Share

BAB 5

Author: Alva_R
last update Last Updated: 2025-02-27 07:11:43

Cerai ? kata-kata itu masih terngiang-ngiang ditelinganya, saran dari Mak Sri. Akankah dia bisa bercerai dengan Imam suami yang ia cintai tapi nyatanya juga yang menyakitinya.

Mafida akan memikirkan saran dari dua Wanita itu. Karena baginya dalam berumah tangga hal yang tidak bisa ditolerir adalah selingkuh, judi, KDRT dan minum-minuman haram. Baginya itu udah kesalahan fatal.

Memang tak mudah dalam mengambil keputusan disaat situasi seperti ini.

Pikiran dan juga emosi pasti sedang berkecamuk.

Setelah sampai dihotel Aston, Ia memesan kamar hotel VIP untuk dirinya. Dan setelah ia sampai dikamarnya, tubuhnya ia hempasan diatas kasur king size tersebut.

Tangisan kembali terdengar dari bibir Mafida, dirinya masih tidak menyangka bahwa adiknya dan suaminya tega menyakitinya.

***

Jam delapan malam dihotel Aston.

Deringan telepon genggam milik Mafida berbunyi, ia yang sempat tertidur sebentar karena efek lelah menangis, dengan mata yang masih sembab ia bangun dari tidurnya lalu meraih benda pipih tersebut dan melihat nama yang tertera dilayar handphonenya, yaitu suaminya.

Akhirnya Mafida menjawab panggilan telepon dari suaminya, walaupun ia sempat ragu untuk menjawabnya.

"Iya hallo assalamualaikum Mas, ada apa," tanya Fida dengan suara pelan.

"Kamu dimana sayang kok tumben jam segini belum pulang," tanya Imam.

"Ah iya aku lupa kasih tahu Mas, hari ini aku ada urusan mendadak ke Samarinda, mungkin lusa aku baru pulang mas," ujar Fida berusaha tenang.

"Loh ada urusan apa sayang," selidik Imam.

"Aku mau ada rencana kerja sama dengan temanku yang disamarinda Mas, mau ngembangin usaha diperhotelan," jawab Fida dengan pasti.

"Teman yang mana sayang, setahuku temanmu kan hanya dijawa," ujar Imam yang makin curiga.

"Ada temanku yang bernama Maya, dia baru datang dari Jawa mau cek-cek lokasi, Untuk membangun hotel," jelas Mafida dengan hati-hati.

Mas kalau tidak percaya nanti aku kirim nomer Maya ke Mas," imbuh Fida.

Imam yang awalnya tampak ragu kini berubah menjadi yakin, karena selama ini istrinya tidak pernah membohonginya.

"Baiklah sayang aku percaya, hati-hati disana jangan lupa jaga kesehatan," ucapnya.

"iya mas terimakasih," kata Fida.

Sambungan telepon pun terputus setelah Mafida mengucapkan salam.

"Aku harus menyusun rencana, supaya bisa menghadapi dan menyelesaikan ini semua," lirih Fida.

***

Dirumah Mafida.

Anna sedang menonton dan duduk santai didepan televisi.

Imam yang melihat Anna lalu menghampirinya, duduk disampingnya sambil membenamkan kepalanya diceruk leher Anna, dan menyesap aroma wangi tubuh Anna.

"Mbak Fida dimana mas," tanya Anna.

"Dia ada urusan di Samarinda selama dua hari, jadi kita bisa puas main tanpa takut ketahuan Mafida," ujar Imam dengan seringaian liciknya.

Anna yang mendengar kabar itu tak kalah senangnya. Gegas iya berlari kekamarnya.

"Tunggu disini ya mas, aku punya sesuatu untukmu," katanya lalu pergi meninggalkan Imam sendiri diruang tengah.

Beberapa menit kemudian Anna keluar kamar dengan menggunakan pakaian yang bisa membuat horny siapa saja yang memandangnya.

Pakaian tipis yang dikenakan Anna, lebih tepatnya seperti tidak mengenakan pakaian, membuat Imam terpesona dan takjub.

Kemolekan tubuh Anna baginya candu yang sulit untuk dilupakan.

Baginya Mafida tidak ada kurang satu apapun sebagai istri. Tapi dalam benak Imam kalau bisa dua kenapa harus satu.

