Share

20. Kesal!

Malam itu terasa benar-benar buruk. Mulut Jessie terkunci setelah membaca pesan tanpa nama pengirim. Bambang masuk ke studio dengan heran. Ia tidak mengerti mengapa rekan kerja barunya malah mematung memandangi layar laptop. Laki-laki itu melongokkan kepalanya. Ia turut membaca pesan pendek yang penuh berisi kebencian tersebut.

“Oh…,” komentarnya pendek. “Nggak usah terlalu serius ditanggapi, Mbak Jessie.”

Jessie ingin menyahuti Bambang tapi tak satu kata pun yang keluar. Tenggorokannya seperti tercekik. Suaranya malah terdengar mencicit kayak suara tikus kejepit got. “Ter… terus gimana, Mas?” tanyanya panik. Akhirnya suaranya keluar juga.

“Kayak gini biasa aja, Mbak. Dulu, pas radio ini masih jaya, penyiar-penyiarnya kondang, beberapa kali – kalau belum boleh dibilang sering – ada pesan-pesan penuh ujaran kebencian kayak begini.” Bambang memperhatikan Jessie yang masih syok. “Nggak

Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status