Beranda / Urban / SABDA: Putra Sang Jenderal / Daud di Pesta Prakasa

Share

Daud di Pesta Prakasa

Penulis: WN. Nirwan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-03 12:00:38

Daud tidak langsung turun dari mobilnya begitu tiba di depan kediaman Prakasa. Ia tertegun melihat salah seorang pria yang menyambut para tamu untuk diantar ke dalam. Darahnya seperti mendidih karena dendam dan kebencian yang ia rasakan. Tangannya terkepal kuat, siap meninju wajah pemuda yang akan menyambutnya itu.

Daud berkali-kali menarik napas agar udara yang memenuhi rongga dadanya, dapat membuatnya tenang. Tidak, ia tidak boleh lepas kendali di sini. Ia harus bersabar. Segera setelah bukti-bukti terkumpul, ia akan bertindak untuk membersihkan nama Rizwan—dan nama Daud sendiri—yang sudah tercoreng.

Maka, dengan berat hati, Daud menapakkan kaki di teras kediaman Prakasa. Ia menyambut uluran tangan pemuda yang ditugaskan untuk mengantarnya menemui si empunya acara.

“Selamat datang, Jenderal. Mari,” sapa pemuda itu sopan. Ia lalu membentangkan satu lengannya untuk memberikan jalan bagi Daud.

Daud yang sesungguhnya merasa muak, mem

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • SABDA: Putra Sang Jenderal   Lamaran

    Setelah penyelidikan insiden pos jaga yang memakan waktu sangat lama tersebut, Sarah dan Rimba belum mengambil kasus baru lagi. Mereka cuti panjang untuk memulihkan diri usai kasus yang nyaris merenggut nyawa mereka tersebut.Di lain pihak, Widya dan Rinto telah resmi bercerai. Juga mengundurkan diri dari kepolisian meski demi alasan yang berbeda. Rinto melepaskan lencananya karena alasan kesehatan setelah hampir terbunuh oleh anak buah Sakti. Ia akan menjalankan bisnis keluarga sebagai kontraktor pengadaan fasilitas kepolisian. Sedangkan Widya memberikan alasan yang tidak terlalu mengejutkan.“Aku menjadi polwan karena keinginan Bang Sakti. Setelah apa yang terjadi, aku tidak mau dikaitkan lagi dengan orang gila itu, termasuk dengan berhenti menjadi polisi,” jelas Widya, setiap kali ada yang menanyakan alasannya berhenti menjadi aparat penegak hukum.Dari sisi romantisnya, Rinto akhirnya menjadi lebih dekat dengan Sarah. Bulan lalu, ia melamar Sarah

  • SABDA: Putra Sang Jenderal   Tentang Keluarga

    Namun Prakasa tetap bersikap tenang. Dengan santai ia melepaskan cengkeraman Sakti yang lemah.“Aku lega karena Daud dan orang-orangnya tidak mencurigaiku. Selain karena kasus penguasaan kota ini, kau mungkin akan diburu karena kasus pembantaian dua tahun lalu itu. Terima kasih, anakku. Kau sudah menutupi apa yang sudah aku lakukan terhadap putra Daud itu,” lanjut Prakasa. Ia mencium kening Sakti dengan lembut.“Kau pasti paham, mengapa aku membantai prajurit-prajurit muda itu dan memfitnah Rizwan. Setelah nama Daud tercoreng karena kasus itu, aku bisa melesat sendirian dan mendapatkan posisi puncak ini. Yah, walaupun kelihatannya, aku akan kesulitan mempertahankannya setelah kegagalanmu yang memalukan ini.”Sakti terperangah. Merintih, mencoba untuk berbicara pada Prakasa yang hendak meninggalkan kamar tempatnya dirawat.Sebelum membuka pintu, Prakasa berbalik untuk mengucapkan satu lagi pengakuan yang membuat Sakti terbelalak tak

