Beranda / Romansa / Romansa Yang Dihantui Masa Lalu / Masuk Dalam Keluarga Konglomerat

Share

Masuk Dalam Keluarga Konglomerat

Penulis: Endah Tanty
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-24 14:50:30

Bulan Madu di Bali, impian semua orang termasuk Clara. Betapa bahagianya Clara.  Bram sangat memanjakannya, menginap di hotel bintang 7, makan di restoran dengan berbagai menu yang sebelumnya belum pernah ia coba, kesempatan  juga untuk berwisata kuliner yang kebetulan hobi Clara memasak. Sungguh Clara tak menyangka, kehidupan yang penuh kemewahan  Clara raih seperti yang ia impikan.

“Clara, sudah satu minggu kita menikmati keindahan Pulau Dewata, bagaimana, kamu puas?” Bram mendekati Clara, tangannya pun melingkar di bahunya.

“Makasih ya Bram, kamu bukan hanya memberikan cinta, tapi juga kemewahan.”

Mereka berdua menikmati keindahan pantai di senja hari, suasana yang sangat romantis, deburan–deburan ombak mengiringi gejolak cinta di dalam jiwa mereka. Tapi jauh dalam hati Clara,  ia mencemaskan keadaan Ayahnya, entah di mana dia, Clara belum mendapatkan kabar dari Bi Atik. Sebelum kepulangan mereka, Bram dan Clara berbelanja untuk oleh-oleh.

“Clara, kamu beli oleh–oleh buat Bibimu, aku akan membeli buat Papa, Mama, dan Dinda,” ujar Bram.

“Iya.” Clara berlalu dan mulai memilih–milih beberapa baju buat Bi Atik dan Ayahnya.

Selesai sudah perjalanan Clara dan Bram berbulan madu. Clara sudah tak sabar menemui Bibi dan menanyakan kabar ayahnya. Tiba di Bandara Sutta mereka di jemput Pak Badrun, sopir pribadi Thomas, dengan cepat mobil melaju menembus padatnya lalu lintas ibu kota. Akhirnya sampailah di rumah mewah keluarga Thomas Himawan, keluarga Bram pun sudah menyambut di depan rumah.

“Selamat datang pengantin baru,” celetuk Dinda, menggoda pasangan suami istri, yang baru turun dari mobil Alphard warna hitam.

“Sudah–sudah jangan goda kakak iparmu itu, lihat tu pipinya merah,” Thomas mertua  Clara berucap sambil tersenyum. Lain halnya dengan Elin, dengan senyum tipisnya ia berkata dengan sinis.

“Clara, pasti senang, orang udik di ajak ke Bali. Clara mulai sekarang, kamu harus membiasakan hidup dengan gaya kami,” ucap Elin, seakan–akan merendahkan Clara.

“Iya Mah,” jawab singkat Clara.

Bram menggandeng tangan tangan Clara sembari berucap, ”Kami, istirahat dulu.” Lalu Bram dan Clara melangkah masuk ke dalam rumah.

Pertama kali menginjakkan kaki di rumah mewah ini, bukannya membuat  Clara senang, tapi malah membuatnya terasa sesak.

Pukul enam pagi, Clara sudah terbangun, ia  melihat Bram masih terlelap tidur,  lalu di edarkan pandangannya keseluruh kamar,  sambil berpikir apa yang akan ia lakukan sepanjang hari ini tidak mungkin ‘kan, hanya tidur, makan sepanjang hari. Setelah membersihkan diri Clara keluar kamar menuju dapur, ia  melihat Mbok Inem sibuk di dapur.

“Mbok, aku bantuin ya,” sapa Clara.

“Jangan non, nanti Nyoyah marah,” balas Mbok Inem.

“Jangan khawatir Mbok.  Aku suka memasak, kita masak nasi goreng ya, buat sarapan,” ucap Clara seraya tangannya mulai menyiapkan bumbu nasi goreng. Mbok Inem akhirnya menuruti kemauan Clara, untuk memasak.

