Share

BAB 23

Author: Petra Vie
last update Last Updated: 2025-12-10 12:48:28

Semua seperti berputar di otakku apa yang sebenarnya terjadi, informasi penting seperti itu tidak disampaikan pada bapak, sehingga bapak harus meregang nyawanya sendiri di mana waktu itu posisinya ibu sedang mengandungku.

“Kenapa? Alasan apa yang mereka gunakan sampai harus mengorbankan bapak?” tanyaku penuh amarah.

“Karena dukun beranak dan tabib istana ketakutan, Danastri dengan ramalan yang sudah diprediksi oleh ahli tenung atau dukun istana. Tidak mungkin selir Kahiyang melahirkan sendiri, bahkan hampir semua orang menjauhinya.”

“Tapi bukan berarti harus mengorbankan bapakku! Mereka tidak berpikir jauh, kah? Ibukku juga sedang hamil dan membutuhkan bapakku. Aku juga butuh bapakku dihidupku!” suaraku meninggi, rasanya tenggorakku tercekat menerima kenyataan ini.

“Danastri, aku tahu kamu marah dan kecewa dengan kami atau orang di keraton. Hanya saja bapakmu juga kasihan dengan selir Kahiyang,” ujar Ibu memegang kedua tanganku dengan sorot mata yang teduh.

“Lalu bagaimana
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Romansa Rapshodi   BAB 31

    “Danastri! Jangan dihabiskan, aku memetiknya bukan untuk kamu makan sendiri!”“Yayaya...Atma apa yang kamu bicarakan? Aku tidak mendengarnya,” ujarku mengejek dan kembali sibuk membuka kulit rambutan sambil berjongkok melihat Atma ribut digigit semut.“Sudah ku katakan jangan dihabiskan,” kesalnya yang turun sambil menggaruk badannya dan menjitak kepalaku sedikit keras, sedangkan aku mengaduh sakit. Cahyo hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kami berdua, dia yang membawa dua ikat rambutan memberikannya kepadaku. Atma ikut duduk di sebelahku menikmati rambutan hasil petikannya diikuti oleh Cahyo.“Wah, wah lihat ini siapa pencuri kecil yang sudah tobat,” ejek seseorang setelah menyenderkan sepedanya di pagar dan ikut bergabung.“Sialan!” kesal Atma yang sibuk memakan rambutan, “Pelan-pelan, Atma.” Aku memperingatkanya agar kejadian beberapa saat lalu tidak terjadi lagi.“Yo, Cahyo...katakan padaku rambutanmu tidak dimalingkan?” tanyanya yang sudah ikut makan dan d

  • Romansa Rapshodi   BAB 30

    Paginya ku lihat wajahku di cermin yang sudah tidak karuan, mataku bengkak cukup besar, tapi perasaanku lebih tidak karuan lagi. Rasa sesak tidak hilang sejak kemarin, ternyata aku tidak punya keberanian untuk mengatakannya. Aku takut melukai perasaan Raden Kaningat, tapi hatiku juga sakit menahan beban ini.“Kamu ini mau membelinya atau tidak?” tanya Pakdhe Terjo cukup lama aku berdiri di depan dagangannya.“Cah gemblung ini, Danastri!” panggilnya aku masih berada pada pikiranku sendiri.“Marinten, anak ini tidak apa-apa, kan?” tanya Pakdhe Terjo khawatir memanggil teman seberangnya yang menjual sayuran.“Entah, dia dari tadi seperti itu. Mungkin sedang memikirkan untuk membeli ikan atau udang milikmu,” jawab Marinten yang sama bingungnya.“Pakdhe,” panggilku, “Ah, ya ada apa? Mau ikan yang mana?” tanya Pakdhe Terjo merasa tenang.“Apa Pakdhe tidak kasian dengan ini? Dia terpisah dari keluarganya pasti keluarganya mencarinya. Dengan jahat Pakdhe memisahkan mereka,” ujarku sedikit ber

