Hari ini adalah hari terakhir UAS. Kelas 11 IPA 1
Begitu tenang mengerjakan soal-soal yang terdapat pada kertas di hadapannya. Belum sampai setengah jam mengerjakan Darren sudah lebih dulu selesai, pelajaran Matematika adalah hal kecil untuknya karena dia sangat pandai dalam pelajaran tersebut, pelajaran yang paling dibenci oleh kebanyakan orang tetapi bagi Darren Matematika adalah teori hidup yang memiliki banyak cara penyelesaian."Ren Lo udah selesai?" tanya Ethan tak percaya.
"Udah," jawab Darren singkat. Saat ingin kembali untuk melangkah, lagi-lagi Ethan menahannya.
"Nomor tiga esay dong?" rayu Ethan dengan pupy eyes-nya serta tangannya yang masih setia menggenggam tangan Darre
Duduk bersandar di atas kasur sambil membaca buku ditemani beberapa camilan di sampingnya. Salsa, malam ini lebih memilih mengurung diri di kamar menyelesaikan membaca buku yang beberapa hari lalu dia beli bersama Thania. Buku bergenre Fiksi Remaja itu seakan tidak lepas dari pandangannya, sedari tadi Salsa dibuatnya baper sampai-sampai membuatnya hampir menggigit bantal miliknya.Novel recommend dari Thania memang tidak bisa diragukan, karena Thania pecinta Novel apa lagi yang bergenre Fiksi Remaja. Thania memintanya untuk membeli buku ini karena Thania sudah membaca di aplikasi yang ada di ponselnya 'WATTPAD' itulah yang Thania katakan, jadilah Thania akan meminjamnya saja nanti pada Salsa. Katanya biar irit, yang ada malah medit.Tok! Tok! Tok!"Kak! Ikut nggak yuk?!" Teriakan serta gedoran pintu itu membuat Salsa terganggu, dan beranjak dari kasurnya.
Jangan buat dia suka sama loJika lo sendiri belum yakin dengan Perasaan lo sendiri. "Thanks," ucap Salsa dengan senyum manisnya, setelah turun dari motor Gio. Kini mereka sudah sampai di depan rumah Salsa. "Tunggu," cegah Salsa saat Gio ingin melajukan motornya. Gio mengangkat sebelah alisnya bertanya, Salsa melepas jaket Gio yang berada pada pinggangnya lalu mengembalikannya pada Gio. Setelahnya Gio langsung melajukan motor menuju rumahnya. Tak butuh waktu satu menit Gio pun sampai di halaman rumahnya, Gio langsung memarkirkan motornya dan dengan tidak sengaja Gio melihat Ayahnya di taman yang berada di samping rumahnya sedang menelpon seseorang dengan wajah yang begitu serius sambil marah-marah karena terlihat dari raut waja
Salsa mulai mengajari anak-anak tersebut dengan telaten dibantu oleh Gio, Melihat mereka yang terlantar di jalanan tidak mendapatkan pendidikan yang layak membuat Salsa berinisiatif untuk membantu mereka dengan mengajari mereka secara perlahan, membagi ilmu pengetahuannya kepada mereka biar pun mereka tidak sekolah setidaknya mereka sudah bisa membaca, menulis, dan menghitung. Mereka tidak memiliki waktu untuk belajar, waktunya terkuras habis untuk mulung lalu menjualnya agar mendapatkan uang untuk mereka bisa makan. Sunggguh miris hidup mereka. Dua jam berlalu acara belajar mengajar pun selesai, mereka juga sudah kembali ke tempat masing-masing. Biasanya Salsa datang ke tempat ini disaat dia tidak sedang sibuk. Tapi, seminggu sekali salsa pastikan akan datang untuk mereka. Salsa duduk di sebuah kursi yang terdapat di taman tersebut,
