Dalam perjalanan pulang, Moses terus termenung dan hampir saja melewatkan belokan menuju kastil mawar. Untunglah Lexia segera mengingatkan.
“Apa yang kau pikirkan, Moss? Rencana Loreta tidak kau sukai?” tanya Lexia dengan santai.
Moses menghela napas dan memutar kemudi dengan lincah.
“Mungkin bukan tidak suka, tapi lebih kepada ragu akan berhasil,” sahut Moses dengan suara pelan.
“Di mana titik lemahnya?” tanya Lexia yang tidak begitu saja menerima.
Moses memasuki halaman kastil dan akhirnya tiba di lobi.
“Jika tidak terkoordinasi dengan baik, pemberontak yang berniat rusuh akan mendompleng dan semua rencana kalian kacau! Kedua, menuntut untuk persamaan hak wanita? Bukankah ada hal yang jauh lebih penting dari pada hak kalian? Misalnya hapus segala hal yang menjadi sumber dari semua ini, ganti jajaran parlemen secara menyeluruh! Barulah seluruh yang kalian inginkan akan menjadi kenyataan.”
Kehidupan yang Swan tidak menunjukkan perbaikan seiring dirinya dewasa.Tuntutan tradisi Northery yang kian mengikat, membuat Swan harus menerima takdir dari perjodohannya dengan Angus.Rupanya itu belum cukup memberikan hempasan terburuk pada mental gadis berusia delapan belas tahun tersebut.Pagi itu semua terlihat berjalan dengan rutinitas yang seperti biasa. Tidak ada yang bisa menduga jika Hector menerima kabar dari Angus mengenai laporan yang mencoreng nama baik Dusk selama ini. Tunangan Swan merasa terancam dan membuktikan ucapannya tempo hari.Pria licik itu mengadukan sesuatu yang belum tentu benar pada Hector. Hanya karena diliputi rasa cemburu yang berlebihan, Angus membuat kesan Dusk yang merekayasa penyerangan malam itu.“Kau jangan membuat laporan yang bisa menjebloskan Dusk ke dalam penjara, Angus!” Hector tidak percaya begitu saja.“Tanyakan saja pada budakmu, Tuan Reinard! Aku yakin dia tidak akan bisa menj
Swan tergagap dan tidak percaya akan peristiwa yang terjadi pagi itu di kantor ayahnya. Moses menceritakan dengan ekspresi kecewa sekaligus terluka mengenai Dusk.“Moss, mustahil Dusk melakukan itu,” bela Swan dengan suara bergetar. Pria yang begitu ia cintai ternyata seorang penipu?“Kenyataannya dia tidak menyangkal, Swan! Lupakan pria itu dan lanjutkan hidupmu!” sergah Moses dengan tegas.Lexia membeku di tempat duduknya sementara Moses menceritakan mengenai Dusk pada mereka berdua.“Siapa yang membuat laporan awal pada ayahmu?” tanya Lexia setengah menyelidik.“Angus,” sahut Moses singkat.“Dia mengatakan jika Dusk yang ada di balik penyerangan malam itu?” tanya Lexia lagi.“Ya! Mengenai hal itu, Dusk memang tidak ikut campur, Lex! Tapi dia mengiyakan dengan jelas bahwa Dusk memiliki rencana buruk pada Papa. Pada Tuan Hector Reinard! Sebabnya? Hanya dia dan Tuhan sa
Sementara Dusk beringsut dari ruang pertemuan di tengah, Polin mendekati Rose."Dia mengetahui banyak sekali informasi mengenai kekacauan Northery." Rose bergumam dengan pelan.Polin yang mengenal Dusk sejak lama tersenyum."Dia manusia yang memiliki mata dan telinga seribu. Siapa pun ingin menjadi temannya. Aku yakin, kalau saja Dusk berada di ketiak Reinard tadinya, pasti sudah diincar para pejabat yang membuat kekacauan."Pernyataan Polin memang ada benarnya.Kekuatan Dusk sebagai manusia berpengaruh di dunia hitam memang cukup besar."Dia bisa menjadi kawan yang menguntungkan sekaligus lawan yang berbahaya!" Polin menyambung kalimatnya."Dia memang sering kudengar namanya akhir-akhir ini. Di kalangan teman-teman kita sendiri. Kupikir aku tidak mengenal dia cukup baik," tanggap Rose.Polin menoleh dan menatap gadis bangsawan yang nyentrik tersebut."Kharisma Dusk memang sangat sulit untuk diingkari,
"Lockey?!" pekik Dusk setengah emosional.Polin bergeming dan memutar kunci mobilnya dengan ekspresi ceria."Kau mengenalnya?" tanya Rose.Dusk melirik sekilas tanpa minat menjelaskan pada Rose. Wanita itu seketika mendongkol melihat sikap Dusk yang acuh."Polin benar, kau memang bukan kawan yang menyenangkan!" cibir Rose mendadak sensitif dan jengkel sekali."Bisakah kau menghilangkan sikap bangsawanmu? Inilah dunia yang kini kau pilih untuk jalani, Rose! Tahan mental dan jangan cengeng!" cecar Dusk tajam tanpa perasaan."Aku tidak pernah menghadapi manusia yang tidak tahu menghormati orang lain sepertimu! Bahkan untuk menjawab pertanyaan saja, kau harus menunggu situasi hatimu!! Kau pikir sehebat apa dirimu?!" teriak Rose meluapkan isi hatinya yang tersinggung atas sikap Dusk.Pria itu mendekat dan tinggal satu langkah berhenti."Dengar, aku mungkin pria termanis yang bicara padamu. Yang lain t