Nasi goreng telur sudah  ditata di meja makan yang panjang, minuman air putih dan jus jeruk pun sudah di siapkan. Lalu Clara bergegas ke kamar untuk membangunkan  Bram, ternyata Bram sudah siap dengan baju kerjanya.

“Dari mana kamu, Clara?” tanya Bram, tanpa memandang ke arah Clara, bergegas Clara membantunya untuk memasangkan dasi.

“Dari dapur bantu–bantu Mbok Inem,” jawab Clara, dengan jari jemari cekatan, memasangkan dasi.

“Emmm pasti enak masakanmu,” sahut Bram, sambil mendaratkan kecupan, di kening Clara.

Mereka berdua menuju meja makan, di sana terlihat Thomas dan Elin yang sudah duduk di kursi makan.

“Ayo, makan Bram, Clara ,” ajak Thomas.

“Siapa yang masak ini, rasanya beda, ini bukan masakan Mbok Inem,” Thomas mengunyah nasi goreng buatan Clara.

“Maaf Pa, Clara yang masak,” ucap Clara.

Semua mata menatap ke arah Clara.

“Enak, sering-seringlah masak buat Papa,” Thomas tersenyum ke arah menantunya itu.

Sejak saat itu Clara menyibukan diri di dapur mertuanya, berbagai menu yang ia pelajari lewat internet seperti bistik daging, beef teriyaki, tumis iga sapi sehat. Lewat menu–menu yang menguggah selera Clara berhasil mengambil hati keluarga  Bram. Dan dengan alasan ingin mengembangkan hoby memasak, akhirnya Clara meminta ijin mengikuti kelas memasak, selain untuk kesibukkannya, juga untuk menghindari ajakan Elin untuk bertemu dengan teman-teman sosialitanya. Pernah sekali Clara di ajaknya arisan dengan teman–teman sosialita Elin, bukan bahagia yang ia dapatkan, tapi justru tidak nyaman yang Clara rasakan. Pembicaraan sekitar perhiasan, tas, sepatu, baju branded yang harganya selangit, liburan keluar negeri. Penampilan mereka pun tak kalah hebohnya, seakan-akan berlomba memperlihatkan harta bendanya. Hal itu sangat bertolak belakang dengan kepribadian Clara. Clara lebih suka berpenampilan sederhana yang kadang membuat Elin jengkel, ketika memperkenalkan diri Clara ke teman–temannya.

“Clara, kamu itu sekarang istri dari CEO, berpenampilan yang elegan, Mama itu malu punya menantu sepertimu, nggak modis,” ucap Elin, ketika melihat Clara berpenampilan sederhana. Clara hanya menghela napas panjang, dan menghembuskannya pelan.

Dengan mengikuti kelas memasak, Clara memiliki kesibukan, selain itu ia juga bisa membantu Bibi Atik di toko kue miliknya.

“Clara, buat apa membuat donat sebanyak ini?” tanya Atik, ketika melihatku sibuk membuat kue donat .

“Aku akan membagi–bagikan donat ini,” jawab Clara.

“Bi.., ini sudah dua bulan sejak ayah keluar dari penjara dan kita belum menemukannya, aku mengkhawatirkan keadaannya,” ujar Clara, sambil memasukkan donat di dalam kardus.

“Bibi, juga berusaha mencarinya, Bibi sudah menitipkan alamat di kontrakan lama, siapa tahu ayahmu mencari Bibi di sana, tapi tak ada kabar. Mungkin ayahmu sengaja menghindar dari kita.’’ Bi Atik memegang bahu Clara seakan memberi isyarat supaya bersabar.

Selesai sudah donat–donat yang di masukan ke dalam kerdus. Clara, bergegas ke jalanan menemui orang-orang yang tidak mampu, mulai dari tukang becak, pedagang asongan, dan juga pengamen jalanan. Hari menjelang senja, Clara terus menyusuri trotoar, matanya tertuju pada sekelompok laki-laki, nampaknya mereka pekerja proyek pembangunan jalan, dengan cepat  Clara melangkahkan kaki menuju segerombolan pekerja bangunan.

