Rangkaian penjelasan telah disampaikan oleh Lexia. Awalnya Dusk sempat meremehkan kemampuan gadis tersebut. Tapi setelah melihat dengan mata sendiri, Dusk dalam hati kagum.
Lexia terlihat lincah di atas kapal mewah yang akan menjadi tanggung jawabnya nanti. Gadis tomboi aneh itu juga menguasai mesin dan sistem kemudi yang otomatis. Ia mengajarkan pada Dusk tentang semua panel yang ada, termasuk GPS. Dusk mencibir dan mengatakan ia sudah mengetahui semua itu. "Aku pernah menjadi asistan kepala mesin kapal Paradise selama dua tahun!" cetus Dusk. Lexia mendengus kesal. Pemuda itu sangat sombong. Paradise memang salah satu kapal milik perusahaan dari negara Spanyol yang terkenal. Kapal pesiar Paradise juga terkenal sebagai salah satu yang terbaik di Eropa. "Akan ada dua orang lainnya yang membantumu. Sebagai kapten kapal, tugas utamamu adalah memastikan kedua kapal dalam kondisi prima, bersih dan siap dipakai oleh keluarga Reinard. Ada jadwal untuk Tuan Reinard dan anaknya memakai kapal ini. Baca dan pahami. Jika kau teledor dan lupa menyiapkan semuanya, bersiaplah menerima hukuman!" papar Lexia dengan lantang dan tegas. "Kau yakin dirimu perempuan?" sindir Dusk sembari menggulung tali. Lexia mengerling ketus. "Kau ada masalah dengan gender?!" cecar Lexia geram. "Orang Spanyol selalu memuja wanitanya, Lex! Orang Northery yang menganggap perempuan adalah perhiasan yang tidak memiliki mulut untuk bicara dan hati untuk merasakan. Jadi, yang memiliki masalah dengan gender adalah kalian! Tidak seharusnya wanita di sini diperlakukan seperti barang tidak bernyawa. Sebaliknya, aku berharap wanita Northery memiliki selera yang lebih dari sekedar kilauan harta!" seru Dusk panjang lebar. "Jangan lancang mulutmu, Dusk! Kau hanya pendatang!" bentak Lexia kesal. "Ironisnya, ratu kalian adalah perempuan! Aku tidak lancang. Mungkin jika memiliki status dan pendidikan tinggi, pandanganku akan menjadi pencetus bagi kaum wanita untuk bangkit dan membela martabatnya. Benar bukan?" tangkis Dusk tidak peduli. Lexia membuang muka dan pura-pura sibuk dengan panel di depannya. Dalam hati Lexia, ia membenarkan ucapan Dusk. Dirinya mendapat kesempatan yang baik karena Hector tidak menganggap Lexia seorang wanita. Mungkin majikannya lupa tentang dirinya yang perempuan. Namun di luar semua itu, Lexia mungkin salah satu dari segelintir perempuan yang memiliki posisi dan hak sejajar dengan pria.Loreta Deiz, adalah perempuan terkuat yang kini berhasil duduk di kursi parlemen kerajaan sebagai menteri pemberdayaan perempuan. Sayangnya, Loreta juga berakhir hanya mengurusi kiprah perempuan dalam menjaga tradisi yang masih ketat dijaga dalam tatanan sosial Northery. Sistem yang ada di negara makmur ini, tidak pernah menguntungkan pihak wanita sedikit pun. "Lex, aku dan kau adalah sama! Jadi jangan anggap diriku musuh. Tapi apa pun anggapanmu, aku tidak peduli!" ucap Dusk yang sudah ada di belakangnya. Lexia berbalik dan tiba-tiba menerjang tubuh Dusk hingga merapat ke lambung kapal. Gerakan itu mengunci Dusk hingga tidak bisa bergerak. "Kita tidak sama, Dusk! Aku bukan pembakang sepertimu! Panggil atau sebut aku sebagai anjing Reinard yang setia, aku tidak peduli! Tapi apa pun pandanganmu tentang negara ini, pastikan dengan baik! Jangan menjadi pengacau di keluarga Reinard! Paham?!" bentak Lexia