Imam menghampiri Anna dengan sorot mata yang mulai berkabut hasrat.

Bahkan yang didalam celananya pun ikut bangun ingin segera menyapa tubuh indah wanita didepannya.

Bibir Imam mengecup jari-jari lentik Anna dengan senyuman nakal. Kemudian satu tangannya meraih pinggang Anna, menariknya hingga dua bukit kenyal itu menabrak dadanya.

Keduanya pun saling mendekatkan wajah, hingga detik berikutnya mata pun ikut terpejam. Dan udara disekitarnya seakan terhenti. Suara kecupan dua insan yang dimabok asmara menggema .

Hanya tangan Imam yang bergerak menyusuri tubuh molek yang ada didepannya.

Meremas dua benda kenyal yang menjadi favoritnya.

Imam mulai menyusuri dan mencumbu setiap inci tubuh Anna. Desahan demi desahan kenikmatan tak terelakkan dari bibir sexy Anna.

Akhirnya mereka mengulangi dosa yang kesekian kalinya. Tanpa ada rasa malu ataupun bersalah pada Fida bahkan dosa. Seakan itu semua sirna dari diri mereka.

***

Dihotel Aston.

Malam kian menyapa tapi mata Mafida seakan sulit terpejam. Raga dan pikirannya masih berkecamuk dengan problem rumah tangganya.

Akhirnya Mafida bangun, duduk dipinggiran ranjang.

Lalu ia menatap kartu nama yang diberikan Mak Ulin, kartu nama seorang Lawyer, Rohmat Abbas S.H

Ponakan Mak Ulin merupakan seorang Lawyer yang cukup terkenal.

Mafida meraih benda pipih yang ada dimeja rias, setelah itu dia mencoba menghubungi Lawyer tersebut.

***

Keesokan harinya dikampus

Disudut kantin tiga sekawan sedang ngegosip sambil makan.

"Eh kalian tau gak Pak Erik dosen baru yang gantiin Pak Didik," tanya Lais kepada teman-temannya.

"Belum pernah ketemu, kan baru ini kita mau ada matkul beliau," ujar Nonavi sambil makan bakso beranak pinak.

"Emang ada apa, perasaan kamu selalu dapat berita terupdate mulu, dapat berita dari mana kamu," tanya Anna yang sedang menyeruput es cendol Elizabeth yang lagi viral itu.

"Aih, masak sih kalian ga Tahu, itu tuh dosennya ganteng loh seperti Jungkook tapi udah punya istri sih," ujar Lais.

"Ya Ela suami orang digibahin, buat apa ganteng tapi udah ada pawangnya," cerocos Anna.

"Ho'oh percuma ganteng, kalau sudah ada pawangnya ya jangan harap bisa dijinakkan, jangan coba-coba, bisa bahaya," ucap Nonavi dengan menyeruput es cendol Elizabeth milik Anna, karena kepedesan. Sedangkan minumannya udah habis.

"Aduh," rintih Lais.

Anna dan Nonavi kompak menoleh kearah Lais.

"Kenapa kamu Lais keripik kentang," tanya Anna.

"Dasar Ikan lele lucknut, udah mati aja masih bisa nyakitin jari orang," umpat Lais.

Anna dan Nonavi hanya bisa terkekeh mendengar umpatan Lais.

***

Saat Matkul Pak Erick.

Sosok tampan nan gagah seperti Jungkook itu memasuki ruangan kelas.

Suara bisik-bisik terdengar samar.

"Hallo semuanya perkenalkan nama saya Erik, hari ini saya akan mulai menggantikan Pak Didik untuk sementara sampai waktu yang belum bisa ditentukan," ujar Erik dengan ramah.

Sosok tersebut ternyata mampu membuat Anna terpesona, tatapan mata Anna tak teralihkan dari sosok yang rupawan itu.

Lais yang berada disebelah Anna, heran melihat tingkah Anna.

Lais pun menyenggol lengan Anna.

"Hei Ann jangn diliatin, suami orang itu,"ujar Lais.

"Aku hanya kagum aja, ternyata ada ya sosok yang hampir sempurna kayak begitu dimuka bumi ini," ucap Anna penuh kekaguman.

"Ya ela ni orang kayak ga pernah lihat cowok aja," seloroh Nonavi.

Beberapa waktu kemudian.