“Selamat sore, Bapak-bapak ini ada kue donat, gratis buat Bapak-Bapak silakan ambil,” ujar Clara sambil menyodorkan kardus yang berisi donat, mereka pun mengucap terima kasih sambil tersenyum. Tak sengaja mata  Clara menangkap sosok lelaki setengah baya yang sedang duduk menyendiri, wajahnya tertutup sebagian topinya, kedua tangan memeluk lutut, perlahan Clara menghampiri.

“Maaf Pak, ini ada donat buat Bapak,” ucap Clara dan lelaki itu pun mengangkat wajahnya.

“Ayah!” Betapa terkejut Clara, ternyata lelaki itu adalah Hanggoro ayahnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Pengorbanan Bramastio

    Bram, sampai di depan ruangan Fandi, tanpa mengetuk pintu, ia langsung masuk, Fandi terkejut dengan kehadiran Bram yang tampak begitu cemas.“Kak Bram, duduklah,” pinta Fandi, ia tahu persis maksud Bram menemuinya.Bram pun duduk, menghela nafas berat dan kemudian berucap.“Apakah benar, Jose harus tranplantasi jantung?” tanya Bram dengan bibir gemetar.“Benar Kak Bram, Jose mengalami lubang di pembuluh darah aorta yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Dari hasil pemeriksaan, sakit jantung Jose sudah sangat parah, pengobatan dan operasi sudah tidak memungkinkan, dan jalan satu-satunya adalah tranplantasi jantung,” jelas Fandi.“Berapa lama Jose bertahan?” tanya Bram.“Kita punya waktu satu bulan sampai kita mendapat donor jantung yang sesuai, kami sudah menghubungi Rumah Sakit Jantung Singapura, untuk mendapatkan donor jantung,” balas Fandi dengan serius.“Jika dalam satu bulan, Jose tidak mendapatkan donor jantung, apa yang terjadi?” tanya Bram lagi, kali ini jantungnya

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Jose Harus Transplantasi Jantung

    Kaki Clara terasa lemas, Jose akan di tangani lima dokter sekaligus, pertanyaan sakit apa Jose, membayangi pikiran Clara. Langkahnya pelan, keluar dari ruangan Dokter Ridwan. Nilam yang menunggu Jose, juga terlihat cemas, ketika melihat Clara, seperti orang linglung.“Clara, Jose, baik-baik saja ‘kan?” tanya Nilam, menatap putrinya dengan tatapan dalam.“Tidak Bu, Jose tidak baik-baik saja, cobaan apalagi ini Bu, kenapa masalah suka sekali menghampiriku,” balas Clara, terlihat putus asa, ia menghempaskan pantatnya di kursi tunggu, lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dan berlahan terdengar isakan tangis. Suara tangisan Clara, begitu memilukan, membuat Nilam bersedih, dan cemas akan keadaan Jose. Nilam duduk di sebelah Clara, di usapnya punggung Clara dengan lembut, seraya menunggu pernyataan dari dari putrinya, tentang sakit yang di derita Jose.“Adrian dan Baskoro suruh pulang, jika memang ini serius,” ujar Nilam pelan.Clara mendesah pelan, dan menghentikan tangis

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Jose Sakit

    Satu bulan setelah penculikan Jose, Clara dan Adrian lebih memperhatikan Jose, pengawasan ketat dilakukan, Clara tidak mau lengah lagi, ia masih tak menyangka, kalau Dinda yang melakukan penculikan. Clara dan Adrian selalu mencurahkan kasih sayangnya pada Jose. Clara juga mengizinkan Bram, ayah kandung Jose untuk sesekali bertemu dengan Jose.Setiap malam Clara menyempatkan menemani dan membacakan buku cerita pada Jose, sampai Jose tertidur pulas, seperti malam ini, dengan manjanya Jose menarik tangan Clara sambil berucap manja.“Mommy, ayo bacakan cerita kancil ke cebur sumur, dan di tolong sama gajah,” rengek Jose sambil bergelayut manja.“Okey, sayang, Jose sikat gigi dulu, lalu naik ke tempat tidur, nanti Mommy bacakan cerita,” balas Clara sambil menggandeng tangan mungil Jose.Jose pun menuruti apa yang di perintahkan Clara, dengan berlari kecil ia masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, dan setelah itu berajak naik ke tempat tidur dan di sana Clara sudah duduk bersanda

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Siapa Penculik Jose?