dengan garang. Dusk tidak menyangka jika Lexia sangat kuat dan bisa melumpuhkannya. Dusk bisa saja memuntir balik, tapi ia memilih untuk tidak melakukan itu. Bagaimanapun, Lexia adalah wanita. "Ok-ok, Lexia! Tenang! Aku hanya mencari bahan obrolan saja!" balas Dusk pura-pura meringis. Lexia merenggut tangannya dengan kasar dan membuang napas keras-keras. Tanpa berkata lagi, ia melompat dengan lincah dan mendarat di dermaga. Tubuhnya terlihat ringan. Lexia menstater motor lalu melesat dengan kecepatan tinggi. "Mirip Dineth," gumam Dusk. Dineth adalah adik Gerald yang telah meninggal lima tahun lalu karena kecelakaan. Dusk sangat menyayanginya dan ia sangat terpukul ketika kehilangan Dineth. Dusk menepis semua kenangan buruk yang menyerbu benaknya beberapa hari ini. Dengan cekatan, ia kembali meneruskan pekerjaannya.***Balutan kain kasa yang membungkus lengannya dibuka dan diganti dengan yang baru oleh perawat. Semua omelan ibunya hanya Swan dengarkan tanpa merespon. "Kau adalah putriku satu-satunya, Swan. Jaga sikap dan dirimu. Jangan membuat hal aneh-aneh menentang tradisi," cetus Anne dengan lembut. "Mama, aku juga ingin seperti wanita-wanita yang memiliki kesempatan yang sama dengan pria di negara lain. Kenapa negara semodern Northery harus mengekang wanitanya untuk berkembang?" tanya Swan. "Terutama aku. Bahkan keluar dari tembok kastil saja aku harus melewati berbagai larangan dan aturan." Wajah Swan meredup dan Anne tersenyum kikuk. Ia tahu keresahan Swan. Dirinya pernah berada di posisi putrinya dulu. Menjadi istri Hector adalah perjodohan yang tidak pernah ia ketahui. Anne beruntung karena Hector setia dan masih memberikan porsi cukup dalam rumah tangga mereka. Untuk beberapa wanita, kaum bangsawan terutama, mereka bahkan tidak memiliki akses dalam mengasuh dan membesarkan putra putrinya sendiri. Semua diambil alih oleh pihak suami yang kemudian memilih pengasuh profesional untuk mendidik keturunan mereka. Sahabat Anne, Belti, harus menelan kepahitan dalam rumah tangga karena suaminya memiliki begitu banyak wanita simpanan. Hector tidak pernah melakukan itu. Walaupun sifatnya keras dan kadang menjengkelkan, Anne masih bisa mengajak bicara layaknya suami istri. Hanya beberapa hak saja yang tidak Hector berikan, termasuk tentang peraturannya yang tidak bisa ditentang. "Swan, pilih pria yang baik dan bisa menjadi teman hidup. Pria yang menganggap dirimu adalah partner, bukan sekedar wanita yang melahirkan anak-anak dan patung dalam koleksi istananya," saran Anne lemah lembut. Swan menunduk. Ia menyembunyikan air matanya. Betapa sulit mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya. "Aku ingin jalan-jalan di taman, Mama," pamit Swan dan meninggalkan ibunya yang terdiam dengan hati yang pedih. Gadis itu menghindari ibunya setiap membahas topik yang sensitif.Suasana sore ini cukup dingin. Swan merapatkan cardigannya dan berjalan menyusuri jalan setapak yang terbuat dari susunan batu lempeng yang rapi. Danau buatan yang luasnya sekitar dua ribu meter persegi tampak alami dengan hiasan bunga lotus putih. Tanpa mempedulikan roknya kotor, Swan duduk di rumput dan melepas sepatu serta mencelupkan kakinya ke dalam danau. Air yang dingin membalut kakinya menjadi sedikit kebas. Swan tidak peduli. Hatinya terlalu sesak dengan segala tekanan menjadi putri