Share

BAB 6

Author: Alva_R
last update Last Updated: 2025-02-28 04:11:03

Setelah selesai bertemu lawyer, Mafida memutuskan untuk pergi ke Spa. Tubuh dan pikirannya butuh istirahat sejenak.

Mafida udah bertekad ingin bercerai dengan Imam, dan untuk adiknya dia akan memberikan pelajaran sedikit nantinya.

Tapi yang ia cemaskan ibunya, sanggupkah nanti ia memberi tahukan semua ini ke ibunya. Anna selama ini dia selalu menjadi anak kesayangan ibunya.

Ibunya selalu memanjakan Anna, bahkan terkadang terkesan pilih kasih antara dirinya dan Anna.

Jika sejak kecil Mafida udah dididik dengan keras untuk mandiri, sedangkan adiknya berkebalikannya. Selalu dimanja, semua kebutuhan bahkan permintaan adiknya selalu diturutin. Hanya ayahnya yang selama ini selalu bersikap adil.

Hanya saja Ayahnya meninggal saat usianya masih delapan belas tahun karena sakit Jantung.

Sebelum ayahnya meninggal, Ayahnya membagikan wasiat berupa tabungan dan tanah untuk Mafida dan Anna masing-masing mendapatkan senilai 1,2 Milyar dan sepetak tanah ukuran yang lumayan besar.

Selang satu tahun setelah ayahnya meninggal, Mafida ingin kuliah diluar pulau Jawa yaitu diBalikpapan dan ingin membangun usaha disana juga.

Awalnya ibunya tidak menyetujuinya, karena pasti nanti tidak ada yang membantu menjaga Restonya disini. Karena selama ini Mafida lah yang selalu membatu menjaga Resto keluarganya setelah pulang sekolah.

"Kan ada Paman Vigi Bu yang bantuin, aku pengennya buka usaha sendiri disana Bu, dan ingin kuliah disana," ucap Mafida kala itu.

"Tapi kalau kamu disana siapa nanti yang jaga adikmu," tanya Ibu Vita.

"Lah Anna kan udah dewasa Bu usianya udah lima belas tahun, udah mandiri," jelasnya.

"Yoweslah terserah kamu ajalah," pasrah Ibu Vita.

Sampai akhirnya ibunya luluh dan mengijinkannya.

Selesai Spa Mafida lanjut ke Mall untuk shopping, hari ini dirinya hanya ingin menyenangkan atau memanjakan dirinya sendiri.

"Lin, kamu dimana," tanya Mafida ditelepon.

"Yasudah kita ketemu di Resto Andalimas ya kita makan bareng disitu, Maya sama kamu kan," tanyanya lagi.

Setelah menutup teleponnya Mafida menuju kekasir untuk membayar belanjaannya tersebut.

Selang beberapa menit, diresto Andalimas.

Mafida memeluk dua sahabatnya yang kini ada didepannya.

"Hai apa kabar kalian berdua," tanyanya dengan senyuman hangat.

"Baik donk," jawab Linda dan Maya serempak.

"Kalau kamu sendiri gimana Fid," tanya Linda.

Raut wajah Mafida langsung berubah muram seketika.

Dua sahabatnya yang menyadari perubahan itu, lekas memeluknya dan mengajaknya masuk dan duduk diresto Andalimas.

"Kita masuk dulu yuk, kita pesan makan dulu sambil curhat-curhatan," ajak Maya.

Maya dan Linda merupakan sahabatnya dari saat masih sekolah SMA. Bahkan mereka berdua ikut kuliah dikampus yang sama.

Hanya saja sejak mereka bekerja, waktu mereka untuk bertemu sangat sulit.

Maya yang sibuk dengan butiknya apalagi Linda, dia seorang dokter psikologi, disebuah rumah sakit swasta ternama.

"Aku mengajukan cerai kesuamiku," ujar Mafida disela-sela makan.

"Uhuk uhuk," Maya yang mendengar itu kesedak seketika.

Lekas Linda mengambilkan minum untuk Maya.

"Serius kamu Fida,"tanya Maya yang seakan tidak percaya dengan yang baru saja ia dengar.

"Kamu ga ngeprank kita kan Fid," tanya Linda yang juga sulit percaya dengan ucapan sahabatnya baru saja.

"Aku serius, suamiku ternyata selingkuh," jelas Mafida yang mulai berkaca-kaca.

