"Ini baru permulaan, Jenifer Olivia Mahendra" Pungkasnya.
***
Hari ini Jelo terlihat uring-uringan, berkat kabar dari sang kakak yang dipanggilnya dengan sebutan koko, mengatakan bahwa teman kecilnya Suho Hwang, akan pindah ke Indonesia untuk sementara waktu dan akan mendaftar sebagai siswa transfer di sekolahnya.
Kabar itu sukses membuat Jelo berkeringat dingin. Pasalnya, selama ini persembunyian yang sudah ditutupnya rapat-rapat akan terbuka seiring berjalannya waktu dengan kedatangan Suho. Dia hanya bisa berdoa semoga saja Suho sudah tidak begitu mengenalinya atau identitas sebagai anak pengusaha Konglomerat dan Model Top di Indonesia akan terbongkar. Tentu saja Ayah dan Ibunya akan menjemput ia dengan paksa, jika mereka tahu dimana Jelo tinggal dan bersekolah.
Sebenarnya mudah saja bagi Ayahnya untuk menemukan Jelo, jika saja kokonya tidak mengeluarkan uang lebih banyak dari sang Ayah untuk memanipulasi informasi mengenai adiknya. Dan juga Jelo merupakan anak yang cerdas dengan IQ diatas rata-rata, ia dengan sangat mudah mengelabui orang-orang suruhan ayah atau ibunya, jika mereka bertemu di jalan.
Hari ini, Dimas terlihat begitu memperhatikan Jelo dari ujung rambut hingga kaki. Terlihat seperti sedang mengincar mangsa sejak pertemuan mereka di pintu atap sekolah, dimas mulai begitu tertarik dengan Jelo, seperti ada sesuatu yang sangat memikat dari seorang Jenifer Olivia Mahendra.
Dimas dan Jelo hanya duduk berjarak sebangku jauhnya, sehingga terlalu terlihat jika dimas sedari tadi memperhatikan Jelo yang uring-uringan. Di samping itu, Eka Cs juga terus-terus memperhatikan Jelo terlebih Fitra dan Anas. Mereka sedari tadi menunggu peluang untuk meluncurkan bullyan terhadap Jelo.
"Guys, gimana kalo kita labrak sekarang aja? Udah gak sabar nih gw" Ucap anas sarkas dan bar-bar, sangat terlihat. Keinginan untuk membuat Jelo bertekuk lutut dikaki mereka benar-benar diluar ekspektasi Eka.
"Kita bawa ke atap sekolah saja" Usul fitra yang di setujui oleh isa dan Anas.
Eka hanya terdiam melihat ketiga sahabatnya yang begitu anarkis, ingin membuat Jelo benar-benar mengakui keberadaan mereka. Tidak ada yang bisa dibuatnya, selain hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh teman gengnya, dan juga tentu ia tidak ingin terlibat lebih jauh, maka, ia hanya akan melihat dari jauh apa yang akan dilakukan oleh ketiga sahabatnya.
๐ Bell masuk pun berbunyi.
Jelo semakin deg-degan melewati hari-harinya di sekolah. Terdengar riuh kabar dari anak-anak di sekitar bahwasannya ada murid baru trasferan luar negeri yang akan masuk ke kelas XII IA 2."Kenapa kelas yang dituju, harus kelas gw" Ucapnya dalam hati yang semakin terlihat gusar.
"Hai" Sapa dimas yang disambut tatapan kurang suka dari Jelo.
"Mau apa?" Timpalnya dengan pandangan sinis.
Pria itu hanya tersenyum menanggapi ucapan Jelo "Nothing, just want to say Hai doang" Sanggahnya.
Jelo kembali terdiam dan tidak menimpali apa pun perkataan dimas. Merasa di abaikan, dimas beranjak pergi dan kembali ke tempat duduknya. Tapi sikap acuh, cuek dan garang dari Jelo lah yang membuatnya semakin merasa tertarik dan tertantang untuk mendekati gadis ansos itu.
