Share

Bab 8

Penulis: CewekTauruz30
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 12:33:45

"Hai, apa kabar?”

Albi menatap wanita yang dia sudah kenal. Wanita yang hampir empat tahun tidak bertemu dengannya. Wanita yang dulu selalu ada bersamanya dan sekarang Albi tidak tahu apa yang sedang wanita itu lakukan di rumah orang tuanya.

“Baik, kamu apa kabar?” tanya Albi kembali.

“Seperti yang kamu lihat, aku baik dan sangat baik. Sudah sangat lama sekali kita tidak bertemu, aku tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan kamu,” jawab wanita itu yang ternyata bernama Kharisma.

“Sepertinya kita makan siang dulu saja, nanti kalau memang kalian mau ngobrol setelah ini saja. Kasihan Aninda dan calon anaknya yang sudah ingin makan,” sahut Laila sambil terkekeh.

“Boleh, maafkan Risma, Bu. Risma terlalu berantusias sehingga lupa kalau kita akan makan siang bersama.”

“Tidak apa, nak. Ibu mengerti, sekarang kita makan siang dulu setelah itu kalian bisa lanjutkan mengobrol di ruang keluarga.” Laila tersenyum senang melihat respon putranya yang sepertinya begitu senang melihat kedatangan Kharisma.

“Bu, siang ini Albi harus kembali ke kantor. Ada pekerjaan yang belum beres dan bagus segera Albi selesaikan,” ujar Albi.

“Mas Albi, masa ada tamu malah pamit pergi, sih.” ucap Aninda.

“Pekerjaanku masih banyak sekali. Jadi aku harus segera membereskannya sebelum semuanya tambah menumpuk,” jawab Albi.

“Tapi kan posisinya mas Albi adalah anak dari perusahan, jadi tidak mungkin tidak ada yang menghandle,” balas Aninda yang terus memaksa.

“Aninda, meskipun itu adalah perusahaan keluarga, tapi kita tidak boleh seenaknya begitu saja. Kita juga harus memberikan contoh yang baik untuk para bawahan supaya mereka juga bisa meniru.”

Laila mengusap tangan Aninda supaya berhenti bicara. Terlihat jika Kharisma terus mencuri-curi pandang pada pria yang sudah beristri itu. Saat sedang makan siang, ponsel Albi berdering. Albi melihat ternyata Nayra yang menghubunginya.

“Bu, aku angkat telpon Nayra dulu.” Albi pergi meninggalkan meja makan setelah melihat Laila mengangguk. Kharisma menatap kepergian Albi sampai punggung pria yang berstatus suami itu menghilang.

“Nayra? Istri dari Albi?” tanya Kharisma.

“Iya, dia adalah istri dari Albi. Tapi sayangnya di mandul,” jawab Laila dengan berkata bohong.

“Mandul? Kasihan sekali Albi,” sahut Kharisma.

“Maka dari itu, ibu sangat kasihan sama dia. Selama ini dia selalu menunggu kedatangan seorang anak ditengah mereka. Ibu bisa merasakan bagaimana saat belum mempunyai anak, sekarang Albi harus terus bersabar.” Laila mengatakan hal yang tidak sesuai dengan kenyataan.

“Maka dari itu, Ninda minta mbak Risma untuk mendekati Mas Albi. Ninda yakin jika mbak Risma pasti diterima oleh Mas Albi.”

“Kamu ini ada-ada saja, kalau memang Albi mau dan tidak keberatan, maka mbak tidak masalah. Lalu, bagaimana dengan istrinya sekarang?” tanya Kharisma.

“Tenang saja, itu semua sudah menjadi tugas ibu. Kamu fokus dekati Albi dan buat dia mau menikah dengan kamu, urusan Nayra biar ibu yang bereskan. Semua akan terjadi jika kita semua bekerjasama." Laila berkata seperti itu membuat Kharisma yakin jika dia bisa menjadi nyonya Albi.

Albi kembali ke meja makan. Namun bukan untuk melanjutkan makan siangnya, melainkan untuk berpamitan pada orang-orang yang ada di meja makan terutama pada Laila. Kharisma tersenyum melihat kedatangan Albi kembali.

"Bu, Albi tidak bisa terlalu lama disini, Albi harus kembali ke kantor. Albi juga ada keperluan lain nantinya," pamit Albi.

"Kepentingan lain apa? apa istrinya yang meminta kamu segera pulang?" tanya Laila.

"Tidak, Bu. Albi memang sudah ada rencana lain dengan Nayra. Jadi, sekarang Albi pamit untuk kembali ke kantor."

"Kamu mau ke kantor sekarang, Bi?" tanya Kharisma.

"Iya, maaf tidak bisa menemani kamu disini. kamu bisa bicara dengan ibu atau Aninda."

"Tidak, kebetulan memang aku juga masih ada urusan lain. Aku harus bertemu dengan klien ayah, jadi aku juga mau pamit," kata Kharisma.

