Share

11. Ospek Reni

Jessie menunggu air mendidih di ceret. Busyet, batinnya memaki kesal. Ia dikerjain mbak-mbak muka bopeng. Padahal Pak Burhan – pemilik Radio Siul – tidak bilang apa-apa tentang ini. Beliau senang kalau Jessie mau belajar untu menjadi penyiar yang baik. Membersihkan kantor dan membikinkan kopi untuk senior bukan – sama sekali bukan tujuan Jessie.

Ceret mengeluarkan debip panjang seperti peluit kereta api.

Secangkir kopi instan sudah siap. Jessie meletakkan secangkir kopi panas itu di meja resepsionis. Reni memandangnya masih dengan tatapan sengak – super sengak.

“Silakan, Mbak. Kopinya sudah siap,” kata Jessie.

“Kopimiks?” tanya Reni.

Jessie mengangguk. Sedetik kemudian ia menjawab, “Ya, Mbak. Sesuai permintaan Mbak tadi.” Ia pamit undur diri. Hendak mengerjakan tugas menyapu dan mengepel seluruh ruangan kantor.

Seluruh tugas dikerjakan dengan hati mengedumel.

Jessie membersih

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status