Linda yang berada disamping Mafida dengan segera merangkul dan mengelus punggung Fida seraya menenangkan Mafida.

Isakan tangis mulai terdengar dari bibir Mafida.

"Dan lebih parahnya lagi, dari sekian perempuan adikku sendri yang jadi selingkuhannya suamiku," ucapnya dengan tangis.

Maya hanya bisa melongo mendengar penjabaran Mafida, dia masih mencerna omongan Mafida.

"Loh kok bisa Fid, kan Anna dijawa," tanya Maya yang baru bereaksi setelah loading.

"Udah dua bulan ini, Anna tinggal satu rumah dengan ku, awalnya aku menolak tapi kalian tahu sendiri ibuku kayak apa, ibu ku ga mau Anna ngekos sendiri, ibuku tidak menerima penolakan," jelas Mafida panjang kali rendah.

"Kamu ini anak kandung ibumu apa bukan sih Fid, perasaan dari dulu kamu selalu disuruh ngalah sama adikmu, semua barang milikmu pun disuruh dikasihkan ke adikmu," kesal Maya.

"Nah iya betul tuh, aku juga heran, kenapa ibumu kok bisa pilih kasih antara kamu dan adikmu," imbuh Linda.

"Di kartu keluarga ya anak kandung, tapi ya entahlah," lirih Mafida yang mulai tenang.

"Sumpah ya dari dulu emang aku tuh ga ada suka-sukanya ma adikmu, entah saja dari dulu ngeliat mukanya aja ga suka, apalagi denger kabar begini, anjiiir makin benci aku ma tuh Anna," umpat Linda.

Maya yang mendengar umpatan Linda hanya terkekeh.

"Dia ini Fid, kalau soal baca karakter orang, pinter banget, dari semenjak saat masih sekolah, dia kalau udah ngomong ga suka ngeliat wajah tu orang berarti orang tersebut ada karakter problem atau kayak ada sesuatu didiri orang tersebut. Dan sekarang terjadi kan, dari dulu Linda tuh benci banget kalau ngeliat wajah adekmu, nah nyatanya sekarang adekmu bikin problem ke rumah tanggamu, emang ga rugi kamu ambil jurusan dokter psikologi Lin, pasti pasien mu juga banyak," cerocos Maya.

"Kamvret lu May, udah makan aja sono, abisin juga tuh piring dan juga gelasnya," gerutu Linda.

Mafida yang melihat itu hanya tertawa sesaat dia bisa lupa sejenak tentang masalah rumah tangganya.

"Eh kita lanjut nonton bioskop yuk," ajak Maya antusias.

Mereka pun sepakat untuk menonton bioskop.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Jam tangan nya menunjukkan waktu sepuluh malam. Mafida kembali ke hotel Aston tempat dia menginap sementara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
bojone mas Rohmat
pida .minta cerai aja sama imam kasihan hatimu klo terus di sakiti
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SCANDAL    Bab 7

    Keesokan harinya. Mafida kembali menyibukkan dirinya direstonya. Ia berusaha melupakan rasa sakit dan kecewa yang sedang menderanya. "Selamat siang Bu, gimana kondisi ibu," tanya Elisa saat melihat Bossnya memasuki area Resto "Yah lumayan El, gimana Resto kemarin dan hari ini apakah semua kondusif," tanya Fida. "Semua aman terkendali Bu, dan semua laporan sudah saya letakkan dimeja ibu," jawab Elisa dengan tersenyum. "Baguslah," puji Fida. Dengan langkah pasti Mafida memasuki ruangannya dan mulai sibuk dengan laporan-laporan manajemen tentang Resto nya. Dering telepon seluler menghentikan kegiatan Mafida sejenak, ia menengok ke layar ponselnya. Begitu melihat nama yang muncul di layar handphonenya, Mafida menghela nafas berat. Ya siapa lagi kalau bukan Imam yang menelponnya. Panggilan t