"Oke cukup sekian materi hari ini, yang tidak paham dengan materi saya bisa menghubungi nomer W******p saya atau datang ke ruangan saya, sekian dan terimakasih," pamit Erik lalu meninggalkan ruangan tersebut.

"Gaes aku duluan ya ada urusan," ujar Anna dengan tergesa-gesa meninggalkan kelas dan teman-temannya.

***

Tok tok tok, suara ketukan terdengar dari pintu ruangan Erik.

"Ya masuk," ucap Erik mempersilahkan.

Sosok cantik dan sexy masuk ke dalam ruangan Erik.

"Maaf Pak menganggu," ujar Anna dengan senyuman memabukkannya.

"Ah enggak kok, silahkan duduk, ada yang bisa saya bantu," tanya Erik ramah.

Anna dengan segera mendaratkan bokong sintalnya ke kursi yang ada didepan meja Erik.

"Begini Pak saya tadi masih kurang mengerti tentang materi yang bapak jelaskan, bisakah dijelaskan ulang atau gimana gitu pak," ujar Anna panjang kali lebar.

"Waduh kalau sekarang saya tidak bisa, karena ada urusan mendadak, istri saya mau melahirkan, kamu bisa hubungi saya nanti ya," Ujar Erik dengan tergesa-gesa sambil menyerahkan kartu namanya kepada Anna.

"Baik lah pak, terimakasih semoga persalinan istri Pak Erik lanca," ucap Anna.

"Amin, terimakasih, yasudah saya tinggal dulu ya," pamit Erik lalu meninggalkan Anna yang masih duduk diruangan Erik.

Sepeninggal Erik, senyuman terukir diwajah Anna.

"Yesss," sorak Anna dalam hatinya.

***

Digedung pengacara milik Rohmat Abbas S.H,

Sosok Mafida sudah berada dilobi gedung tersebut.

"Mbak, saya ada janji temu dengan Pak Rohmat Abbas," ujar Mafida kepada resepsionis.

"Dengan ibu siapa," tanya resepsionis tersebut.

"Saya Mafida Indayani," jawab Mafida.

"Oh silahkan naik kelantai tujuh ya bu, nanti dari lift tinggal lurus sampai ujung ada ruangan Pak Rohmat Abbas disitu, beliau sudah menunggu ibu,"ujarnya dengan tersenyum ramah.

"Baik mbak terimakasih," ucap Fida, lalu berlalu meninggalkan meja resepsionis.

Selang berapa saat.

Mafida sudah sampai didepan ruangan Rohmat Abbas. Dipintu tersebut tertulis papan kecil bertuliskan nama Rohmat Abbas S.H.

Tok tok tok

Mafida pun mengetuk pintu tersebut.

Lalu Mafida pun masuk setelah dipersilahkan untuk masuk oleh pemilik ruangan tersebut.

Sosok tampan nan gagah ternyata pemilik dari ruangan tersebut, mungkin usianya sekitar tiga puluh lima tahunan yang justru terlihat matang-matangnya laki-laki diusia tersebut.

"Silahkan duduk Bu, ada yang bisa saya bantu," ujar Rohmat mempersilahkan Mafida dengan ramah.

"Begini pak, saya ingin mengajukan cerai kepada suami saya, dan ingin melaporkan suami saya karena telah berselingkuh," ujar Fida dengan yakin.

"Baik Bu, apakah ibu punya bukti yang bisa menyakinkan untuk kasus ibu ini," tanya Rohmat.

Mafida akhirnya menyerahkan handphonenya dan memperlihatkan sebuah video yang beradegan erotis dan juga berdurasi 59 detik tersebut kepada Rohmat Abbas.

Rohmat yang melihat adegan tersebut syik syak syok, secara dalam penilaian matanya yang sepintas, sosok Mafida adalah sosok yang sangat cantik, sholehah, suaranya yang lembut, dan pembawaannya yang anggun, membuat siapa saja yang melihatnya pasti terpesona dengannya. Bodoh saja jika suaminya menyia-yiakan dia.

"Sepertinya ini cukup bu, karena wajah pelaku tersebut sangat jelas, apakah ibu ada anak atau bagaimana," tanyanya lagi.

"Saya belum ada anak Pak, dan untuk aset hanya rumah saja yang atas nama suami dan kalau untuk usaha saya Resto dan Mobil, itu murni milik saya, saya memiliki surat perjanjian pisah harta saat saya sebelum menikah," jelasnya.

