Share

Bab 20

Aku gugup bukan main dan minta waktu sebentar, berdiri agak jauh dari Irene yang memutuskan untuk duduk-duduk di bangku taman.

“Halo, Maria?”

“Iya,” katanya singkat. Tidak ada nada kesenangan yang biasanya hadir jika kami sedang berkontak lewat Line free-call.

“Mar?” kataku lagi, dengan nada semanis mungkin.

“Iya kenapa? Tadi katanya mau telpon,” kata Maria, kesal.

“Mar, aku minta maaf ya..”

“Minta maaf buat apa?” Nada bicaranya terdengar ketus.

“Kemarin aku cerita tentang Sarah ke kamu, dan aku seharusnya engga ingat-ingat kembali ke masa itu.”

Maria diam, tidak ada suara apapun.

“Mar?” kataku lagi.

“Apa sih?” katanya dengan nada bicara yang tinggi.

Aku diam karena kaget. Baru pertama kali aku mendengar Maria marah. Di ujung telepon, tiba-tiba aku mendengar suara tangis terisak yang semakin lama semakin keras. Itu suara Maria.

“Mar … Kamu kenapa?” tanyaku lembut.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status