    Last Updated : 2025-04-30
  • SCANDAL    Bab 8

    Saat Mafida terbangun dan mulai ingat apa yang menimpanya, ia memegangi lehernya yang masih terasa sakit. Luka fisik yang didapat nya akan sembuh tapi luka yang tak terlihat lebih sulit disembuhkan. "Bu minum dulu Bu," ucap Elisa, dengan menyodorkan segelas air putih dihadapan Mafida. perlahan Mafida bangun dari posisinya, lalu ia pun mulai meraih gelas yang berisi air putih yang berada diatas meja, dan meminum nya secara perlahan. "Terimakasih El," ucapnya dengan sendu. "Apa ibu ga sebaiknya melaporkan tindakan suami Ibu ke kantor polisi?" saran Elisa dengan rasa prihatin. "Biar nanti aku hubungi pengacara ku El," jawabnya pelan. "Saya turut prihatin Bu, semoga Ibu bisa menyelesaikan semua problem Ibu dengan baik," ucap Elisa dengan penuh harap. Mafida hanya mengangguk kan kepalanya, ia mengedarkan kondisi ruangan nya yang sudah rapi. "Kamu bisa kembali bekerja El, terimakasih atas semuanya," ucapnya dengan nada datar. "Baik Bu saya permisi," pamit Elisa lalu menutu

    Last Updated : 2025-05-01
  • SCANDAL    BAB 1

    Dikediaman Fida. "Fida titip adekmu Anna, tolong dijaga baik-baik ya disitu," ucap Ibu Vita kepada Mafida, diseberang telepon. "Iya Bu, ini Anna juga baru sampai disini Bu," jawab Fida dengan pasti. " Seng rukun ya sama adekmu, oh iya apa Imam sudah pulang kerja ?" Tanya ibu Vita. "Belum Bu kan, ini masih jam kerjanya Mas Imam Bu," ucap Fida sambil melihat jam ditembok yang ada cicaknya. "Yasudah kalau bagitu, titip salam untuk suamimu ya, " "Walaikumsalam iya Bu, nanti tak sampaikan mas Imam," sambungan telepon pun mati setelah ucapan salam. Lalu Mafida mengalihkan pandangannya kepada adeknya, yaitu Anna yang udah duduk disofa empuk miliknya. "Kalau udah hilang capeknya, bawa kopermu kedalam kamar ya dek, kamar nomer dua," titah Mafida kepada Anna. "Siap Kakak ku yg cantik," ucap Anna dengan wajah semringahnya. Mafida adalah sosok istri yang cantik, Sholehah dan lembut. Dia juga merupakan pemilik dari Rumah makan Saung Wong Deso yang terkenal itu, sebelum dia meni

    Last Updated : 2025-02-24
  • SCANDAL    Bab 2

    Saat dikampus. Tidak butuh waktu lama Anna bisa beradaptasi dilingkungan barunya, dia begitu cepat bisa mendapatkan teman, dia sekarang memiliki teman sekampus yaitu Nonavi dan Lais. Tiga sekawan itu sedang asik nongkrong di kantin. "Eh hari ini kita ada jadwal mata kuliah Ilmu hukum, dosennya terkenal killer loh," ucap Lais sambil makan keripik kentang. "Emang siapa dosennya," tanya Anna dengan Antusias "Miss Ira, dia terkenal killer, pokoknya jangan sampai ada yang telat saat matkul dia, atau jangan sampai ada yang gak ngerjain tugas dari Miss Ira, bisa bahaya," imbuh Lais. "Trus trus," kali ini Nonavi tak kalah antusias. "Ya intinya jangan ada yang nyenggol atau ngebantah Miss Ira, senggol sedikit bisa berujung kena hukuman," kata Lais. "Seperti apa hukumanya," tanya Nonavi yang makin penasaran. "Poin kalian bisa dikurangin, bahkan ada yang tidak boleh mengikuti matkulnya selama seminggu, ada pula yang pernah disuruh mengitari lapangan sebanyak sepuluh kali. Pok

    Last Updated : 2025-02-25
  • SCANDAL    BAB 3

    Semenjak kejadian Anna yang tanpa sengaja melihat adegan erotis kakaknya, Anna mulai sering curi-curi pandang ke arah kakak iparnya dan kearah bagian celana kakak iparnya. Ada rasa penasaran dalam diri Anna. *** Suatu hari "Mas, mbak Fida kemana, kok tumben udah mau isya belum ada dirumah," tanya Anna saat melihat Imam sedang menonton televisi sendirian. Imam menengok sesaat ke arah Anna sebelum ia akhirnya menjawab pertanyaan dari Anna. "Mbakmu, masih direstonya, katanya pulang agak telat," jawab Imam dengan santai. "Oohhhh, mas Imam lagi nonton apa," tanya Anna penasaran. "Ini lagi nonton film Korea, ga tahu sih judulnya apaan, soalnya asal nonton aja," ujar Imam panjang kali lebar. Dengan langkah cepat Anna duduk disebelah Imam ikut menonton film tersebut. "Gimana kuliah mu Ann," tanya Imam. "Ah aman aja Mas," bohong Anna, padahal aslinya dia dapat hukuman dari Miss Ira. "sudah dapat teman," "sudah donk Mas," Beberapa menit kemudian... Ada adegan yang