  • Romansa Rapshodi   BAB 29

    Aku tidak tahu sejak kapan, hanya saja kini rumahku menjadi perkumpulan ketiga orang ini, Atma, Barga, dan Manik. Setelah ku ingat-ingat dulu Atma sering sekali bertengkar dengan Barga dan menyuruhku menjauhinya, tapi lihat kini mereka berteman seperti tidak pernah melempari jagung satu sama lain.“Jadi Danastri, apa kamu ikut dengan kami?” tanya Barga setelah menghidupkan rokoknya.“Pergi kemana?”“Tentu saja, pasar malam!” seru Atma antusias sambil melirik ke Manik.“Ayo, Danastri. Akan sangat menyenangkan jika kita pergi bersama,” pinta Manik memohon.“Atma, ini semua akal-akalanmu, kan? Agar kamu bisa pergi bersama Manik,” ucapku sambil menyipitkan mata dan Atma bersiul-siul menatap pintu luar.“Danastri, aku sudah lama sekali tidak pergi denganmu...aku janji akan membelikan apapun yang kamu mau,” tawar Barga yang tetap saja tidak menarik dimataku, dia pikir aku perempuan yang hanya ingin uangnya.“Ayo, Danastri. Tidak mungkin kamu tega membiarkanku bersama dua laki-laki kurang wa

  • Romansa Rapshodi   BAB 28

    Mataku menemukan wanita menggunakan pakaian berwarna putih bersama salah satu dayang keraton, semua yang ada di keraton terlihat lebih indah saat ada wanita itu mungkin dia salah satu alasan raja berani memperjuangkan cintanya. Selir Kahiyang. Dia tesenyum lembut menatapku dan mendekatiku, rasanya aku tidak sudi memberikan hormat pada orang ini setelah mendengar semua cerita kebenaran tentang orang tuaku.“Namamu tadi siapa? Aku sedikit lupa,” tanya Selir Kahiyang setelah berada di depanku, aku tidak mau melihat wajahnya benar-benar tidak sudi melihatnya.“Da-Danastri.”“Kamu tumbuh dengan baik dan mirip sekali dengan Kinasih, sangat cantik,” pujinya yang memegang daguku dengan cepat aku langsung bersimpuh memberikan hormat.“Maaf, saya belum memberikan salam. Perkenalkan saya Danastri penari keraton bersama Manik,” ujarku yang sepertinya orang itu cukup terkejut dengan reaksiku langsung menjauhinya.“Berdirilah, Danastri. Aku hanya ingin melihatmu,” ujarnya dan dengan berat hati aku

  • Romansa Rapshodi   BAB 27

    Sesaat setelah aku selesai menjemur pakaian di luar, aku dikejutkan oleh Manik yang menungguku tidak jauh dari tempatku. Wajahnya yang entah menurutku setelah pertengkaranku dengan Ambar dan Suci, wajah Manik lebih lembut atau mungkin karena hubungannya kembali membaik dengan Atma.“Ayo, Danastri,” ajaknya, “Kemana, Manik?” tanyaku yang ku dapati wajahnya sedikit was-was.“Keraton.”“Untuk apa aku kesana? Aku sudah mengatakan padamu tidak akan kembali ke sana,” tolakku yang langsung ingin masuk rumah, tapi tertahan karena lenganku dipegang dengan erat.“Aku tahu...tapi bukan untuk menari melainkan undangan perjamuan dari Ratu.”Mataku membulat sempurna benar-benar enggan untuk pergi, “Tidak, aku tidak mau,” tolakku keras.“Danastri, kamu tidak bisa menolaknya. Kita hanya makan setelah itu pulang,” jelas Manik sambil menyeretku untuk mengikutinya, tapi aku masih kekeuh dengan pendapatku.“Aku tidak mau, Manik. Lepaskan aku!”Manik berhenti dan menatapku sepenuhnya menemukan wajahku yan

  • Romansa Rapshodi   BAB 26

    Kakikku rasanya terpaku di bumi tidak bisa ku gerakkan, aliran darahku seperti memompa lebih cepat. Dadaku sangat sakit mengingat semua cerita kebenaran tentang keluargaku dan kini penyebab dari masalah ini semua ada di sini di dekatku. Derap langkahnya semakin mendekat, tapi sialnya sangat sial kakikku tidak bisa bergerak. Ku tundukkan leherku dan berusaha sekuat tenaga agar bisa menggerakan kakiku untuk cepat pergi.“Danastri, ada apa?” tanyanya yang mencoba memegang lenganku, “Jangan sentuh aku!” teriakku yang mana dia bisa melihat pelupuk mataku menggenang air dan pergi begitu saja.“A-astaga ada apa dengan anak itu, Raden?” tanya Wardi yang sama terkejutnya mendapati aku seperti itu. Di satu sisi Raden Kaningrat merasa ada yang tidak beres denganku. Malam hari saat aku tertidur aku bermimpi bertemu bapak dan ibu, di sana kami sedang berada di rumah yang mungkin milik keluarga bapak dulu. Suasananya sangat hangat, aku bisa mengetahui wajah bapak meskipun d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status