  • SABDA: Putra Sang Jenderal   Kebenaran

    Prakasa mengembuskan napas kasar saat melihat keadaan Sakti. Luka-lukanya membuat perwira super itu harus tergolek lemah di ranjang. Luka di lidah, dagu dan bahunya telah diobati, namun mentalnya tidak akan terobati secepat itu.Prakasa kembali mengembuskan napas kasar saat melihat tatapan dan ekspresi Sakti. Bola mata yang membesar dengan otot-otot wajah yang menegang menunjukkan betapa terguncangnya pemuda itu.Yah, kekalahan memang sulit diterima jika kau terbiasa menjadi yang terbaik. Prakasa lupa mengajarkan hal itu, hingga Sakti harus mendapatkannya dengan cara yang tak hanya sangat keras, tetapi juga kejam.“Kau ingat,” ujar Prakasa sambil mendudukkan diri di tepi ranjang, “saat kita pertama kali bertemu. Setelah kau membantai keluarga perempuan yang hatinya tidak bisa kau taklukkan itu? Aku membungkam mulutmu, ‘kan?”Sakti yang belum dapat mengeluarkan sepatah kata pun, hanya melirik sekilas. Ia hanya bisa menunggu ke

  • SABDA: Putra Sang Jenderal   Akhir Duel

    Sebelumnya, saat Sakti membuka mulut sebelum menancapkan pecahan kaca ke mata Rimba, Rimba dengan cepat menarik lidah Sakti. Akibatnya, Sakti tersentak ke bawah. Pecahan kaca yang dipegangnya malah menusuk pundak Rimba.Kemudian, dengan tangannya yang memegang pisau, Rimba menusuk bagian tengah lidah Sakti hingga putus! Tusukan itu sangat dalam, hingga menembus dagu Sakti.Sakti kini tak berdaya dengan bahu dan mulut yang berlumuran darah. Setelah terbatuk dua kali, ia memuntahkan darah dalam jumlah yang cukup banyak. Kemudian, tubuhnya terhuyung dan terkapar di lantai. Pingsan.Rimba hanya menatap tubuh tentara yang pernah digadang-gadang menjadi pengganti panglima militer saat ini tersebut. Ia hendak berjalan ke luar ruangan, namun langkahnya terasa berat. Rasanya lelah sekali. Bagaimana pun, luka-luka di tubuhnya dan pertarungan dengan Sakti telah menguras tenaganya. Juga darahnya.Bagaimana selanjutnya? Apakah rencana mereka berhasil? Apakah setelah k

  • SABDA: Putra Sang Jenderal   Organ

    Andre membawa Widya menemui dua orang tahanan yang telah meledakkan berbagai fasilitas di markas. Dalam perjalanan, mereka sempat bertemu dengan dua orang anak buah Sakti yang tampaknya hendak menuju ke ruangan tempat Sakti berada.Dengan sigap, Andre melumpuhkan salah seorang dari mereka dengan meninju ulu hati, dilanjutkan dengan menyikut dagunya. Sementara Widya? Ia menembak kaki lawannya dan membuatnya pingsan dengan memukul kepalanya.Andre melongo sejenak karena merasa penembakan itu tidak perlu. Namun Widya hanya mendengus, lalu meninggalkan Andre begitu saja. Barangkali ia masih kesal karena tidak tuntas membalas dendam pada Sakti.“Cewek yang mengerikan,” gumam Andre sebelum mengikuti Widya yang sudah menjauh.Di luar gedung, Andre dan Widya langsung mencari dua orang tahanan yang menunggu di gudang senjata. Mereka menyelinap melalui hiruk-pikuk akibat kekacauan usai ledakan demi ledakan di markas.“Kalau Sukri berhasil,

  • SABDA: Putra Sang Jenderal   Duel

    Rimba, yang tampaknya sudah lelah dengan drama di antara dua orang mantan penghuni panti asuhan tersebut, mengisyaratkan agar Andre membawa Widya pergi, sesuai rencana awal mereka. Ia tidak bisa menunggu lagi.Andre paham maksud Rimba, lalu segera menarik Widya agar keluar dari ruangan. Namun Widya berontak, masih ingin membuat perhitungan dengan Sakti. Tampaknya, ia melupakan rencana awal mereka karena dendam yang timbul usai mendengar pengakuan Sakti.Rimba menepuk bahu Widya. Polwan itu menoleh dan melihat Rimba menggeleng lemah.“Biar aku saja,” kata Rimba, membujuk Widya.“Kamu terluka dan babak belur begitu. Apa yakin bisa melawan orang jahat itu?” sergah Widya pada Rimba.“Dia juga terluka. Jadi imbang,” jawab Rimba kalem.Widya mendengus kesal. Ia menoleh pada Sakti yang masih menekan bahunya untuk mengurangi pendarahan.“Kalau kita tidak butuh dia hidup-hidup, aku sudah menembak kepal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status