dari Hector Reinard. Swan merasakan adalah mustahil baginya memilih pria sesuai keinginannya sendiri. Ia membayangkan akan menjalani hidup yang membosankan untuk selamanya.Gadis lainnya masih beruntung memiliki ijin untuk pergi ke luar negeri, tapi tidak dengan dirinya.Swan ingin lari dan kabur dari kehidupannya saat ini! "Hei, Gadis Berkumis!" Swan menoleh dan melihat ke atas dataran tinggi dekat danau. Ada pria yang menolongnya tadi kemarin malam! Sejak kapan ia menempati paviliun Gerto? Sejak Gerto meninggal, paviliun itu kosong selama setahun. Kapten kapal mereka tinggal di tempat tersebut selama lima belas tahun. Tapi sayangnya kebiasaan mabuk Gerto, membuatnya meninggal dalam usia empat puluh lima tahun. Usia yang terlalu muda untuk mati. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Swan bingung. 'Haruskah aku memanggil penjaga?' batin Swan cukup gugup. Pria itu tampak seperti berandalan. Rambutnya yang ikal panjang dikuncir satu dan wajahnya dihiasi kumis juga berewok kasar yang baru tumbuh. Sebetulnya pemuda itu tampan, tapi tampang kumalnya membuat Swan ngeri. Bayangan perampok dan orang jahat melintas di benaknya. "Kenapa? Kau keberatan aku di sini?" tanya Dusk sembari jalan mendekat. Swan tercekat. Ia mengangkat kakinya buru-buru dan segera menyambar sepatunya. "Jangan mendekat!" teriak Swan panik. Dusk mengerutkan dahi dan memandang gadis cantik yang tinggal berjarak lima meter darinya. "Kau takut denganku?" tanya Dusk mulai tergelitik ingin menjahilinya. Swan menelan ludah dengan cemas. Langkah kakinya mundur satu persatu. "Siapa bilang?! Aku tidak takut!" tukas Swan sedikit menekan suaranya yang bergetar. Dusk menyeringai lebar. Pria itu tetap melangkah dan kini tinggal dua langkah dari Swan. "Aku tidak menyangka jika pria kurus gemulai itu adalah kamu. Beruntung juga kau lahir dari keluarga bangsawan," cetus Dusk. "Tidak ada keberuntungan di sini! Aku merasa sial terlahir sebagai perempuan keluarga Reinard!" desis Swan getir dan geram. Dusk tercekat. Gadis itu tampak habis menangis dan sangat tertekan. "Hei, Dusk! Jangan ganggu Swan!" teriak Lexia dari jauh. Pengasuh Swan itu melangkah dengan ayunan kaki cepat. Wajahnya terlihat garang dan jengkel. Swan menatap Dusk terakhir kali dan berbalik pergi. Pemuda itu masih tertegun melihat Swan menarik Lexia menjauh bersamanya. Ada pancaran duka pada matanya.Seberat itukah hidup sebagai putri dari dinasti Reinard?Swan terus menarik tangan Lexia dan naik ke lantai atas menuju kamarnya."Kamu tidak pernah memberitahuku tentang dia bekerja di sini, Lex!" cecar Swan.Lexia menarik tangannya dan meminta Swan tenang."Papamu yang meminta Dusk untuk menggantikan Gerto, Swan. Ternyata pria itu sangat mengesankan menjadi kapten kapal kita yang baru," jelas Lexia kemudian."Apa yang ada di pikiran papa? Pria itu sangat berbahaya! Tidakkah kamu lihat caranya yang kasar saat membantingku di tumpukan jerami?!" pekik Swan masih terlihat panik. Lexia mengerling jengkel."Tidak, Swan! Aku dan Moses tidak melihatmu diperlakukan dengan tidak hormat, karena kau kabur tanpa sepengetahuan kami!" sindir Lexia gemas.Swan menghela napas dan menhempaskan badannya di sofa bulat kamarnya."Aku tidak kabur. Arus penonton itu yang mendorongku menjauh. Seandainya ada kesempatan kabur, mungkin akan kulakukan," balas Swan dengan pelan. Wajahnya mendadak mendung dan