Yaps, Sebelum Mafida kenal dengan Imam dia sudah memiliki Resto dan mobil mewah.

Dia merintis usahanya jauh dari kota kelahiran dia, karena dia berpikir, ditempat balikpapan ini nilai usahanya pasti bisa bagus. Dan terbukti, usahanya sudah ada dua cabang di Balikpapan.

"Baik Bu, ini sangat mudah untuk ditangani, nanti semuanya akan saya urus secepatnya," kata Rohmat dengan pasti.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
OSERJKY
rohmat masih lajang apa udah beristri
goodnovel comment avatar
bojone mas Rohmat
imam dan anna sama" gatel
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SCANDAL    BAB 6

    Setelah selesai bertemu lawyer, Mafida memutuskan untuk pergi ke Spa. Tubuh dan pikirannya butuh istirahat sejenak.Mafida udah bertekad ingin bercerai dengan Imam, dan untuk adiknya dia akan memberikan pelajaran sedikit nantinya.Tapi yang ia cemaskan ibunya, sanggupkah nanti ia memberi tahukan semua ini ke ibunya. Anna selama ini dia selalu menjadi anak kesayangan ibunya. Ibunya selalu memanjakan Anna, bahkan terkadang terkesan pilih kasih antara dirinya dan Anna.Jika sejak kecil Mafida udah dididik dengan keras untuk mandiri, sedangkan adiknya berkebalikannya. Selalu dimanja, semua kebutuhan bahkan permintaan adiknya selalu diturutin. Hanya ayahnya yang selama ini selalu bersikap adil. Hanya saja Ayahnya meninggal saat usianya masih delapan belas tahun karena sakit Jantung.Sebelum ayahnya meninggal, Ayahnya membagikan wasiat berupa tabungan dan tanah untuk Mafida dan Anna masing-masing mendapatkan senilai 1,2 Milyar dan sepetak tanah ukuran yang lumayan besar.Selang satu tahun

    Last Updated : 2025-02-28
  • SCANDAL    Bab 7

    Keesokan harinya. Mafida kembali menyibukkan dirinya direstonya. Ia berusaha melupakan rasa sakit dan kecewa yang sedang menderanya. "Selamat siang Bu, gimana kondisi ibu," tanya Elisa saat melihat Bossnya memasuki area Resto "Yah lumayan El, gimana Resto kemarin dan hari ini apakah semua kondusif," tanya Fida. "Semua aman terkendali Bu, dan semua laporan sudah saya letakkan dimeja ibu," jawab Elisa dengan tersenyum. "Baguslah," puji Fida. Dengan langkah pasti Mafida memasuki ruangannya dan mulai sibuk dengan laporan-laporan manajemen tentang Resto nya. Dering telepon seluler menghentikan kegiatan Mafida sejenak, ia menengok ke layar ponselnya. Begitu melihat nama yang muncul di layar handphonenya, Mafida menghela nafas berat. Ya siapa lagi kalau bukan Imam yang menelponnya. Panggilan t

    Last Updated : 2025-04-30
  • SCANDAL    Bab 8

    Saat Mafida terbangun dan mulai ingat apa yang menimpanya, ia memegangi lehernya yang masih terasa sakit. Luka fisik yang didapat nya akan sembuh tapi luka yang tak terlihat lebih sulit disembuhkan. "Bu minum dulu Bu," ucap Elisa, dengan menyodorkan segelas air putih dihadapan Mafida. perlahan Mafida bangun dari posisinya, lalu ia pun mulai meraih gelas yang berisi air putih yang berada diatas meja, dan meminum nya secara perlahan. "Terimakasih El," ucapnya dengan sendu. "Apa ibu ga sebaiknya melaporkan tindakan suami Ibu ke kantor polisi?" saran Elisa dengan rasa prihatin. "Biar nanti aku hubungi pengacara ku El," jawabnya pelan. "Saya turut prihatin Bu, semoga Ibu bisa menyelesaikan semua problem Ibu dengan baik," ucap Elisa dengan penuh harap. Mafida hanya mengangguk kan kepalanya, ia mengedarkan kondisi ruangan nya yang sudah rapi. "Kamu bisa kembali bekerja El, terimakasih atas semuanya," ucapnya dengan nada datar. "Baik Bu saya permisi," pamit Elisa lalu menutu