"Selamat pagi anak-anak" Sapa salah seorang guru yang masuk ke kelas dan membuat semua murid terdiam dalam sekejap. Semua pusat perhatian tertuju hanya kepada guru dan satu orang yang baru mereka lihat. Riuh kembali terdengar ketika Eka tidak sengaja mengeluarkan kata pujian yang di layangkan oleh kaum hawa dikelasnya melalui pikiran mereka.
"Ganteng!" Ucap Eka yang di sambut teriakan dan tawa dari yang lain.
"Cukup anak-anak! Coba tenang, ibu membawa teman baru untuk kalian".
Sembari guru menjelaskan sedikit mengenai siswa baru dan mempersilahkannya memperkenal diri di depan kelas, Jelo sibuk membuat dirinya tidak terlihat dari jangkauan siswa baru yang bernama Suho Hwang.
"Mampus" Ucap jelo dalam hati.
Dia sudah menduga, lambat laun rahasianya akan terbongkar mengingat Suho sudah resmi menjadi teman kelasnya. Dimas yang memperhatikan Jelo sedari tadi, mengetahui ada yang tidak beres dengan wanita itu hari ini. Sangat terlihat, jika Jelo sedang menjauh dan memojokkan diri seakan bersembunyi.
"Bersembunyi? dari siapa?" Pikir dimas, mulai menerka-nerka apa yang sedang dilakukan gadis itu.
Namun secara naluri dia melirik ke depan memperhatikan dan menduga, jangan-jangan murid baru itu yang menjadi alasannya. Singkat cerita, setelah dipersilahkan untuk duduk dibangku kosong yang hanya berjarak dua bangku dari depan Jelo, suho sama sekali tidak menggubris ataupun terlihat sok akrab dengannya, membuat perasaan Jelo menjadi lega, walau sedikit bercampur rasa was-was.
"Mudah-mudahan dia tidak mengenaliku" Gumam Jelo pelan.
Setelah proses belajar mengajar selesai ๐ bell istirahat pun berbunyi.
Jelo masih memperhatikan suho dengan seksama, kalau-kalau ada gerakan yang mencurigakan darinya. Namun belum lama matanya mengawasi suho, Anastasia sudah berdiri di depan meja dan menghalangi pandangannya, membuat ia sedikit terpojok.
"Naksir lo, ya, sama anak baru? mentang-mentang dia ganteng, hah?" Ucap Anas mencoba memancing emosi Jelo, namun tetap saja di tanggapinya dengan santai, walaupun sebenarnya dia sedikit malu, sebab semua mata tertuju melihatnya begitu juga dengan Dimas dan Suho.
Jelo sama sekali tidak berkutik, mata tangguhnya melihat lurus kedepan dan mulai memasang handsat serta mengambil buku novel kesukaannya, tanpa menghiraukan Anas yang berdiri tegap di hadapannya.
"WOY! Gw lagi ngomong. Budek lo ya?!" Teriak Anas yang menarik perhatian murid-murid lain.
Bukannya memancing emosi Jelo, malah Anas lah yang tersulut emosi. Mata semua murid dikelas memandag mereka sekarang, dimas yang juga sedikit merasa terusik dengan kelakuan Anas, mencoba untuk membuat gadis bar-bar itu menjauh dari Jelo.
Botol mineral plastik yang masih berisi sedikit air miliknya, dilemparkan tepat mengenai belakang Anas dan membuat gadis bar-bar itu berbalik arah menatap sinis ke arah dimas.
"Ngapain lo! Sakit tau gak" Ucapnya kesal, dengan tingkah Dimas.
"Upss, sorry! Gw kira tong sampah nyaring bunyinya tadi" Timpal dimas sambil tersenyum sinis.
"Lo ngapain sih bikin ribut? mau gw laporin guru BP?" Gertak dimas yang tentu saja membuat Anas mundur seketika.
Mendengar kata guru BP adalah sesuatu yang lebih menakutkan dan membuat Anas tidak berani berkutik lebih. Namun bisa dipastikan kadar kekesalannya ke Jelo meningkat drastis.