    Clara dan Adrian hampir putus asa, sudah satu minggu lamanya Jose tidak di ketemukan, Pagi itu Clara masih duduk di tempat tidur, matanya sembab, di peluknya foto Jose, sesekali di pandanginya foto bocah umur lima tahun yang lucu itu. Adrian yang melihat keadaan Clara turut sedih, tapi dia lebih menfokuskan mencari Jose, tiap satu jam sekali dia menghubungi anak buahnya untuk memgetahui perkembangan pencarian Jose, tapi lagi-lagi nihil.“Clara, aku bawakan sarapan, kamu harus tetap makan, satu minggu ini makanmu tidak teratur,” ucap Adrian dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur, dan segelas susu lalu di letakan di meja samping tempat tidur.Clara menatap sendu dan berujar, ”Adrian aku tak sanggup, jika harus kehilangan Jose.”“Jose, baik-baik saja, percayalah, sebentar lagi kita akan menemukannya,” ucap Adrian tangannya mengusap bulir bening yang mengalir di pipi Clara. Lalu di raihnya semangkuk bubur dan suap demi suap dimasukannya ke mulut Clara. Hari menjelang siang, Polisi

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Jose Di Culik

    Lima bulan berlalu, Clara dan Adrian dengan susah payah melupakan kesedihannya kehilangan janin dalam kandungan Clara. Sementara Bram telah membayar kesalahannya di balik jeruji besi.Di kediaman Thomas terjadi keributan, Bram yang baru saja bebas dari penjara, pulang ke rumah dengan keadaan mabuk, melihat itu Thomas geram.“Tampaknya aku sudah tidak bisa berharap lagi pada Bram, cintanya pada Clara merusak jiwanya, satu–satunya harapanku hanya pada Jose, cucu laki-lakiku, aku akan berusaha merebut Jose dari tangan Clara, dan akan kuwariskan semua bisnisku kelak pada Jose,” ucap ThomasElin hanya terdiam, penyesalan menyelimuti dirinya, perceraian Bram dengan Clara, justru menghancurkan kehidupan Bram. Sekarang Clara menjalani kehidupan bahagia dengan Adrian.Sementara itu di rumah Baskoro, Clara sedang memperhatikan Jose yang sedang bermain-main dengan Baskoro dan Nilam. Clara yang berdiri di atas balkon kamar tersenyum bahagia menyaksikan Jose begitu akrab dengan kakek tirinya, la

  • Romansa Yang Dihantui Masa Lalu   Bram Berulah Lagi

    Setelah kasus kematian Ki Darma terpecahkan, Clara dan Adrian kembali ke Jakarta, hari menjelang malam, udara terasa dingin, beberapa kali Clara menguap, ia pun menyandarkan kepalanya di bahu Adrian dan terlelap tidur, sementara Adrian terus fokus menyetir, melajukan kendaraannya meninggalkan kota Bandung.Beberapa jam kemudian mereka sampai, Adrian membangunkan Clara.“Sayang, kita sudah sampai,” ucap pelan Adrian dengan lembut, sambil mengusap-usap pipi Clara. Sehingga membuat Clara terbangun dan mengerjab-ngerjabkan matanya, yang masih sedikit kabur.“Di mana ini?”“Di apartemen, besok kita ke rumah ayahmu, dan bertemu Jose, lalu kita akan jalan-jalan bertiga bersama Jose, kamu pasti sudah kangen ‘kan hampir dua minggu tidak ketemu Jose.”“Iya, Adrian aku kangen banget ingin cium pipi tembemnya,” sahut Clara sambil tersenyum, membayangkan wajah imut yang mengemaskan.Adrian dan Clara masuk ke dalam apartemen, setelah membersihkan diri, Adrian duduk di sofa depan televisi, matanya t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status