    Last Updated : 2025-05-01
  • SCANDAL    Bab 9

    Malam semakin larut, tapi Anna heran kakaknya belum ada pulang. Begitu pun Imam yang tak kunjung pulang juga. Akhirnya Anna memutuskan untuk menghubungi kakaknya, namung hingga nada sambung berakhir tak ada tanda-tanda telepon nya dijawab. Tidak lama terdengar suara pintu terbuka, dan terlihat sosok kakak iparnya yang pulang dengan sempoyongan. Lalu Anna pun menghampiri Imam. "Mas dari minum ya?" tanya Anna, karena bau khas orang setelah minum minuman keras tercium sampai hidung Anna. "Kalau iya kenapa?" tanya Imam. "Mas itukan minuman haram, dosa mas minum itu," ujar Anna. Imam tertawa sumbang, saat mendengar ucapan Anna barusan. Sementara itu Anna hanya mengangkat alisnya, tanda bahwa ia sedang heran melihat kakak iparnya saat ini.h "Jika minum-minuman keras itu dosa, lalu yang kita lakukan selama ini itu apa ?" tanyanya dengan sorot mata yang tajam. "Itu karena mas saja yang tidak bisa menahan diri," jawabnya seakan tidak mau salah. Imam melangkahkan kakinya mende

    Last Updated : 2025-05-04
  • SCANDAL    10

    Imam mengumpat kesal saat deretan notifikasi pengeluaran kartu debitnya. Uang sebesar 5 juta dalam sehari, bahkan belum genap sehari sudah terkuras. Selama ini ia mendapatkan gaji dari perusahaan tempat ia bekerja sebesar 15 juta perbulan. Hanya saja gaji nya ia berikan kepada Mafida hanya sebesar 10 juta setiap bulannya. Uang 10 juta itu untuk membayar cicilan rumah dan keperluan rumah lainnya. Entah itu cukup atau tidak karena selama dua tahun menikah, Mafida tidak pernah berbicara kalau misal kurang. Sedangkan uang yang 5 juta selalu ia sisihkan untuk dirinya sendiri dan terkadang ia tabung. Kini uang yang ia tabung susah payah dalam sekejap terkuras. *** Di Mall pusat perbelanjaan kota Balikpapan. Tiga perempuan cantik pergi ke tempat Spa. Mereka melakukan perawatan tubuh secara bersama-sama. Selesai melakukan perawata

    Last Updated : 2025-05-05
  • SCANDAL    Bab 11

    Pagi ini saat Anna hendak berangkat kekampus, ia melihat isi dompet nya yang hanya sisa uang seratus ribu. Ia menghela nafas panjang. Selama ia tinggal disini kakaknya lah yang selalu mencukupi kebutuhannya, Ibu nya hanya sesekali mengirimi uang padanya, karena resto yang di kampung sudah tidak beroperasi. Dikarenakan sudah sepi pembeli, sedangkan Bu Vita mengandalkan uang dari sewa kontrakan yang ada sepuluh pintu untuk menghidupinnya selama ini. Anna bingung, harus mencari uang dimana. Masak ia harus minta ke kakanya. Sedangkan dirinya gengsi jika harus meminta maaf kepada kakaknya. Toh baginya ia tidak salah, yang salah adalah Imam karena tidak kuat Imannya. Ia pun akhirnya nekat menghubungi Ibunya dan meminta uang padanya. "Assalamualaikum Bu," "Walaikumsalam ndok, ada apa?" tanya Bu Vita. "Bu, bisa kirimi aku uang ?" tanya Anna dengan