Masih dengan Novel dan headset yang terpasang di telinga. Tidak ada yang tahu, jika Jelo memasang headset ditelinganya tanpa setelan musik. Headset merupakan satu-satunya senjata ampuh dan menjadi tameng untuk sifat anti sosialnya."Psstt.. ppsstt...!" Terdengar suara dari arah kiri Jelo.Mendengar kode suara tersebut tetap tidak membuat Jelo berkutik dan lantas ingin menoleh serta bersikap ramah."Pssst... Ppsst..." Sekali lagi suara itu terdengar, namun tidak juga menggoyahkan sisi ansos dari Jelo. Ia sangat tidak ingin terlibat dengan banyak orang. Ia meyakini, jika melibatkan diri dengan orang lain hanya akan membawa masalah baru dalam hidupnya begitu juga dengan masalah perasaan.Masih saja pada posisi yang sama, tidak ada yang berubah dari Jelo. Dimas yang sedari tadi memberi kode terlihat gemas dengan sikap acuh yang diberikan Jelo, sampai akhirnya ia memutuskan untuk mendatangi meja dimana Jelo d
Hari ini, tepatnya weekend, bukanlah hari yang penting untuk seorang Jelo. Weekend selalu dihabiskannya hanya seharian di apartemen, tanpa melakukan apapun.Lagu Boyband Korea dengan judul I'M OKAY menjadi lagu favorite yang menemaninya hari ini.Jelo termasuk K-popers garis keras untuk para artis naungan YG entertainment. Sejujurnya dan sebenarnya, dia menjalin pertemanan dengan beberapa artis YG. Yang tidak dapat disebutkan namanya, namun untuk saat ini yang paling dekat dengan Jelo adalah Kim Jennie dan beberapa lagi diantaranya. Jaman dulu ketika sahabat-sahabatnya perform di Indonesia atau negara manapun yang bisa di jangkau Jelo, dia akan menjadi orang pertama yang mendapatkan Tiket VVIP.Hidup Jelo sangatlah terjamin dan tentunya membuat orang lain menjadi iri jika mengetahui seberapa kayanya dia. Namun kurang lebih dua tahun ini, dia menjalani hidup serba biasa. Menghilang secara tiba-tiba, memutuska
"Jeni.." Panggil suho dengan antusiasnya saat melihat Jelo tengah berjalan melintasi halaman sekolah menuju kelas.Sambil berlarian kecil, ia menghampiri Jelo yang tersenyum ke arahnya. Sorot mata tajam dari fans suho menancap hebat, siap mengintimidasi Jelo yang berani bertegur sapa dengan Suho di depan banyak orang. Namun, tentu saja hal itu tidak berpengaruh baginya. Tatapan intimidasi dari Jelo selalu yang paling unggul.Pernah sekali saat pertama ia mendaftar menjadi murid transfer di SMA Rajawali, ia bertemu dengan salah seorang kakak tingkat yang ingin menguji kekuatan mentalnya. Ia dipermalukan di depan banyak murid, tapi yang luar biasa darinya, Jelo sama sekali tidak menunjukan wajah kesal ataupun hard feeling. Dia hanya diam dan menatap tajam ke arah senior yang terus saja berkata kasar padanya. Mengeluarkan aura mengintimidasi dengan ucapan "just a fool whocaresabout the
"Good Morning" Sapa dimas yang sudah sekitaran lima belas menit menunggu Jelo keluar dari apartemennya. Jelo yang sedikit terkejut berusaha mengontrol ekspresi dan hanya menengok sesaat lalu berjalan melewati dimas begitu saja.Dimas tidak menyerah, pantang baginya untuk mundur sebelum Jelo merespon sapaannya. Kali ini ia bertekad untuk ke sekolah berbarengan dengan Jelo. Mereka berjalan bersama namun sedikit berjarak, dimas tepat berjalan dibelakang Jelo dengan jarak beberapa meter, menuju halte Bus.Dengan semangat ia memperhatikan apa saja yang dilakukan Jelo sebelum ke sekolah. Dari yang ia lihat, pertama-tama Jelo singgah di toko roti depan apartemen untuk membeli sebungkus roti cokelat dan juga susu rasa banana untuk menjadi teman pengganjal perut pagi ini. Ia kemudian memakan makanannya sampai habis, sembari berjalan memasang headset ditelinganya dan terlihat seakan menikmati alunan musik yang ia dengar.Se