"Tapi nak, bukankah mobil kami tadi mogok dan sekarang sedang ada dibengkel?" tanya Laila.

"Astaga, aku lupa." Kharisma menepuk jidatnya sendiri.

"Bukanya kantor Mas Albi dan Mbak Risma satu arah, bagaimana kalau Mas Albi antar mbak Risma dulu aja?" tanya Aninda seolah memberi jalan supaya Kharisma bisa berdekatan dengan Albi.

"Iya, itu ide yang bagus. Kamu antar dulu Risma ke kantornya, setelah itu kamu bisa langsung ke kantor, Albi."

"Tapi, Bu-"

"Jangan menjadi orang yang pelit, Albi. Kharisma hanya menumpang sampai kantornya saja. Jadi ibu mohon, antarkan dia."

Albi akhirnya mengangguk, dia langsung pergi diikuti oleh Kharisma yang tersenyum senang. Albi dan Kharisma berada di mobil yang sama lagi kali ini. Ada rasa canggung pada Albi, namun Kharisma terlihat sangat bahagia.

"Aku jadi ingat saat kita dulu masih bersama, rasanya sangat bahagia," ucap Kharisma pada Albi yang kebetulan keduanya sudah berada di mobil.

"Jangan bahas masalalu, itu sudah sangat lama sekali. Sekarang aku sudah mempunyai kehidupanku sendiri, jadi aku harap kamu menjauh dariku!"

"Kamu membenci aku?"

"Tidak, hanya saja tidak ingin mengingat masalalu. apa ada yang salah?" tanya Albi.

"Apa kamu mencintai istrimu sekarang?"

"Pertanyaan bodoh, tentu saja mu mencintai wanita yang sudah bersamaku sekarang."

"Aku juga masih mencintai kamu, jadi, mari kita mulai dari awal lagi." ajak Kharisma.

"Jangan gila! aku tidak ingin menyakiti istriku." tegas Albi.

"Jika ibumu yang meminta, apa kamu akan menolak?"

"Jangan bawa-bawa ibu, aku tidak ingin kamu melibatkan ibu dalam hal ini," ujar Albi.

"Kita lihat saja nanti, bahkan aku bisa memberikan apa yang tidak bisa istrimu berikan sekarang."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 19

    "Mas, tadi Aninda ada hubungi aku." "Tumben, ada apa?" tanya Albi yang merasa aneh. Pasalnya adik iparnya itu jarang sekali menghubungi istrinya. "Katanya ibu nyuruh kita untuk datang makan siang. Mau kesana, gak?" Albi menatap istrinya dengan lekat. "Apa kamu mau datang?" Nayra berpikir sejenak, dia merasa sudah lama juga tidak melihat mertuanya. "Boleh deh, udah lama juga nggak ketemu sama Mbak Kartika. Aku yakin, kalau mbak Kartika pasti ada di rumah ibu." "Iya sih. tapi-" Nayra mengerutkan keningnya, Nayra seperti melihat Albi yang mempunyai kekhawatiran. "Tapi apa, Mas?" "Tidak ada, lebih baik nanti saja ke rumah ibu nya. Aku ingin istirahat dirumah hari ini, menghabiskan waktu bersama istri tercintaku ini." Nayra lalu merentangkan tangannya, Albi yang mengerti langsung memasukan Nayra dalam pelukannya. "Malam siang berdua aja, ya?" Albi mengangguk sambil mengusap rambut panjang istrinya yang masih tergerai indah. Lalu mencium lembut pucuk kepala Nayra.

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 18

    Nayra masih curiga dengan sikap suaminya yang terasa janggal. Suaminya seperti menyembunyikan sesuatu, namun dia tidak ingin terlalu menunjukan rasa ingin tahunya. Terlihat jika Albi sedang kecapean, sekarang dia tertidur dengan memeluk tubuh istrinya. Jawaban atas apa yang tadi Nayra tanyakan sangat tidak memuaskan. Jawaban Albi yang mengatakan jika alerginya kambuh membuat Nayra berpikir, jika memang alerginya kambuh, tidak mungkin hanya ada di leher bagian belakang saja. Mungkin saja akan menjalar ke seluruh tubuh. "Kenapa tidak tidur?" tanya Albi dengan nada serak. "Aku belum mengantuk, Mas. Kamu lanjut aja tidurnya," jawab Nayra sambil tersenyum. "Aku tahu, pasti kamu sedang memikirkan sesuatu, kan? apa karena tanda merah di badan ku yang membuat kamu tidak bisa tidur?" tanya Albi sambil mengubah posisinya menjadi duduk. "Kamu diam berarti memang benar, kamu masih kepikiran dengan apa yang terjadi di badanku." Albi menggenggam tangan Nayra. "Aku ingin kita saling p