    Last Updated : 2025-05-06
  • SCANDAL    BAB 1

    Dikediaman Fida. "Fida titip adekmu Anna, tolong dijaga baik-baik ya disitu," ucap Ibu Vita kepada Mafida, diseberang telepon. "Iya Bu, ini Anna juga baru sampai disini Bu," jawab Fida dengan pasti. " Seng rukun ya sama adekmu, oh iya apa Imam sudah pulang kerja ?" Tanya ibu Vita. "Belum Bu kan, ini masih jam kerjanya Mas Imam Bu," ucap Fida sambil melihat jam ditembok yang ada cicaknya. "Yasudah kalau bagitu, titip salam untuk suamimu ya, " "Walaikumsalam iya Bu, nanti tak sampaikan mas Imam," sambungan telepon pun mati setelah ucapan salam. Lalu Mafida mengalihkan pandangannya kepada adeknya, yaitu Anna yang udah duduk disofa empuk miliknya. "Kalau udah hilang capeknya, bawa kopermu kedalam kamar ya dek, kamar nomer dua," titah Mafida kepada Anna. "Siap Kakak ku yg cantik," ucap Anna dengan wajah semringahnya. Mafida adalah sosok istri yang cantik, Sholehah dan lembut. Dia juga merupakan pemilik dari Rumah makan Saung Wong Deso yang terkenal itu, sebelum dia meni

    Last Updated : 2025-02-24
  • SCANDAL    Bab 2

    Saat dikampus. Tidak butuh waktu lama Anna bisa beradaptasi dilingkungan barunya, dia begitu cepat bisa mendapatkan teman, dia sekarang memiliki teman sekampus yaitu Nonavi dan Lais. Tiga sekawan itu sedang asik nongkrong di kantin. "Eh hari ini kita ada jadwal mata kuliah Ilmu hukum, dosennya terkenal killer loh," ucap Lais sambil makan keripik kentang. "Emang siapa dosennya," tanya Anna dengan Antusias "Miss Ira, dia terkenal killer, pokoknya jangan sampai ada yang telat saat matkul dia, atau jangan sampai ada yang gak ngerjain tugas dari Miss Ira, bisa bahaya," imbuh Lais. "Trus trus," kali ini Nonavi tak kalah antusias. "Ya intinya jangan ada yang nyenggol atau ngebantah Miss Ira, senggol sedikit bisa berujung kena hukuman," kata Lais. "Seperti apa hukumanya," tanya Nonavi yang makin penasaran. "Poin kalian bisa dikurangin, bahkan ada yang tidak boleh mengikuti matkulnya selama seminggu, ada pula yang pernah disuruh mengitari lapangan sebanyak sepuluh kali. Pok

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • SCANDAL    Bab 11

    Pagi ini saat Anna hendak berangkat kekampus, ia melihat isi dompet nya yang hanya sisa uang seratus ribu. Ia menghela nafas panjang. Selama ia tinggal disini kakaknya lah yang selalu mencukupi kebutuhannya, Ibu nya hanya sesekali mengirimi uang padanya, karena resto yang di kampung sudah tidak beroperasi. Dikarenakan sudah sepi pembeli, sedangkan Bu Vita mengandalkan uang dari sewa kontrakan yang ada sepuluh pintu untuk menghidupinnya selama ini. Anna bingung, harus mencari uang dimana. Masak ia harus minta ke kakanya. Sedangkan dirinya gengsi jika harus meminta maaf kepada kakaknya. Toh baginya ia tidak salah, yang salah adalah Imam karena tidak kuat Imannya. Ia pun akhirnya nekat menghubungi Ibunya dan meminta uang padanya. "Assalamualaikum Bu," "Walaikumsalam ndok, ada apa?" tanya Bu Vita. "Bu, bisa kirimi aku uang ?" tanya Anna dengan

  • SCANDAL    10

    Imam mengumpat kesal saat deretan notifikasi pengeluaran kartu debitnya. Uang sebesar 5 juta dalam sehari, bahkan belum genap sehari sudah terkuras. Selama ini ia mendapatkan gaji dari perusahaan tempat ia bekerja sebesar 15 juta perbulan. Hanya saja gaji nya ia berikan kepada Mafida hanya sebesar 10 juta setiap bulannya. Uang 10 juta itu untuk membayar cicilan rumah dan keperluan rumah lainnya. Entah itu cukup atau tidak karena selama dua tahun menikah, Mafida tidak pernah berbicara kalau misal kurang. Sedangkan uang yang 5 juta selalu ia sisihkan untuk dirinya sendiri dan terkadang ia tabung. Kini uang yang ia tabung susah payah dalam sekejap terkuras. *** Di Mall pusat perbelanjaan kota Balikpapan. Tiga perempuan cantik pergi ke tempat Spa. Mereka melakukan perawatan tubuh secara bersama-sama. Selesai melakukan perawata