Swan selesai mengikat rambutnya ke belakang. Lexia mengetuk pintu yang terbuka dan mengajak Swan keluar dengan isyarat.Dengan langkah malas, ia mengikuti Lexia. Ketika tiba di ruang tengah, ia melihat Dusk yang sedang bermain bilyar dengan kakak dan juga ayahnya. Swan tercekat.‘Apa yang ia lakukan di sini?’ batin Swan makin tidak mengerti jika mendadak keluarganya begitu menyukai pria tengil yang memiliki senyum menjengkelkan.“Swan! Papa dengar, Dusk menyelamatkan kamu kemarin?” tanya Hector. Swan menelan cairan mulutnya dengan wajah datar.“Ya. Benar.” Bahkan untuk menjawab ayahnya saja, Swan malas.“Apakah kau sudah mengucapkan terima kasih?” tanya Hector sembari melakukan pukulan fantastis pada bola berwarna merah.“Terima kasih, Tuan Dusk,” balas Swan dengan nada tertekan dan terpaksa. Dusk yang masih menggosok tongkat bilyar dengan lengannya hanya melihat sekilas.“Tidak masalah! Dan panggil Dusk, lebih enak didengar!” seru Dusk tanpa m
Satu persatu mobil mewah memenuhi halaman gedung teater. Pertunjukkan drama yang begitu dinantikan oleh warga kota Barner menampilkan perdananya malam ini.Untuk yang satu ini, Swan tidak akan melewatkan kesempatan tersebut. Moses menggandeng tangan ibunya menuju tempat duduk VIP di lantai atas. Balkoni itu telah mereka pesan khusus untuk keluarga mereka.Hector berjalan paling depan sejajar dengan ayah Angus, Clint Gregory Merson. Keduanya kemudian berpisah dan dari yang Swan sempat dengar, ayahnya mengajak koalisi politik yang menguntungkan.Swan menyingkirkan perasaan tidak enak yang tiba-tiba menyergap dalam hati. Ia ingin konsentrasi penuh pada pertunjukkan malam itu.Ketika baru saja Swan duduk, mendadak Moses melambaikan tangan ke bawah. Dusk yang sedang berjalan membalas dan segera menghampiri mereka di atas."Ayah menggundang dia juga?" bisik Swan pada Lexia. Pengasuhnya mengangguk tanpa menoleh.Swan berharap pria itu t
Swan menenggelamkan diri dalam kesendirian. Sejak kejadian di gedung kesenian tersebut, ia semakin terpuruk dan bahkan Lexia tidak mampu menembus benteng bungkamnya.Siang itu, Lexia harus berlatih memanah karena musim berburu akan segera dimulai. Hector menjagokan dirinya tahun ini untuk kembali menyabet kejuaraan.Swan meyakinkan Lexia untuk membiarkan dirinya berkuda sendirian tanpa pengawalan."Aku sudah hapal jalan menuju tepi hutan. Jangan khawatir, aku tidak akan tersesat," cetus Swan sembari membetulkan letak pelananya.Lexia membantu Swan meletakkan botol minum dan juga bekal roti lapis di kantong pelana.“Hati-hati dan jangan memacu Thunder terlalu kuat!” pesan Lexia pada Swan.“Dia tahu yang aku mau, Lex!” tukas Swan sambil mengelus leher Thunder.Thunder adalah kuda hitam milik Swan. Sejak kecil Thunder telah Swan besarkan dengan penuh kasih sayang. Kuda itu memahami sepenuhnya keinginan Swan tanpa tuannya me
