Share

Zirah Perang

Riwa memberikan teropong pada nonanya. Adara melihat lebih dekat kapal perang yang dari arah berlayar sedang menyambanginya.

“Persiapkan semua orang dan senjata untuk memulai peperangan.” Kapten itu menghela napas panjang. Bukan tak mungkin kapalnya juga tenggelam mengingat dua lawannya dari jarak jauh juga amat sangat tangguh.

Adara mengambil terompet yang ada di pinggannya. Ia tiup sekuat mungkin sebagai sinyal peperangan. Kemudian genderang perang bertabuh dan bersahut-sahutan.

Anak buah Adara mulai bergerak. Mereka mulai mengasah pedang, menyiapkan tali juga meriam dipanaskan untuk menembak ketika perintah diturunkan.

“Kenapa. Kenapa kali ini aku merasa ketakutan dan aku merasa tak percaya diri.” Adara menatap kapal yang semakin dekat. Ia sedikit berharap kalau Arsa keluar dan membantunya. Namun, kemunculan pria itu tak terlihat.

“Aku tak boleh berharap pada orang lain ternyata.” Gadis berambut keriting itu tersenyum kembali.

Apa pun akan ia hadapi, entah mati sebagai kapten,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status