  • SCANDAL    Bab 9

    Malam semakin larut, tapi Anna heran kakaknya belum ada pulang. Begitu pun Imam yang tak kunjung pulang juga. Akhirnya Anna memutuskan untuk menghubungi kakaknya, namung hingga nada sambung berakhir tak ada tanda-tanda telepon nya dijawab. Tidak lama terdengar suara pintu terbuka, dan terlihat sosok kakak iparnya yang pulang dengan sempoyongan. Lalu Anna pun menghampiri Imam. "Mas dari minum ya?" tanya Anna, karena bau khas orang setelah minum minuman keras tercium sampai hidung Anna. "Kalau iya kenapa?" tanya Imam. "Mas itukan minuman haram, dosa mas minum itu," ujar Anna. Imam tertawa sumbang, saat mendengar ucapan Anna barusan. Sementara itu Anna hanya mengangkat alisnya, tanda bahwa ia sedang heran melihat kakak iparnya saat ini.h "Jika minum-minuman keras itu dosa, lalu yang kita lakukan selama ini itu apa ?" tanyanya dengan sorot mata yang tajam. "Itu karena mas saja yang tidak bisa menahan diri," jawabnya seakan tidak mau salah. Imam melangkahkan kakinya mende

  • SCANDAL    Bab 8

    Saat Mafida terbangun dan mulai ingat apa yang menimpanya, ia memegangi lehernya yang masih terasa sakit. Luka fisik yang didapat nya akan sembuh tapi luka yang tak terlihat lebih sulit disembuhkan. "Bu minum dulu Bu," ucap Elisa, dengan menyodorkan segelas air putih dihadapan Mafida. perlahan Mafida bangun dari posisinya, lalu ia pun mulai meraih gelas yang berisi air putih yang berada diatas meja, dan meminum nya secara perlahan. "Terimakasih El," ucapnya dengan sendu. "Apa ibu ga sebaiknya melaporkan tindakan suami Ibu ke kantor polisi?" saran Elisa dengan rasa prihatin. "Biar nanti aku hubungi pengacara ku El," jawabnya pelan. "Saya turut prihatin Bu, semoga Ibu bisa menyelesaikan semua problem Ibu dengan baik," ucap Elisa dengan penuh harap. Mafida hanya mengangguk kan kepalanya, ia mengedarkan kondisi ruangan nya yang sudah rapi. "Kamu bisa kembali bekerja El, terimakasih atas semuanya," ucapnya dengan nada datar. "Baik Bu saya permisi," pamit Elisa lalu menutu

  • SCANDAL    Bab 7

    Keesokan harinya. Mafida kembali menyibukkan dirinya direstonya. Ia berusaha melupakan rasa sakit dan kecewa yang sedang menderanya. "Selamat siang Bu, gimana kondisi ibu," tanya Elisa saat melihat Bossnya memasuki area Resto "Yah lumayan El, gimana Resto kemarin dan hari ini apakah semua kondusif," tanya Fida. "Semua aman terkendali Bu, dan semua laporan sudah saya letakkan dimeja ibu," jawab Elisa dengan tersenyum. "Baguslah," puji Fida. Dengan langkah pasti Mafida memasuki ruangannya dan mulai sibuk dengan laporan-laporan manajemen tentang Resto nya. Dering telepon seluler menghentikan kegiatan Mafida sejenak, ia menengok ke layar ponselnya. Begitu melihat nama yang muncul di layar handphonenya, Mafida menghela nafas berat. Ya siapa lagi kalau bukan Imam yang menelponnya. Panggilan t

  • SCANDAL    BAB 6

    Setelah selesai bertemu lawyer, Mafida memutuskan untuk pergi ke Spa. Tubuh dan pikirannya butuh istirahat sejenak.Mafida udah bertekad ingin bercerai dengan Imam, dan untuk adiknya dia akan memberikan pelajaran sedikit nantinya.Tapi yang ia cemaskan ibunya, sanggupkah nanti ia memberi tahukan semua ini ke ibunya. Anna selama ini dia selalu menjadi anak kesayangan ibunya. Ibunya selalu memanjakan Anna, bahkan terkadang terkesan pilih kasih antara dirinya dan Anna.Jika sejak kecil Mafida udah dididik dengan keras untuk mandiri, sedangkan adiknya berkebalikannya. Selalu dimanja, semua kebutuhan bahkan permintaan adiknya selalu diturutin. Hanya ayahnya yang selama ini selalu bersikap adil. Hanya saja Ayahnya meninggal saat usianya masih delapan belas tahun karena sakit Jantung.Sebelum ayahnya meninggal, Ayahnya membagikan wasiat berupa tabungan dan tanah untuk Mafida dan Anna masing-masing mendapatkan senilai 1,2 Milyar dan sepetak tanah ukuran yang lumayan besar.Selang satu tahun

