Home / Romansa / SACRIFICE / Bab 4 : Usainya Pertunjukan dan Tahun Ajaran Baru

Share

Bab 4 : Usainya Pertunjukan dan Tahun Ajaran Baru

Author: Suciyati
last update Last Updated: 2021-09-15 15:21:31

Setelah latihan dengan giat selama dua minggu. Akhirnya pertunjukan dimulai. Pertunjukan mereka digelar di lapangan yang terletak di pusat kota. Pertunjukan mereka sukses membawa dua ribu penonton dan berlangsung selama tiga hari.

Walau grup B2F2 belum terkenal seperti grup-grup besar lainnya. Namun, cukup banyak yang menjadi penggemar grup tersebut karena sudah berdiri selama lima tahun. Bahkan mereka kekurangan tiket karena banyaknya penggemar yang menanti pertunjukan yang baru dilangsungkan.

Hampir satu tahun B2F2 tidak menggelar pertunjukan karena sibuknya mereka di kampus. Walau mereka masih saja tampil di acara-acara kampus tapi tidak menggelar pertunjukan mandiri.

Hari ini merupakan hari terakhir pertunjukan mereka. Dan mereka baru saja mengucapkan salam perpisahan dan rasa terima kasih karena menyempatkan waktu untuk hadir meriahkan pertunjukan mereka.

Setelah mereka meninggalkan panggung dan masuk kedalam ruang ganti. Mengganti pakaian serta menghapus riasan mereka.

Tidak bisa dipungkiri jika New sangat menyukai saat mereka mengadakan pertunjukan seperti saat ini. Karena New bisa lebih dekat dengan kakaknya. Walau Thana melakukan itu karena tidak ingin penggemar mereka tahu. Walau sebenarnya cukup banyak yang merasa jika ada sesuatu yang terjadi antara keduanya.

"Malam ini kakak traktir di restoran langganan kita."

Lion adalah yang pertama membuka percakapan setelah keheningan. Mereka semua telah selesai dengan urusan masing-masing, tinggal pulang dan beristirahat. Membuat Lion berinisiatif untuk membuka percakapan.

"Tidak perlu kak. Setelah ini aku akan ke studio. Ada yang harus aku ambil. Aku duluan, sampai jumpa."

Mereka semua menghela nafas saat melihat kepergian Thana yang semakin menjauhi ruang ganti tersebut. Sedang New menunduk, sedih karena dia yakin jika Thana sengaja menghindarinya.

Kepala New terangkat saat merasa seseorang mengusap bahunya, dan dia adalah Jump. Melihat itu New memberikan senyuman manis seakan mengatakan jika dia sudah terbiasa dan baik-baik saja.

"Ayo. Kita makan, setelah itu pulang dan beristirahat."

Tidak ingin membuat yang termuda larut dalam kesedihan. Akhirnya Krist mengambil alih dan menuntun New yang memang sudah berdiri sejak tadi untuk keluar ruangan dengan Phan yang menutup pintu.

Pukul 23.00 malam akhirnya mereka tiba di rumah dan melihat sepatu yang Thana kenakan tadi sudah tersusun rapi di rak sepatu. Yang artinya pemuda itu sudah tiba di rumah sebelum kedatangan mereka.

"Ah. Akhirnya sampai juga. Aku akan ke kamar beristirahat, kalian juga ya. Selamat malam."

Krist berkata sambil melangkah menuju lantai dua meninggalkan keempat member B2F2 yang masih melepas sepatu mereka.

"Kak Krist itu. Cepat sekali lepas sepatunya. Tidak ditaruh di rak lagi."

Yang lain hanya bisa terkekeh kecil kala mendengar gerutuan member termuda. New sama dengan Thana yang mencintai kebersihan dan kerapian. Itu sebabnya jika salah satu penghuni rumah membuat kekacauan keduanya akan mengomel lama. 

"Aku akan ke kamar. Selamat malam kakak-kakak."

New berkata riang dan berlari-lari kecil menuju kamarnya yang juga terletak di lantai dua. 

Melihat itu mereka hanya bisa menghela nafas karena sudah terbiasa dengan kebiasaan dan tabiat member termuda mereka. Karena New merupakan anak bungsu menyebabkan dirinya dimanja hingga sifat manjanya mendarah daging sampai umurnya yang sudah memasuki delapan tahun.

...

Pagi harinya mereka bangun sedikit terlambat. Namun, saat mencapai ruang makan yang tergabung dengan dapur. Mereka mendapati banyaknya sajian di atas meja. Menu sarapan sehat. Sedikit bingung, mereka menemukan New yang baru saja keluar dari ruang loundry. Dan paham akan situasi.

"Oh sudah bangun kak. Ayo sarapan. New juga baru selesai cuci baju."

New yang melihat semua penghuni minus Thana mengajak mereka untuk sarapan bersama. Dan tentu saja ajakan itu tidak ditolak oleh mereka, karena mereka sangat tahu jika masakan member termuda tidak pernah mengecewakan.

"Sudah selesaikan cuci bajunya?"

