Eliza kembali ke kantor setelah lama dia tidak pernah ke kantor Karan lagi. Kali ini, dia bekerja bukan untuk menjadi sekretaris Karan. Melainkan menjadi pengganti Karan dalam beberapa waktu hingga kondisi Karan pulih.Selain itu, Eliza juga menjelaskan kepada karyawannya bahwa saat ini Karan sedang hilang ingatan. Sehingga dia tidak dapat memimpin perusahaan sementara waktu.Eliza sangat terkejut ketika mendapati perkembangan perusahaan sangat anjok. Gadis licik itu telah berhasil menguras harta milik suaminya dan bahkan lebih parah daripada itu. Ryn dikabarkan sudah bebas dari penjara atas jaminan yang diberikan oleh pengacaranya.“Brengsek!!” pekik Eliza seraya melempar semua berkas laporan di hadapannya.Eliza tidak habis pikir, bahwa Ryn bukan hanya merebut suaminya. Tetapi dia juga telah berhasil menguras hartanya tanpa kendali dari Karan. Belum lagi beberapa cicilan yang dilakukan Ryn atas nama Karan, terpaksa mereka harus membayarnya menggunakan uang perusahaan.“Kenapa kalian
Sean berpikir bahwa Eliza akan berhenti hanya sebatas bibir bertemu bibir saja. Akan tetapi, semua sudah di luar dugaannya. Eliza melakukan yang lebih daripada itu.Eliza bermain di antara leher Sean dan asyik menyisakan beberapa tanda merah di sana. Menyadari permainan mereka sudah terlalu jauh, Sean segera menghentikan Eliza.“El, apa yang kamu lakukan? Kita sedang berada di tempat umum. Bagaimana jika ada yang mencurigaimu?”“Kalau begitu, bawa aku ke tempat yang lebih privasi.”“El, kamu sudah gila? Kenapa dengan dirimu? Bukan ini yang aku mau darimu. Cinta bukan hanya penyatua dua tubuh, tapi juga harus benar-benar dengan hati yang tulus.”“Sudahlah! Ayo jalan!”Eliza enggan berdebat dengan Sean, dia sadar dengan apa yang dilakukannya dan buka atas dasar paksaan dari Sean. Eliza melakukan hal demikian sesuai keinginannya sendiri. Bukan berdasarkan belas kasihan seperti yang dijelaskan oleh Sean.Tidak mau berbuat lebih jauh lagi dengan Eliza. Sean segera menancap gas menuju kanto
Sejak pertemuan untuk urusan pekerjaan dan pengobatan Eliza, hubungan antara dirinya dengan dr. Sean semakin dekat. Bahkan, hilang ingatan Karan justru menjadi aji mumpung bagi keduanya untuk menjalani hubungan terlarang. Bagi keduanya, tidak merasa ada yang salah dengan hubungan mereka.Eliza mengakui kenyamanannya bersama dr. Sean yang tidak dia dapatkan dari Karan. Apalagi, alasan Eliza untuk meninggalkan Karan sudah sangat kuat. Meskipun dia mengurungkan niatnya sementara waktu hingga kondisi Karan membaik.Mereka sering menghabiskan waktu bersama bahkan dr. Sean sering menginap di kamar rumah Eliza yang diberikan Karan sebagai hadiah pernikahan mereka. Eliza merasa bahwa dr. Sean lebih memahami dirinya daripada suaminya sendiri. Eliza tidak keberatan memberikan dirinya kepada dr. Sean, keduanya menikmati cinta terlarang mereka.“El, akhir-akhir ini aku lihat kamu sering menghabiskan waktu dengan dokter Sean. Apakah kamu benar-benar sudah gila? kamu itu wanita yang sudah memiliki
Eliza bangkit dari ranjangnya, lalu membersihkan dirinya. Dalam kehampaan, dia menangisi dirinya dan hidupnya setelah ini. Dia menyadari bahwa sepandai apa pun menyembunyikan bangkai, tentu saja akan tercium baunya.Namun, dia tidak memiliki pilihan selain melanjutkan hubungan terlarangnya dengan Sean. Sisi yang membuat dirinya nyaman, bukan keinginan melainkan hasrat. Eliza sendiri tidak tahu apakah dirinya mencintai Sean atau tidak, dia hanya melanjalankan semua kenikmatan yang didapatkannya.Akan tetapi, di sisi lain Eliza tidak ingin Karan mengetahui segalanya. Meski dalam keadaan hilang ingatan, setidaknya dia tidak ingin Karan hilang kepercayaan kepadanya. Hati Eliza hancur, tapi tidak ada yang akan memahami kesakitannya akibat perbuatan Karan.Eliza bangkit dari lamunan panjangnya mengenai dua lelaki yang teramat penting baginya. Suara ketukan pintu rumah mengagetkan Eliza, dia segera mengenaikan pakaian. Lalu membuka pintu untuk tamu tak di undang itu.“Siapa yang datang? Buka
