Share

Re : 2

Aku sedang terlelap diatas karpet buluk di ruanganku, mungkin lebih cocok aku sebut sel. Karena bentuknya yang dikelilingi besi. Tiba tiba terdengar suara decitan keras pintu besi yang terbuka. aku terbangun, kubuka mataku perlahan. Terlihat dua penjaga sedang berdiri di sebelah sel miliku, tapi apa yang mereka lakukan? Aku tidak ingat ada acara penting yang membuat mereka harus datang sendiri ke dalam basecamp zero seperti ini. Sedikit mengintip dari celah celah selku. Seorang penjaga sedang memegang erat anak laki laki, sepertinya ada anak malang yang berhasil tertangkap di sel yang berhadapan dengan selku. Seorang anak laki laki terlihat terjatuh berdebam ke dalam sel.

“Lepaskan aku!”. Anak itu memukul mukulkan tanganya ke arah jeruji besi.

Para penjaga yang melihatnya putus asa, tertawa puas. “Ini akan menjadi rumahmu, bersikap baiklah mulai sekarang six”

Aku kembali meringkukkan badanku di atas karpet. Dua beast itu beranjak pergi, aku tidak ingin mereka menghukumku karena sudah lancang melihat kearah mereka.

Suara pukulan masih terdengar kencang.

“Hei..”. Aku berusaha menyapa anak yang ada didepanku, mungkin kita bisa berteman.

“Jangan bicara denganku!”.

Aku melonjak di tempatku, tidak ku sangka anak baru itu akan membentakku. Selama ini anak anak dalam basecamp zero cenderung diam dan pemurung. Tapi, bukankah ini menyenangkan? Akhirnya ada seseorang yang bisa ku ajak berbicara.

“Dari mana asalmu?”.

“Hei, apa kau tuli? Aku sudah menyuruhmu diam!”. Anak itu kembali membentakku, namun kini lebih keras dan lebih mencekam.

Seringai serulas di wajahku, ini menyenangkan. “Kau tahu tempat apa ini bukan? Selamat datang di The Strary, semoga kau bisa keluar dari sini hidup hidup”. Aku mengatakan kalimat  yang sama ketika menyambut anggota bestcamp yang lain.

Tidak ada jawaban dari sebrang. Suara pukulan yang tadinya terdengar keras juga menghilang, hening seketika.

Baiklah mungkin kali ini sama saja, dia akan kehilangan semangatnya dan berakhir sama dengan anak anak yang lain. Aku memejamkan mataku, berusaha terlelap di dalam selku yang dingin.

“Kau..”.

Aku terdiam, menanti kata apa yang akan dilanjutkan anak disebelahku itu.

“Aku pasti bisa keluar dari sini, aku yakin”.

Mataku berbinar mendengar jawaban anak disebelahku, akhirnya setelah penantian panjang aku mendapatkan jawaban yang selama ini aku nantikan. Walaupun suaranya terdengar pelan, terbesit keyakinan dan keteguhan di dalamnya.

Aku membuka selku dan berjalan menuju selnya berada.

“Hei six… perkenalkan aku three”. Aku tersenyum lebar, seorang laki laki dengan mata coklat dan rambut hitam khas ras manusia menatap ke arahku.

“Salam kenal”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status