  • SCANDAL    BAB 5

    Cerai ? kata-kata itu masih terngiang-ngiang ditelinganya, saran dari Mak Sri. Akankah dia bisa bercerai dengan Imam suami yang ia cintai tapi nyatanya juga yang menyakitinya.Mafida akan memikirkan saran dari dua Wanita itu. Karena baginya dalam berumah tangga hal yang tidak bisa ditolerir adalah selingkuh, judi, KDRT dan minum-minuman haram. Baginya itu udah kesalahan fatal.Memang tak mudah dalam mengambil keputusan disaat situasi seperti ini.Pikiran dan juga emosi pasti sedang berkecamuk.Setelah sampai dihotel Aston, Ia memesan kamar hotel VIP untuk dirinya. Dan setelah ia sampai dikamarnya, tubuhnya ia hempasan diatas kasur king size tersebut.Tangisan kembali terdengar dari bibir Mafida, dirinya masih tidak menyangka bahwa adiknya dan suaminya tega menyakitinya. *** Jam delapan malam dihotel Aston.Deringan telepon genggam milik Mafida berbunyi, ia yang sempat tertidur sebentar karena efek lelah menangis, dengan mata yang masih sembab ia bangun dari tidurnya lalu meraih

  • SCANDAL    BAB 4

    Di Saung Wong Deso milik Mafida.Tepatnya diruang kerja Mafida."El, hari ini kamu handle ya semuanya, awasi kerjaan semuanya, aku mau pulang dulu kepala ku tiba-tiba pusing, yang di cabang biar dihandle Herlis," ujar Mafida yang udah bersiap-siap untuk pulang."Siap bu, tapi apakah ibu tidak apa-apa bawa mobil sendiri," tanya Elisa dengan rasa kwatir."Aku naik taksi aja El, nanti mobilnya suruh anter Pak Wahid kerumah ya," titah Mafida sambil beranjak pergi dari hadapan Elisa. "Siap Bu hati2 ya," jawab Elisa asistennya. "Oke, makasih ya El," ucap Mafida."sama-sama Bu, sudah menjadi tugas saya sebagai asisten ibu," jawab Elisa dengan tersenyum lembut.Mafida akhirnya berlalu meninggalkan Restonya. ***Sesampainya di rumah jam masih menunjukkan jam satu siang, Mafida heran karena melihat motor suaminya ada dirumahnya. Pasalnya ini masih jam kerja. "Loh Mas Imam kok, ada dirumah, tadi kan berangkat kerja. Ini juga masih jam satu siang. Kok tumben sekali Mas Imam pulang tanpa ka

  • SCANDAL    BAB 3

    Semenjak kejadian Anna yang tanpa sengaja melihat adegan erotis kakaknya, Anna mulai sering curi-curi pandang ke arah kakak iparnya dan kearah bagian celana kakak iparnya. Ada rasa penasaran dalam diri Anna. *** Suatu hari "Mas, mbak Fida kemana, kok tumben udah mau isya belum ada dirumah," tanya Anna saat melihat Imam sedang menonton televisi sendirian. Imam menengok sesaat ke arah Anna sebelum ia akhirnya menjawab pertanyaan dari Anna. "Mbakmu, masih direstonya, katanya pulang agak telat," jawab Imam dengan santai. "Oohhhh, mas Imam lagi nonton apa," tanya Anna penasaran. "Ini lagi nonton film Korea, ga tahu sih judulnya apaan, soalnya asal nonton aja," ujar Imam panjang kali lebar. Dengan langkah cepat Anna duduk disebelah Imam ikut menonton film tersebut. "Gimana kuliah mu Ann," tanya Imam. "Ah aman aja Mas," bohong Anna, padahal aslinya dia dapat hukuman dari Miss Ira. "sudah dapat teman," "sudah donk Mas," Beberapa menit kemudian... Ada adegan yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status