Phan bertanya setelah suapan pertama berhasil ditelannya. New hanya mengangguk mendengar pertanyaan Phan dan fokus dengan makanannya, karena netranya sejak tadi melirik puding coklat yang tidak jauh dari jangkauannya.

"Ya sudah. Gantian. Kakak juga mau cuci baju."

Phan kembali bersuara dan melanjutkan makannya. Sedang Lion sejak tadi menahan tawanya membuat Jump juga Krist terheran. Namun, setelah Lion menunjukkan hal yang membuatnya tertawa Jump dan Krist mengangguk paham.

"Bocah itu. Suka sekali dengan makanan manis."

Krist berkomentar dengan suara kecil dan mendapat anggukan dari mereka semua minus New.

"Bukan hanya makanan. Minuman manis juga kesukaannya."

Phan ikut menimpali saat tahu situasi. Dan mereka hanya bisa terkekeh saat melihat New yang telah menyelesaikan makannya dan menyambar puding coklat tanpa menyadari jika dirinya menjadi pusat perbincangan pagi yang lebih tua.

Sebenarnya sudah sejak tadi New sangat ingin memakan puding coklat itu. Namun, New tidak berani membantah perkataan Lion yang selalu menegaskan untuk memakan sarapan yang memiliki kandungan karbohidrat terlebih dahulu, setelahnya bebas. Dan itu menjadi patokan New untuk terus mengingatnya.

Usai dengan sarapan, Jump mengambil alih pekerjaan New dibantu dengan Lion. Sedangkan Phan melesat menuju kamarnya untuk mengambil pakaian kotor miliknya dan mencucinya.

New sendiri yang sudah mandi memilih untuk duduk di ruang tengah dengan laptop dipangkuannya dan banyaknya cemilan di atas meja.

Tidak lama setelah itu semua berkumpul di ruang tengah dan melihat anggota termuda, tidak heran lagi dengan tingkah lakunya.

"Besok hari pertama masuk kuliah. Adek sudah menyiapkan semuanya?"

Lion bertanya dengan pandangan mengarah pada ponselnya. New menghentikan kegiatannya dan menyimpan laptop di atas meja. Meraih toples cookies dan melahapnya.

"Sudah. Kakak sendiri bagaimana?"

New bertanya balik dan mendapat anggukan dari Lion. Setelahnya ruang tengah tidak terdapat lagi obrolan. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Hingga atensi mereka teralihkan saat melihat kedatangan Thana.

"Oh? Thana. Darimana?"

Krist bertanya setelah Thana bergabung dan duduk di dekat Jump yang sedang bermain game diponselnya.

"Dari studio."

Jawabnya setelah meneguk jus yang memang sudah tersedia di atas meja.

"Sejak semalam kau di studio. Apa yang kau lakukan?"

Phan bertanya karena penasaran dengan apa yang dilakukan pemuda itu.

"Itu. Tadi malam aku ke studio mengambil laptop. Dan pagi ini aku mengambil dompet yang semalam aku tinggal."

Thana menjawab seraya meringis. Malu dengan tingkah cerobohnya yang sudah mendarah daging. Sedang mereka yang mendengar jawaban Thana hanya mendengus malas. Terbiasa dengan tabiat pemuda itu. New sendiri diam-diam tersenyum, paham dengan tingkah laku Thana.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SACRIFICE   Bab 15 : New Tidak Bisa Dihubungi

    Setelah semua situasi kembali kondusif, dengan member B2F2 yang tersisa di rumah. Mereka duduk di ruang tengah dengan keheningan. Sibuk dengan fikirannya masing-masing. Kecuali Thana yang masih asyik memainkan game di ponsel pintarnya.Jump yang melihat hal tersebut merasa jengah. Menyebabkan pemuda tampan itu menendang tangan Thana dan membuat ponselnya terjatuh, yang untung saja jatuhnya di karpet bulu."Sial! Jump!" teriak Thana dan menendang balik karena permainannya berakhir dengan kekalahan, hal tersebut malah mendapat tatapan tajam dari Jump. Membuat Thana menaikkan salah satu alisnya, bingung akan respon yang Jump berikan kepadanya. Padahal jelas-jelas Jump yang bersalah di sini, karena dialah yang memulai keributan."Tidak tahukah kau? Kita sibuk berfikir dan kau asyik memainkan ponsel jelek mu itu?" geram Jump masih dengan tatapan tajamnya, bahkan nada suara yang digunakannya sangat rendah akibat emosi yang ditahannya."A

  • SACRIFICE   Bab 14 : Perseteruan

    "Apa kita tidak terlalu keras kepadanya?" Phan berujar saat New sudah tidak ada lagi di ruang tengah. Pemuda yang lebih pendek dari kelima temannya itu menatap penghuni ruang tengah satu-persatu. Dan terakhir dirinya melihat Thana menyebabkan kontak mata selama lima detik."Persetan dengan dirinya," Thana berujar acuh tak acuh setelah melepas kontak mata antara dirinya dan Phan yang membuat Krist melemparnya dengan bantal sofa, dan secara kebetulan tepat mengenai wajahnya."Aku sangat ingin menghajar mulut busukmu itu," rutuk Krist sembari merampas bantal sofa yang telah dilemparnya dari tangan Thana.Thana yang melihat hal tersebut hanya membuang muka dan kembali memainkan ponselnya. Sedang Krist yang mendapat respon seperti itu berang dan kembali melempar Thana."Krist!" pekik Thana karena kembali terganggu. Dan mendapat tatapan tajam Krist."Apa?!" hardik Krist yang mendapat gelengan serta senyum kecut Thana.