    Last Updated : 2025-02-26
  • SCANDAL    BAB 4

    Di Saung Wong Deso milik Mafida.Tepatnya diruang kerja Mafida."El, hari ini kamu handle ya semuanya, awasi kerjaan semuanya, aku mau pulang dulu kepala ku tiba-tiba pusing, yang di cabang biar dihandle Herlis," ujar Mafida yang udah bersiap-siap untuk pulang."Siap bu, tapi apakah ibu tidak apa-apa bawa mobil sendiri," tanya Elisa dengan rasa kwatir."Aku naik taksi aja El, nanti mobilnya suruh anter Pak Wahid kerumah ya," titah Mafida sambil beranjak pergi dari hadapan Elisa. "Siap Bu hati2 ya," jawab Elisa asistennya. "Oke, makasih ya El," ucap Mafida."sama-sama Bu, sudah menjadi tugas saya sebagai asisten ibu," jawab Elisa dengan tersenyum lembut.Mafida akhirnya berlalu meninggalkan Restonya. ***Sesampainya di rumah jam masih menunjukkan jam satu siang, Mafida heran karena melihat motor suaminya ada dirumahnya. Pasalnya ini masih jam kerja. "Loh Mas Imam kok, ada dirumah, tadi kan berangkat kerja. Ini juga masih jam satu siang. Kok tumben sekali Mas Imam pulang tanpa ka

    Last Updated : 2025-02-26
  • SCANDAL    BAB 5

    Cerai ? kata-kata itu masih terngiang-ngiang ditelinganya, saran dari Mak Sri. Akankah dia bisa bercerai dengan Imam suami yang ia cintai tapi nyatanya juga yang menyakitinya.Mafida akan memikirkan saran dari dua Wanita itu. Karena baginya dalam berumah tangga hal yang tidak bisa ditolerir adalah selingkuh, judi, KDRT dan minum-minuman haram. Baginya itu udah kesalahan fatal.Memang tak mudah dalam mengambil keputusan disaat situasi seperti ini.Pikiran dan juga emosi pasti sedang berkecamuk.Setelah sampai dihotel Aston, Ia memesan kamar hotel VIP untuk dirinya. Dan setelah ia sampai dikamarnya, tubuhnya ia hempasan diatas kasur king size tersebut.Tangisan kembali terdengar dari bibir Mafida, dirinya masih tidak menyangka bahwa adiknya dan suaminya tega menyakitinya. *** Jam delapan malam dihotel Aston.Deringan telepon genggam milik Mafida berbunyi, ia yang sempat tertidur sebentar karena efek lelah menangis, dengan mata yang masih sembab ia bangun dari tidurnya lalu meraih

    Last Updated : 2025-02-27

Latest chapter

  • SCANDAL    Bab 8

    Saat Mafida terbangun dan mulai ingat apa yang menimpanya, ia memegangi lehernya yang masih terasa sakit. Luka fisik yang didapat nya akan sembuh tapi luka yang tak terlihat lebih sulit disembuhkan. "Bu minum dulu Bu," ucap Elisa, dengan menyodorkan segelas air putih dihadapan Mafida. perlahan Mafida bangun dari posisinya, lalu ia pun mulai meraih gelas yang berisi air putih yang berada diatas meja, dan meminum nya secara perlahan. "Terimakasih El," ucapnya dengan sendu. "Apa ibu ga sebaiknya melaporkan tindakan suami Ibu ke kantor polisi?" saran Elisa dengan rasa prihatin. "Biar nanti aku hubungi pengacara ku El," jawabnya pelan. "Saya turut prihatin Bu, semoga Ibu bisa menyelesaikan semua problem Ibu dengan baik," ucap Elisa dengan penuh harap. Mafida hanya mengangguk kan kepalanya, ia mengedarkan kondisi ruangan nya yang sudah rapi. "Kamu bisa kembali bekerja El, terimakasih atas semuanya," ucapnya dengan nada datar. "Baik Bu saya permisi," pamit Elisa lalu menutu