Pembagian Raport pun selesai, para wali murid keluar dari kelas dengan membawa Raport di tangannya. Berbagai ekspresi ditunjukan siswa maupun siswi di sana, ntah itu khawatir akan nilai yang didapatkan hasilnya tidak sesuai ekspetasi atau bahagia karena yakin dia akan mendapatkan nilai tertinggi. "Mah, gimana nilai Galih?" tanya Galih pada Mamahnya. Mamahnya itu hanya menggelengkan kepala, matanya menatap nyalang Galih membuat Galih was-was. "Parah-parah," ujar Mamahnya. "Jangan sampe deh, nilai gue di bawah KKM," ucap Galih menangkupkan kedua tangan berdo'a. "Udah!" ucap Mamah Galih, dengan Raport yang mendarat pada kepala Galih. &nbs
Mencintai seseorangYang tidak mencintai kita, dan sekeras Apapun kita berusaha dia tidak akanMelihatnya sama sekali Terlihat sebuah rumah yang cukup besar, halaman yang luas dihiasi dengan tanaman serta bunga-bunga yang begitu cantik.Desain rumah mewah dua lantai ini mengusung gaya mediterania yaitu konsep rumah modern nan elegan tapi klasik. "Assalamu'alaikum!" Ting tong! "SEBENTARR!!!" sahut seseorang dari dalam rumah tersebut dengan suara yang begitu memekakan telinga, membuat siapa pun yang mendengarnya akan menutup kedua telinganya rapat-rapat.
Mentari bersinar dari arah Timur, menjalankan rutinitasnya di pagi hari. Sinarnya menyusup masuk melalui celah-celah jendela pada setiap ruangan, sinar yang membawa kehangatan di setiap paginya. Namun, keluarga Robertson seakan tidak menyambut pagi hari ini dengan keceriaan serta kehangatan seperti biasanya. Pagi ini terlihat begitu berbeda dari biasanya, sedari tadi semua orang tidak ada yang ingin berbicara dengan Gio, jangankan berbicara melirik pun mereka tidak sudi. Pagi yang biasa dihiasi canda, dan tawa pada keluarga Robertson sekarang seakan tenggelam, semua orang terdiam menatap nanar makanan di hadapannya, tertunduk lesu dengan air mata yang membasahi pipi. Gio tidak mengerti dengan semuanya, apa yang telah terjadi sebenarnya? Sedari tadi dirinya bertanya tidak ada yang ingin menjawab. Mereka pergi begitu saja meninggalkan sarapan pagi ini, Gio pun ikut beranjak
Ketika aku suka sesuatu di masalalu Bukan berarti aku juga menyukai itu hari ini.Tidak ada yang tahu masa depan atau apa yang akan mereka rasakan. ~Giorgio Edward Robertson~ Waktu menunjukan pukul 07:00 Gio baru saja keluar dari kamarnya, setelah selesai mandi. Dia tidak melihat Darren dengan Daniel di kamar tadi, mungkin mereka bangun lebih awal. Mereka memang satu kamar, di sini tersedia tiga sampai empat ranjang di setiap kamarnya kamar yang cukup luas dengan dua kamar mandi di setiap kamarnya. Pasti harga sewa sangat mahal untungnya mereka dikasih nginap geratis oleh Ayah Revan. Gio menuruni tangga dengan membenarkan tatanan rambutnya saat sampai tangga terakhir ia mencium aroma masakan yang sangat sedap, niatnya untuk keluar dia ur
Orang yang mengaku suka hujan pun akan berteduh, karena pada akhirnya kita tahu yang kita sukai pun dapat menyakiti. - -- "Hati-hati itu lic-" Belum sempat Gio menyelesaikan ucapannya, Salsa jatuh terpeleset dan membuatnya masuk kedalam air. Gio tidak tahu apakah Salsa bisa berenang atau tidak, itu membuatnya panik. "SALSA!!" teriak Gio. Gio mendekat pada titik Salsa terjatuh tadi, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa Salsa berada di bawah sana. Apa mungkin Salsa tenggelam? Pikiran Gio tidak karuan, dia langsung melepas sepatunya serta menyimpan kameranya lalu langsung saja dia menyelam masuk ke dalam air.