Eliza dan Ryn panik melihat Karan terjatuh, keduanya menghampiri Karan. Mereka berusaha membangunkan Karan, tetapi dia tidak bergerak sama sekali. Tak banyak yang dilakukan oleh Eliza maupun Ryn, keduanya segera melarikan Karan ke rumah sakit.Meskipun terkesan angkuh, baik Ryn maupun Eliza tidak ingin terjadi hal buruk kepada Karan. Sebab pasca kecelakaan dan benturan keras tersebut membuat Karan hilang ingatan, kondisi Karan juga memburuk. Mereka tidak ingin membuat kondisi Karan lebih parah dari sebelumnya.PLAK!!!Eliza tidak memberikan ampun kepada Ryn, dia segera melayangkan tangannya kepada wanita penggoda suaminya ini. Keduanya melupakan pertemanannya yang selama ini terjalin antara keduanya seolah tak berguna lagi saat ini. Hanya demi merebut simpati seorang lelaki.“Beraninya kamu menamparku,” ujar Ryn tidak terima dengan sikap Eliza yang menamparnya tanpa pertimbangan.“Aku tahu, Ryn. Karan bukanlah lelaki yang layak aku perjuangkan dan aku perebutkan apalagi aku harus bert
Karan tidak membiarkan Eliza pergi darinya begitu saja. Dia memang marah, tapi semua itu akibat ulah dari Ryn yang berusaha untuk mengorbkan api pertikaian antara dirinya dengan Eliza. Meski bagaimanapun juga, Karan tentu saja akan memberikan kepercayaan lebih kepada Eliza daripada kepada orang lain.Semua itu karena, Karan tidak terima jika benar Eliza telah mengkhianatinya. Dia tidak ingin kehilangan Eliza bahkan dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi sebelum ini. Sebelum ingatannya pulih, Karan tidak tahu siapa Ryn yang masuk dalam kehidupannya dan berusaha merusak hubungannya dengan Eliza.Walau bagaimanapun juga, Eliza ada bersamanya saat pertama kali Karan membuka mata. Selian itu, Eliza yang membantu dirinya mengurusi perusahaan saat kondisi Karan tidak memungkinkan bekerja. Bagaimana mungkin dia akan meninggalkan Eliza begitu saja dan membiarkan dirinya pergi.“El, jangan pergi! Aku mohon, jangan tinggal aku!” ujar Karan seraya meraih tangannya.Langkah Eliza terhenti saat Ka
Eliza menghentikan mobilnya di halaman klinik praktek dokter Sean. Dia memang tidak benar-benar akan pergi ke kantor, Eliza sengaja menemui Sean di kliniknya. Seperti biasanya, Sean hanya sedang istirahat pagi ini jika tidak ada jadwal di rumah sakit.Mendengar suara mobil terparkir di halaman kliniknya, Sean segera membukakan pintu untuk Eliza. Dia pikir pertikaiannya dengan Eliza pagi tadi membuat sang wanita tidak akan datang lagi menemuinya. Akan tetapi, dugaan Sean ternyata salah. Eliza tetap datang menemui dirinya, entah dengan tujuan apa.“Aku pikir kamu tidak akan menemuiku lagi, El. Bukankah kamu memang akan memilih suamimu daripada diriku?” ujar Sean menyambutnya dengan pertanyaan.“Jadi, kamu sebenarnya ingin aku tetap bersamamu atau aku pergi darimu selamanya?”“Itu ada pada pilihanmu sendiri. Aku tidak berhak mengatur hidupmu, kamu datang kepadaku untuk melakukan pengobatan bukan untuk menjalin hubungan denganku.”Eliza masuk, lalu duduk di sofa seraya mengangkat kedua ta
Apa pun alasannya, pengkhianatan dalam bentuk apa pun tetaplah tidak dibenarkan. Tidak ada pembelaan bagi seseorang yang sudah berani membuat kehancuran atas pernikahannya. Eliza menangisi dirinya yang telah melakukan pengkhiatan kepada Karan.Meskipun memang, pernikahan keduanya sempat hancur akibat ulah Karan. Bahkan yang sudah lebih dulu mengkhianati hubungan mereka ialah Karan sendiri sebelum mereka menikah. Hanya saja, sepertinya lelaki itu tidak pernah mau menyadari kesalahannya hingga dia hilang ingatan.Eliza hanya mencari bantuan dan kenyamanan di sisi Sean, saat bersama Karan dirinya merasa terluka dan tersakiti. Hubungan itu terlalu dalam, bahkan keduanya tidak sungkan untuk tidak dalam satu selimut bersama. Hubungan yang awalnya disenangi oleh Eliza, kini dia menyesali semua yang telah terjadi.“Arrrghhhttt!!!” pekik Eliza, “sakit sekali kepalaku,” lanjutnya seraya memijat pelipisnya.Perlahan Eliza membuka matanya, lalu melihat ke sekeliling ruangan. Background putih sert