah sakit, Revin sering meluangkan waktu untuk menemaninya.

Mungkin karena efek samping dari obat-obatan yang dia minum dulu, kondisi kesehatan Reina jadi lebih buruk dari sebelumnya.

Namun, semangat hidupnya sangat tinggi, kadang saat tidak nafsu makan, dia tetap memaksakan diri untuk mengisi perutnya.

Selama bersama Revin, dia tidak pernah menyebut nama Maxime sekalipun.

Setiap orang berbeda, ada tipe yang suka memendam masalah dan begitu masalah itu diungkit kembali, mereka akan merasa tersiksa sama seperti luka lama yang terbuka kembali.

Atau mungkin dia tidak ingin menyebarkan aura negatif pada orang-orang di sekitarnya.

Saat sendirian, ada kalanya Reina memandangi foto profil WhatsApp Maxime.

Dia tidak tahu bagaimana sebaiknya memulai pembicaraan untuk membahas perceraian mereka.

Hari ini, Reina pergi keluar untuk berbelanja bahan makanan dan baru saja hendak pulang.

Saat dia hendak pulang, ada seseorang berdiri di depannya.

Marshanda mengenakan kacamata hitam dan masker, rambut panjang sebahu dibiarkan tergerai. Dia memakai gaun panjang yang indah lengkap dengan sepatu hak tinggi yang membuatnya tampak memesona.

"Nana, apa ibumu tahu kamu belum mati?" Marshanda mengernyit.

Reina tidak menyangka akan bertemu dengannya di sini.

Keduanya pergi ke sebuah kafe yang sepi lalu duduk di dekat jendela.

Hujan deras membasahi kaca jendela.

Marshanda melepas masker dan memperlihatkan wajahnya yang cantik. "Tenang saja, Jo bilang Diego membawa lari uang Pak Jeremy dan kabur dengan ibumu. Mereka nggak akan menyusahkanmu lagi."

Reina sudah lebih dulu mendengar hal ini dari Revin.

Karena Treya dan Diego gagal menikahkan Reina sesuai kesepakatan, mereka langsung kabur ke luar negeri hari itu juga.

Siapa sangka Keluarga Andara yang dulunya sangat kaya raya akan bangkrut karena uang 600 miliar?

Reina mendengarkan dalam diam tanpa emosi apa pun.

"Sebenarnya apa yang mau kamu katakan?"

Mata Marshanda diam-diam tertuju pada perut Reina yang masih belum terlihat membuncit.

Dia meremas tangannya dan tidak membongkar semua di hadapan Reina. "Katakan saja, apa yang kamu mau supaya bisa meninggalkan Max?"

"Sebut saja harganya, aku akan langsung setuju."

Sombong sekali.

Reina tersenyum.

Dia menatap lurus Marshanda dengan tenang. "Kami menikah selama tiga tahun, nilai harta kami bersama setidaknya bernilai triliunan, 'kan? Memangnya kamu punya uang sebanyak itu?"

Aktris papan atas sekalipun tidak mungkin sanggup membayar harga semahal ini.

Terlebih lagi, Marshanda hanya terlihat berada dari gaya berpakaian. Padahal aslinya dia tidak punya apa-apa.

Marshanda menggertakkan gigi saat dipandang rendah oleh Reina.

Yah, tapi ada benarnya. Dulu Reina adalah putri kesayangan Keluarga Andara, bagi Reina yang dulu uang hanyalah sebuah angka.

Harus dicatat, Tuan Besar Keluarga Andara yaitu kakek Reina, dikenal sebagai orang terkaya di Kota Simaliki.

Namun, coba lihat kondisinya sekarang, Reina hanya seorang wanita buangan yang tidak diinginkan siapa pun.

Begitu terpikir akan hal ini, Marshanda merasa hidup ini cukup adil, jadi dia tersenyum.

"Kamu tahu nggak siapa yang menyuruhku datang mencarimu?"

"Ibu Max berpesan, asal kamu mau pergi, uang sebanyak apa pun nggak jadi masalah."

"Anggap saja uang sedekah untuk pengemis."

Pengemis ....

Reina teringat dengan ucapan manis ibu Maxime waktu perjodohan dulu.

Apa katanya waktu itu? Ah . ... Dia bilang hanya putri Keluarga Andara yang pantas bersanding dengan Maxime. Dia juga bilang akan memperlakukan Reina seperti putrinya sendiri ....

Reina tersadar, dia tidak ingin kembali terhanyut dalam kesedihan, jadi dia bangkit berdiri. "Bawa dulu uangnya, baru kita bicara."

Reina tahu ibu Maxime tidak akan sudi memberinya uang.

Saat Reina beranjak pergi, dia mendengar Marshanda memperingatinya, "Kamu pasti menyesal."

Malamnya, Reina terbangun oleh telepon yang masuk tengah malam.

Dia mengangkatnya, lalu terdengar suara dingin Maxime dari ujung telepon.

"Aku benar-benar sudah salah menilaimu. Berapa triliun katamu?"

"Setelah menghilang berhari-hari, yang ada di otakmu ternyata ide seperti ini?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Abdi Utie
tuh kan...Marshanda itu keong racun
goodnovel comment avatar
Licha Licha
makin menarik cerita nya
goodnovel comment avatar
Ahmal Huda
maafkan kesalahan & kehilafan AHMAL , tanpa bantuan Anda semua kami bukan apa apa ,terimakasih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status