Hampir setengah jam lebih, Swan duduk dengan hati kebas dan benak membeku. Tidak mampu berpikir apalagi merasakan duka.Kepergian ibunya yang mendadak membuat Swan terpukul begitu dalam.Dengan gamang, gadis itu bangkit dan berdiri. Lututnya terlihat goyah dan tidak mampu menopang tubuh yang menggigil dalam kegelisahan yang hampir meluap.‘Tuhan, kuatkan aku. Jangan lepaskan pegangan tanganMu,’ keluh Swan dengan mata terpejam.Buku-buku jarinya sampai memutih saat mencengkeram kursi.Perlahan namun pasti, Swan bisa menguasai diri. Ketika hatinya mulai tenang, gadis itu berjalan dengan langkah lebih ringan meninggalkan kamar.Tidak seharusnya dia mengalami situasi ini. Selain karena masih muda dan tidak memahami arti dari semua kekacauan ini, Swan juga belum mampu mencari solusi yang tepat.Siapa yang akan mengajari dirinya menempa diri?Lexia muncul dan melihat sikap Swan yang aneh dan terlihat limbung.&ldqu
Beberapa hari kemudian, Swan mendapatkan kejutan berikutnya.Kunjungan calon ibu mertuanya!Ketika Lexia mengetahui hal tersebut, pengasuhnya tersebut terlihat menyimpan kebencian yang menjalar hingga ke ubun-ubun.“Siapa yang akan mendampingimu? Mrs. Anne tidak ada lagi! Pasti aku yang harus menemani dan menahan jengkel selama perundingan! Lagi pula, aku ragu mertuamu mau berunding dengan orang rendahan seperti aku!” rungut Lexia dengan mulut mencebik.Swan tidak menanggapi. Gadis itu menunduk dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Menyadari jika dia tidak akan sanggup melawan dan menunjukkan sikap yang menentang, Swan mencoba meredam gejolak yang ada dalam dirinya.Hector sedari pagi sudah sibuk memerintahkan beberapa pegawainya untuk bersiap menyambut kedatangan mereka. Dalam kegeraman yang memuncak, Moses masih mampu bersikap dewasa dengan membantu ayahnya mempersiapkan kedatangan tamu besar siang ini.Akhirnya tepat pukul dua
Kate menguak sebuah fakta mengenai dirinya serta berbagai hal dan kedua gadis yang ada di depannya tidak percaya bahwa wanita angkuh tersebut hanyalah berperan selama ini, yang melibatkan banyak pihak di dalamnya!“Selain diriku, ada Triad yang telah ayahmu, Hector, sewa menjadi detektif pribadi diam-diam. Ada juga Rose, gadis bangsawan muda yang cekatan dan cerdas, telah bergabung dengan Polin bersama keluarganya. Ditambah lagi dengan kepala imigrasi tertinggi, Markus, serta Emily, sahabat ibumu!”“Bibi Emily termasuk?!” seru Swan tidak percaya.Kate mengangguk.“Clint sejak muda selalu memiliki ambisi yang jahat! Meneruskan keinginan ayahnya, mertuaku, yang inigin menguasai Northery untuk diri mereka sendiri, Clint kini mencoba untuk merekrut ayahmu. Sementara itu, Daniel Weston, pria yang selama puluhan dekade memegang kendali sebagai pertahanan negara adalah anak buah dari Sir Rupert Stark Williams, kakekmu-ayah dari ibum
Pagi itu seharusnya Lexia membantu Moses mengawasi pemindahan kuda Anne, ibunya, untuk dikirimkan ke kediaman keluarga besar Sir Rupert Williams. Keluarga kakeknya dari pihak ibu mengatakan jika Anne menginginkan kudanya untuk dipindahkan hari ini juga.Lexia urung karena menerima pesan melalui ponselnya untuk segera menemui Loreta di apartemennya, di pusat kota Barner.Moses hingga detik ini belum menemui ibunya. Kekecewaan moses atas kepergian Anne yang tanpa berpamitan sangat di luar ekspektasi selama ini.Menurut pemuda itu, Anne tidak memikirkan dirinya dan Swan yang masih membutuhkan bimbingan dan pendampingannya sebagai ibu.Lexia tidak memiliki waktu untuk menemani Moses yang uring-uringan.“Kau membosankan, Moses! Semua keluhanmu melebihi Swan! Kau jauh lebih cengeng dan lembek!” cibir Lexia dengan jengkel ketika Moses memprotes kepergiannya.“Aku hanya memintamu membantu! Bukan membebani, dan ini bukan keluhan!&rd