  • SCANDAL    Bab 7

    Keesokan harinya. Mafida kembali menyibukkan dirinya direstonya. Ia berusaha melupakan rasa sakit dan kecewa yang sedang menderanya. "Selamat siang Bu, gimana kondisi ibu," tanya Elisa saat melihat Bossnya memasuki area Resto "Yah lumayan El, gimana Resto kemarin dan hari ini apakah semua kondusif," tanya Fida. "Semua aman terkendali Bu, dan semua laporan sudah saya letakkan dimeja ibu," jawab Elisa dengan tersenyum. "Baguslah," puji Fida. Dengan langkah pasti Mafida memasuki ruangannya dan mulai sibuk dengan laporan-laporan manajemen tentang Resto nya. Dering telepon seluler menghentikan kegiatan Mafida sejenak, ia menengok ke layar ponselnya. Begitu melihat nama yang muncul di layar handphonenya, Mafida menghela nafas berat. Ya siapa lagi kalau bukan Imam yang menelponnya. Panggilan t

  • SCANDAL    BAB 6

    Setelah selesai bertemu lawyer, Mafida memutuskan untuk pergi ke Spa. Tubuh dan pikirannya butuh istirahat sejenak.Mafida udah bertekad ingin bercerai dengan Imam, dan untuk adiknya dia akan memberikan pelajaran sedikit nantinya.Tapi yang ia cemaskan ibunya, sanggupkah nanti ia memberi tahukan semua ini ke ibunya. Anna selama ini dia selalu menjadi anak kesayangan ibunya. Ibunya selalu memanjakan Anna, bahkan terkadang terkesan pilih kasih antara dirinya dan Anna.Jika sejak kecil Mafida udah dididik dengan keras untuk mandiri, sedangkan adiknya berkebalikannya. Selalu dimanja, semua kebutuhan bahkan permintaan adiknya selalu diturutin. Hanya ayahnya yang selama ini selalu bersikap adil. Hanya saja Ayahnya meninggal saat usianya masih delapan belas tahun karena sakit Jantung.Sebelum ayahnya meninggal, Ayahnya membagikan wasiat berupa tabungan dan tanah untuk Mafida dan Anna masing-masing mendapatkan senilai 1,2 Milyar dan sepetak tanah ukuran yang lumayan besar.Selang satu tahun

  • SCANDAL    BAB 5

    Cerai ? kata-kata itu masih terngiang-ngiang ditelinganya, saran dari Mak Sri. Akankah dia bisa bercerai dengan Imam suami yang ia cintai tapi nyatanya juga yang menyakitinya.Mafida akan memikirkan saran dari dua Wanita itu. Karena baginya dalam berumah tangga hal yang tidak bisa ditolerir adalah selingkuh, judi, KDRT dan minum-minuman haram. Baginya itu udah kesalahan fatal.Memang tak mudah dalam mengambil keputusan disaat situasi seperti ini.Pikiran dan juga emosi pasti sedang berkecamuk.Setelah sampai dihotel Aston, Ia memesan kamar hotel VIP untuk dirinya. Dan setelah ia sampai dikamarnya, tubuhnya ia hempasan diatas kasur king size tersebut.Tangisan kembali terdengar dari bibir Mafida, dirinya masih tidak menyangka bahwa adiknya dan suaminya tega menyakitinya. *** Jam delapan malam dihotel Aston.Deringan telepon genggam milik Mafida berbunyi, ia yang sempat tertidur sebentar karena efek lelah menangis, dengan mata yang masih sembab ia bangun dari tidurnya lalu meraih

  • SCANDAL    BAB 4

    Di Saung Wong Deso milik Mafida.Tepatnya diruang kerja Mafida."El, hari ini kamu handle ya semuanya, awasi kerjaan semuanya, aku mau pulang dulu kepala ku tiba-tiba pusing, yang di cabang biar dihandle Herlis," ujar Mafida yang udah bersiap-siap untuk pulang."Siap bu, tapi apakah ibu tidak apa-apa bawa mobil sendiri," tanya Elisa dengan rasa kwatir."Aku naik taksi aja El, nanti mobilnya suruh anter Pak Wahid kerumah ya," titah Mafida sambil beranjak pergi dari hadapan Elisa. "Siap Bu hati2 ya," jawab Elisa asistennya. "Oke, makasih ya El," ucap Mafida."sama-sama Bu, sudah menjadi tugas saya sebagai asisten ibu," jawab Elisa dengan tersenyum lembut.Mafida akhirnya berlalu meninggalkan Restonya. ***Sesampainya di rumah jam masih menunjukkan jam satu siang, Mafida heran karena melihat motor suaminya ada dirumahnya. Pasalnya ini masih jam kerja. "Loh Mas Imam kok, ada dirumah, tadi kan berangkat kerja. Ini juga masih jam satu siang. Kok tumben sekali Mas Imam pulang tanpa ka