  • SACRIFICE   Bab 13 : Kerinduan

    "New."New yang sedang menikmati semilir angin sore di taman menoleh. Dan mendapati seorang pemuda yang sangat dikenalinya sedang berjalan menghampirinya."Kak Joss?" New tersenyum dan bergeser saat pemuda tersebut sudah berada di hadapannya."Tumben kakak ke sini sore-sore." New memulai percakapan saat Joss sudah duduk di sampingnya. Dan yang lebih tua terkekeh kecil menanggapi kebingungan yang lebih muda."Tadi kakak beli makanan, dan melihatmu duduk di sini," ujar Joss masih dengan kekehannya, dan New hanya mengangguk mengerti."Beberapa hari yang lalu kakak bertemu dengan Krath."New langsung saja menatap penuh Joss, saat ia menyelesaikan kalimatnya. Setelahnya New menunduk dengan tujuan menyembunyikan netranya yang mulai berkaca-kaca. Joss yang melihat itu langsung saja menepuk pundak New, membuat yang lebih muda mengangkat kepalanya dan menatap Joss yang tersenyum mene

  • SACRIFICE   Bab 12 : Mengawasi

    "First, bantu aku."First langsung saja tersedak saat mendengar suara Thana juga tepukan di bahunya. Menatap tajam Thana yang dengan santainya duduk di hadapannya."Bisakah kau datang dengan pemberitahuan? Kau hampir membuatku mati."First bersungut-sungut, sedangkan Thana hanya merespon dengan alis yang terangkat."Tapi kau belum mati, bukan?"First melotot saat mendengar pertanyaan sarkas yang Thana ucapkan kepadanya. Membuat pemuda cerewet itu melempar Thana dengan sendok garpu kecil yang sebelumnya digunakan untuk makan kue bolu.Thana yang tidak sempat menghindar meringis lantaran lemparan First yang mengenai pelipisnya."Bantuan apa yang kau inginkan?"First bertanya sinis dan mengambil kembali sendok garpu yang sempat melayang dan mendarat di pelipis Thana. Kemudian dengan santai memakan kue bolu yang belum habis."Kau tahu sendiri tentang apa itu."

  • SACRIFICE   Bab 11 : Gosip

    "Hei. Kalian tahu? Pak Arief itu suka dengan New, makanya dia mengajak New ke Jerman."Thana yang sedang duduk di cafe seorang diri, sayup-sayup mendengar percakapan seorang pemuda yang diketahuinya sebagai Mahasiswa Keperawatan."Kau ini. Sudah pasti pak Arief menyukai New, kau tahu sendiri pemuda itu terlalu baik, ditambah dia memiliki otak cerdas. Bagaimana pak Arief tidak membawanya ke Jerman, jika dia baru saja memenangkan Karya Tulis Ilmiah yang bersangkutan dengan seminar di Jerman nantinya."Pembicaraan itu berlanjut dengan tanggapan temannya, yang dengan santai berbicara sembari memakan makanan yang tersedia di atas meja.Tuk!"Au. Kenapa kau menyentil dahiku? Kau kira itu tidak menyakitkan!"Thana masih saja menyimak pembicaraan kedua pemuda itu tanpa disadarinya. Bahkan kini Thana berpindah duduk di dekat mereka, penasaran dengan kelanjutan gosip tersebut.Mahasiswa yang menggosipka

  • SACRIFICE   Bab 10 : Rencana Ke Jerman

    "New."Merasa terpanggil, New sontak menoleh dan melihat seorang gadis yang tidak dikenalinya. Berdiri canggung di samping tempat duduknya."Eum.... Ya?"Bingung, New merespon seadanya. Bukan maksud sombong, hanya saja New benar-benar tidak pernah bertemu, bahkan melihat gadis tersebut."Itu.... Tadi saya bertemu dengan dosen Mata Kuliah Sosiologi. Beliau memanggilmu, dan mengatakan untuk datang ke ruangannya."Mendengar itu New mengangguk mengerti seraya tersenyum manis dan mendapat respon yang sama dari gadis tersebut."Terima kasih, ya."Gadis itu mengangguk dan beranjak meninggalkan New beserta teman-temannya yang sejak tadi hanya diam, menyimak pembicaraan New dengan gadis asing itu."Dia cantik, New."New langsung saja menoleh saat mendengar salah satu temannya berbicara. Tersenyum sinis dan merampas ponselnya yang seenaknya digunakan oleh temannya itu.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status