Hector begitu murka atas kejadian yang menimpa putrinya. Hector mengeluarkan tuntutan penjara seumur hidup pada para keluarga geng motor tersebut. Salah satu korban kapak Dusk yang kini terancam diamputasi juga harus dijebloskan ke dalam penjara.“Mereka sudah terluka cukup parah, Tuan Reinard! Mohon toleransinya,” cetus salah satu keluarga terdakwa yang meminta jalan damai.Hector maju dan menudingkan telunjuknya pada wajah pria tersebut.“Kau pikir putriku baik-baik saja? Dia akan menderita trauma seumur hidup dan semua memori buruknya tidak akan pernah terhapus!” desis Hector geram.Kepala Polisi segera melerai dan meminta semua mengikuti peraturan yang ada.“Tahan diri kalian! Kasus ini akan terus kami jalankan. Dua orang terdakwa akan menjalani persidangan besok, sementara tiga lainnya menyusul!” putus kepala polisi, Willy Trainer, dengan tegas.Hector mengangkat wajahnya dengan angkuh, tapi dia belum terlihat puas sebelum para pencari onar m
Musim dingin yang akan berjalan selama empat bulan sudah mulai terasa pagi itu. Perhitungan yang telah disampaikan oleh para tetua dan menjadi patokan pesta rakyat tersebut ternyata sangat tepat.Rakyat tampak antusias menyambut tradisi yang berlangsung tiap tahun tersebut.Sementara itu, Lexia begitu terkesan oleh Dusk yang pandai mengambil hati Hector dengan cara yang tidak terlihat menjilat ataupun mencari muka.Permintaan Dusk untuk membawa Swan dalam pesta rakyat segera diiyakan oleh Hector tanpa ragu ataupun pertanyaan yang berbelit.“Aku menang, dan mulai detik ini, kamu harus menuruti semua perintahku!” cetus Dusk sembari mengangsurkan selebaran pesta rakyat sore itu. Swan yang sedang membaca buku terbeliak dengan raut tidak percaya.Detik selanjutnya terlontar pekikan gembira yang melengking dan bergaung di penjuru rumah. Seluruh pegawai saling berpandangan heran.Swan kembali menjadi gadis ceria seperti dulu!“Baju apa yang seba
Ketika malam itu juga Hector tiba di kota Vince, walikota segera membawanya menuju wilayah terbakar yang baru saja berhasil dipadamkan.Dalam derai salju yang belum begitu deras, menteri pertanian tersebut terpaku menatap hamparan hitam yang masih menyisakan kepulan asap.Hatinya begitu kecewa melihat bumi pertiwi yang sangat ia cintai mulai menuju kehancuran. Ada beberapa manusia yang tidak memahami bahwa pangan adalah kekuatan paling besar dibandingkan senjata paling mutakhir.Hector menghadapi kebuntuan ketika pembakaran ladang sebelum musim dingin tersebut tidak menemukan petunjuk yang berarti.Kenyataannya, semua bukti sulit untuk disimpulkan sebagai aksi dari para pemberontak yang mencoba mengacaukan keamanan Northery.Dengan rasa kecewa yang menggunung, Hector memutuskan untuk tinggal beberapa hari sementara menyelidiki daftar perkumpulan organisasi yang mencurigakan.***Dusk mendorong Metra menjauh dari keramaian.“Kupik
Hector mendengarkan kesimpulan detektif yang menangani kasus kebakaran yang terjadi di kota Vince.Triad, detektif itu, memaparkan kemungkinan kebakaran dilakukan oleh para imigran yang kini ada di perbatasan."Mereka tidak mungkin memiliki nyali sebesar itu, Triad!" tukas Hector tidak yakin. "Aku justru mencurigai oponen politikku."Kalimat terakhir membuat Triad terhenyak. Jika ini melibatkan politik, maka kasus tersebut bukan lagi ranahnya. Kepala penyelidikan khusus kerajaan, Gerald, akan menugaskan detektif lain yang memahami seluk beluk tersebut."Tuan Reinard, Anda tahu jika ini menyangkut dengan pemerintahan maka saya harus mundur," balas Triad dengan bijak.Hector memicingkan mata dan memikirkan sebuah penawaran terbaik untuk detektif berbakat tersebut."Apakah kau menyukai resiko, Triad?""Tergantung kemampuan, Tuan Reinard.""Jika aku bisa membantumu masuk ke dalam divisi khusus kerajaan, maukah dirimu melakukan penyelidikan