  • SCANDAL    BAB 3

    Semenjak kejadian Anna yang tanpa sengaja melihat adegan erotis kakaknya, Anna mulai sering curi-curi pandang ke arah kakak iparnya dan kearah bagian celana kakak iparnya. Ada rasa penasaran dalam diri Anna. *** Suatu hari "Mas, mbak Fida kemana, kok tumben udah mau isya belum ada dirumah," tanya Anna saat melihat Imam sedang menonton televisi sendirian. Imam menengok sesaat ke arah Anna sebelum ia akhirnya menjawab pertanyaan dari Anna. "Mbakmu, masih direstonya, katanya pulang agak telat," jawab Imam dengan santai. "Oohhhh, mas Imam lagi nonton apa," tanya Anna penasaran. "Ini lagi nonton film Korea, ga tahu sih judulnya apaan, soalnya asal nonton aja," ujar Imam panjang kali lebar. Dengan langkah cepat Anna duduk disebelah Imam ikut menonton film tersebut. "Gimana kuliah mu Ann," tanya Imam. "Ah aman aja Mas," bohong Anna, padahal aslinya dia dapat hukuman dari Miss Ira. "sudah dapat teman," "sudah donk Mas," Beberapa menit kemudian... Ada adegan yang

  • SCANDAL    Bab 2

    Saat dikampus. Tidak butuh waktu lama Anna bisa beradaptasi dilingkungan barunya, dia begitu cepat bisa mendapatkan teman, dia sekarang memiliki teman sekampus yaitu Nonavi dan Lais. Tiga sekawan itu sedang asik nongkrong di kantin. "Eh hari ini kita ada jadwal mata kuliah Ilmu hukum, dosennya terkenal killer loh," ucap Lais sambil makan keripik kentang. "Emang siapa dosennya," tanya Anna dengan Antusias "Miss Ira, dia terkenal killer, pokoknya jangan sampai ada yang telat saat matkul dia, atau jangan sampai ada yang gak ngerjain tugas dari Miss Ira, bisa bahaya," imbuh Lais. "Trus trus," kali ini Nonavi tak kalah antusias. "Ya intinya jangan ada yang nyenggol atau ngebantah Miss Ira, senggol sedikit bisa berujung kena hukuman," kata Lais. "Seperti apa hukumanya," tanya Nonavi yang makin penasaran. "Poin kalian bisa dikurangin, bahkan ada yang tidak boleh mengikuti matkulnya selama seminggu, ada pula yang pernah disuruh mengitari lapangan sebanyak sepuluh kali. Pok

  • SCANDAL    BAB 1

    Dikediaman Fida. "Fida titip adekmu Anna, tolong dijaga baik-baik ya disitu," ucap Ibu Vita kepada Mafida, diseberang telepon. "Iya Bu, ini Anna juga baru sampai disini Bu," jawab Fida dengan pasti. " Seng rukun ya sama adekmu, oh iya apa Imam sudah pulang kerja ?" Tanya ibu Vita. "Belum Bu kan, ini masih jam kerjanya Mas Imam Bu," ucap Fida sambil melihat jam ditembok yang ada cicaknya. "Yasudah kalau bagitu, titip salam untuk suamimu ya, " "Walaikumsalam iya Bu, nanti tak sampaikan mas Imam," sambungan telepon pun mati setelah ucapan salam. Lalu Mafida mengalihkan pandangannya kepada adeknya, yaitu Anna yang udah duduk disofa empuk miliknya. "Kalau udah hilang capeknya, bawa kopermu kedalam kamar ya dek, kamar nomer dua," titah Mafida kepada Anna. "Siap Kakak ku yg cantik," ucap Anna dengan wajah semringahnya. Mafida adalah sosok istri yang cantik, Sholehah dan lembut. Dia juga merupakan pemilik dari Rumah makan Saung Wong Deso yang terkenal itu, sebelum dia meni

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status