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 17

    Albi pulang dengan terlihat lelah sekali. Dia lalu mencari keberadaan istrinya, Albi memang tidak memberitahu jika dia akan segera pulang. Sebelumnya Albi mengatakan jika dia akan pulang malam atau besok, nyatanya, dia pulang lebih awal. Albi melakukan itu semua karena rasa bersama terhadap istrinya yang dia bohongi. "Sayang ... Mas pulang!" teriak Albi saat masuk ke kamar dimana Nayra tidur. Albi memang langsung ke rumah Mira saat itu. "Mas. Kok gak bilang kalau pulangnya lebih awal?" tanya Nayra sambil memeluk suaminya. "Iya, awalnya memang akan pulang malam nanti atau besok. Tapi karena pekerjaan sudah selesai, dan memang Mas juga udah rindu sama kamu, jadi Mas langsung pulang saja." Albi memeluk istrinya dengan erat. "Terima kasih. Sekarang mas istirahat dulu, aku mau ambilkan minum." Albi mempererat pelukannya. "Tidak usah, dari tadi Mas minum terus di mobil. Mas juga sudah makan, jadi mau rebahan sebentar sebelum mandi." "Baiklah kalau begitu," Nayra langsung m

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 16

    "Suara siapa itu, Mas?" "Suara apa?" balik bertanya, Albi menatap Kharisma dengan tatapan tajam. "Tadi sepertinya ada yang menawarkan kamu kopi, suara perempuan dan memanggil kamu dengan sebutan Mas." "Itu ... itu pelayan hotel. Tadi Mas minta kopi dan baru saja diantarkan, rasanya Mas rindu kopi buatan kamu," jawab Albi sambil gelagapan. "Nanti kalau sudah pulang, aku akan buatkan kamu kopi yang banyak. Makanya cepat pulang," rengek Nayra. "Malam ini Mas pulang, tunggu saja ,ya." Kharisma menatap Albi dengan tatapan tidak suka. Apalagi ketika mendengar kalau Albi akan pulang malam ini juga, sungguh Kharisma dibuat kesal. Albi segera menutup sambungan telpon setelah beralasan akan meeting. Kharisma mendekat dan menatap Albi. "Aku tidak mau kamu pulang malam ini, Mas!" "Aku tidak suka diatur!" tegas Albi. "Tidak suka diatur! Jika aku sudah memutuskan sesuatu, maka tidak akan ada yang bisa membantahnya." "Oh ya? jika ibu yang minta?" tanya Kharisma. "Aku

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 15 (21+)

    Albi menatap tubuh Kharisma yang tanpa sehelai benangpun. Entah kenapa wajah Kharisma berubah menjadi Nayra, istrinya. Albi yang sudah terpengaruh oleh sesuatu yang Kharisma campurkan di minumannya justru membuat Albi hasrat yang begitu memuncak. Albi tidak bisa membedakan mana Kharisma dan mana Nayra saat ini. Albi memeluk Kharisma dengan erat. "Kamu kah ini, Nay. Maafkan aku," lirih Albi yang masih terdengar oleh Kharisma. Kharisma mencoba mendorong tubuh Albi, namun kekuatan Albi lebih kuat. Kharisma akhirnya dia ketika tangan Albi sudah bergerak menyentuh tubuhnya. Kharisma lalu terbuai oleh permainan tangan Albi yang sudah tidak tinggal diam. Albi yang sudah ingin menyalurkan h4sr4tnya langsung menggendong Kharisma dan dilempar istri keduanya itu keatas ranjang.Melihat Albi yang sudah terpancing membuat Kharisma tersenyum. Walaupun Kharisma mendengar Albi menyebut nama istri pertamanya, untuk sekarang tidak apa. Menurut Kharisma yang penting sekarang Albi mau menyentuhnya.

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 14

    Malam semakin larut, udara dingin membuat siapa saja ingin masuk ke rumah dan berbaring dengan menyelimuti tubuh. dengan selimut. Begitu juga yng dilakukan Nayra malam ini ketika suaminya tidak ada. Dia berbaring dengan memeluk ujung selimut, perasaannya tidak enak dan terus tertuju pada suaminya. Entah kenapa ponsel Abi sama sekali belum bisa dihubungi. Nayra selalu berpikir positif, mungkin di sana Albi kesulitan signal. "Mas, ini sudah pukul satu malam tapi kamu sangat sulit sekali dihubungi. Aku benar-benar tidak enak hati, semoga kamu baik-baik saja, Mas." Nayra menatap langit-langit kamar yang sedang dia tempati. Saat lelah menatap ponsel yang tak kunjung ada balasan, Nayra akhirnya tertidur. Pagi menjelang, Nayra terbangun dan yang pertama kali dia lihat adalah ponselnya. Nayra tersenyum ketika sang suami membalas pesan darinya. Sungguh dia lega mendapat kabar jika Albi baik-baik saja. Albi mengatakan jika ponselnya kehabisan daya, akhirnya lupa untuk mencharge karena sibuk.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status