"Hyung! Sadarlah, kita tidak punya banyak waktu, kita harus temukan dia sekarang" Jelas suho membuat Yefta kembali sadar, tangannya kini mulai mengepal keras dan rahangnya mulai mengerat."Fu*k!!! Berani-beraninya mereka membuat hal yang tidak baik pada adikku, jika terjadi apa-apa dengan Jeni, aku tidak akan segan-segan menutup semua akses donatur untuk sekolah ini, lihat saja!" kecam Yefta, tak tanggung-tanggung.***Hari itu terasa menjadi pukulan berat bagi Yefta. Suho agak berdegik ngeri mendengar nada ancaman pria yang lebih tua beberapa tahun darinya. Ia sedikit banyak tahu bagaimana kejamnya Yefta terhadap orang-orang yang berani menyentuh keluarganya, termasuk adik kesayangnya. Sudah cukup kematian Ana membawa dampak yang tidak baik bagi Yefta, kali ini, ia tidak mau sesuatu terjadi pada Jelo, adik satu-satunya yang tersisa dan yang paling ia sayangi.Setelah itu mereka memutuskan berpencar
Aku baik-baik saja walaupun ini bukan keadaan terbaikku, aku tidak perlu berada di tempatku untuk merasa baik-baik saja. Aku tidak peduli tentang diriku, aku tetap baik-baik saja. Walaupun tidak terbiasa aku baik-baik saja. I'm Okey๐ผSedikitnya, kurang lebih terjemahan dari lagu Boy Band K-Pop IKON - I'M OK yang menjadi kesukaan Jelo, terputar dalam daftar favorite music di ponsel miliknya, menemani ia menghabiskan waktunya berbaring di kamar rumah sakit dengan tangan yang terpasang infus.Sudah hampir tiga hari lebih Jelo berbaring di kamar rumah sakit tersebut. Ia menunggu jadwal untuk dirinya pulang dan menikmati kesendirian di apartemen kecil miliknya. Walaupun kecil, apartemen itu adalah tempat ternyaman bagi Jelo.Tokk...tokk..tokk..Suara pintu kamar Jelo diketuk dari luar."Masuk" Ucapnya, dengan sedikit nada teriakan dari jarak ranjang rumah sakit yang ia tem
Beberapa hari terlewati, Jelo mulai terbiasa untuk berboncengan motor dengan dimas. Setiap pagi dimas menunggu Jelo tepat di depanLiftdan siang harinya ia menunggu di depan kelas untuk bersama-sama berbarengan ke parkiran. Hanya ketika dalam perjalan dimas akan berbicara sedikit dengan Jelo. Dan perlahan membangun komunikasi dengannya."Lo sibuk gak?" Tanya dimas memecah keheningan di antara mereka berdua."Hm,Why?" Timpal jelo cuek."Temenin gw belanja mingguan di minimarket depan apart ya, gak ada penolakan" Tegas dimas.Jelo sedikitnya merasa enggan untuk menemani dimas, namun ia tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya bisa menggerutu dalam hati, dimas terlalu melewati batas hari ini, pikirnya."Turun gih.." Ucapnya membuat Jelo hanya bisa menurut dengan apa yang dikatakan dimas.Jika di pikir-pikir, baru kali ini Jelo semen
Nada dering hp Jelo berbunyi, panggilan masuk dengan nomor yang tidak ia ketahui membuatnya mengurungkan niat untuk menjawab telpon tersebut.Tidak butuh waktu lama, pesan text dengan nomor yang tidak dikenal kini bersarang di hpnya.Message๐+62 821... :save ya. Suho!|| Jelo: suho?!Howu find my number?+62 821.. : Ry Hyung. Apa aku mengganggumu? || Jelo: Nope :) wait..i'll save u're number.Setelah menyimpan nomor suho dikontaknya, nada dering Jelo kembali berbunyi."๐Suho's Calling..""Hallo" Ucap Jelo sembari mengangkat telpon."Hm, lagi apa?"