Share

SELAMAT TINGGAL, MANTAN
SELAMAT TINGGAL, MANTAN
Author: NawankWulan

BAB 1

Author: NawankWulan
last update Huling Na-update: 2023-05-22 17:28:50

Saat Kau Mencampakkanku demi Mantan Istrimu, Saat Itu Juga Kuterima Lamaran Saudara Kembarmu

BAB 1

 

"Ini istrimu, Mas?" tanya seorang perempuan yang melirikku sinis. Dia Fika-- mantan istri suamiku, Eris. 

 

"Iya, Fik. Kenalkan, namanya Hanin." 

 

Ekspresi tak suka jelas ketara di wajah perempuan itu, tapi kami tetap saling jabat. 

 

"Selingkuhanmu mana? Bosen? Atau mau cari mangsa lagi?" tanya Mas Eris sekenanya. 

 

"Dia nggak seperti kamu, Mas. Aku menyesal sudah mengkhinati laki-laki sebaik kamu. Sejak kita berpisah, aku justru kerap memikirkan kamu. Bahkan dia minta putus sejak aku lupa manggil namamu, padahal harusnya aku manggil namanya." 

 

Mas Eris cukup kaget saat itu, tapi buru-buru menetralkan ekspresinya. Sementara perempuan itu tersenyum tipis melirikku. Awalnya aku nggak tahu apakah itu benar atau sekadar drama. 

 

Namun, lambat lain aku paham jika alasan-alasan yang diberikannya hanyalah trik untuk menjerat mantan suaminya kembali.  Seperti detik ini, aku kembali membaca status WhatsAppnya. Status dan foto yang seharusnya tak dilakukan oleh seorang mantan. 

 

|Makasih banget atas pertemuan hari ini ya, Mas. Aku suka gamis sama sandalnya. Cantik banget, branded pula. Makasih juga kamu sudah beliin Edo motor baru. Meski dia baru berusia empat tahun dan belum bisa pakai motornya, tapi bisa kupakai buat antar sekolah dia tiap hari. Kebetulan Edo sudah masuk PAUD. Nah, gitu dong, Mas! Meskipun kamu sudah punya istri baru, tapi kamu tetap berkewajiban menafkahi anakmu. Inget ya! Ada mantan istri, tapi nggak pernah ada yang namanya mantan anak. Makasih sudah menjadi ayah dan suami terbaik buat Edo dan buatku. Aku benar-benar menyesal sudah meninggalkan laki-laki sehebat kamu|

 

Sepertinya Mbak Fika memang sengaja memamerkan status itu padaku sebab dia tahu jika aku sering memeriksa handphone Mas Eris. Tak hanya status, tapi dia juga mengupload foto mesranya bersama suamiku. Aku benar-benar heran, bisa-bisanya Mas Eris foto sedekat itu dengan Mbak Fika yang jelas-jelas sudah menjadi mantan dan non mahram.

 

Aku tak paham bagaimana sebenarnya status hubungan mereka berdua. Sudah resmi berpisah, tapi masih teramat mesra. Tak hanya itu saja, aku merasa ada rahasia lain yang disembunyikan Mas Eris dariku, termasuk uang untuk membelikan motor anak kandungnya itu. 

 

Darimana dia mendapatkan uang untuk membelikan Edo motor baru, padahal dua minggu lalu saat aku masuk rumah sakit, biaya ditanggung oleh ibuku karena dia bilang belum gajian dan nggak punya tabungan sama sekali.

 

Jika memang nggak punya tabungan sama sekali, kenapa dia bisa membelikan Edo motor bahkan sengaja membelikan mantan istrinya gamis dan sepatu branded. Padahal selama menikah denganku belum sekalipun dia membelikan barang branded. Hanya dua kali dia membelikanku baju, itu pun daster yang dia bilang harganya tak lebih dari lima puluh ribu.

 

Jikalaupun motor itu kredit, kenapa Mas Eris nggak bicara soal ini sama aku dulu? Bukankah saat berumah tangga, sekecil apapun masalahnya harus jujur agar tak saling curiga? Selama ini, harusnya dia juga paham jika aku nggak pernah melarang dia untuk bertanggungjawab pada anaknya, tapi aku hanya berharap dia jujur dan terbuka dan nggak sembunyi-sembunyi seperti ini. Kalau nggak baca status mantannya, apa dia akan jujur padaku?

 

"Mas, kamu beliin Edo motor baru?" tanyaku saat Mas Eris baru keluar dari kamar mandi.

 

"Tahu darimana?" tanyanya singkat.

 

"Status Mbak Fika di whatsappmu lah, darimana lagi?" balasku sekenanya. 

 

"Ngapain sih pakai acara buka-buka handphoneku segala. Jangan kepo begitu bisa, kan?!" tanya Mas Eris begitu kesal.

 

Aku mendelik kaget melihat ekspresi Mas Eris yang berubah seketika. Seolah tak suka jika aku memeriksa handphonenya bahkan sekadar ingin tahu soal motor itu.

 

"Wajar dong aku buka-buka handphone suamiku sendiri? Selama ini aku juga nggak pernah menutup-nutupi handphoneku darimu. Aku selalu terbuka dalam hal apapun." 

 

"Terserah kamu, tapi aku nggak suka kamu terlalu lancang, apalagi bertanya banyak hal soal motor itu!" sentak Mas Eris lagi. 

 

"Lancang? Istri buka handphone suami sendiri itu namanya lancang ya, Mas?"

 

Mas Eris hanya membuang pandangan, tak membahas sepatah katapun yang kuucapkan.

 

"Wajar jika aku ingin tahu soal motor itu kan, Mas? Kamu itu sekarang suamiku, bukankah harusnya sama-sama terbuka dalam hal apapun? Dari dulu aku nggak pernah larang kamu kasih jatah bulanan buat Edo asal kamu bisa adil sama aku, tapi bukan berarti kamu seenaknya." 

 

"Jelas nggak boleh ngelaranglah. Memangnya kamu siapa sok mau ngatur-ngatur hidupku. Mau ngasih siapapun terserah aku karena itu uangku bukan uangmu!"

 

"Ya Allah, Mas. Kasar sekali kata-katamu." Mataku mulai berkaca. Tak menyangka jika Mas Eris akan bicara seperti itu. Apakah selama ini dia tak pernah menganggapku sebagai istri sampai dia merasa aku tak memiliki hak apapun atas dirinya?

 

"Bukan kasar, tapi supaya kamu sadar. Intinya, kamu nggak berhak mengatur hidupku, Nin. Aku bebas memberikan uangku pada siapapun, apalagi pada Edo yang anak kandungku sendiri. Ingat, baru enam bulan kita menikah, jadi jangan pernah merasa paling berkuasa. Aku nggak suka!" sentak Mas Eris lagi.

 

"Astaghfirullah, Mas. Kenapa tajam sekali ucapanmu. Coba tunjukkan, apa selama ini aku pernah berkuasa? Bahkan sekadar gaji bersihmu saja aku tak tahu. Aku cukup menerima berapapun yang kamu beri, tapi bukan berarti aku pasrah begitu saja. Aku berhak komplen jika kamu keterlaluan. Apalagi sikapmu akhir-akhir ini di luar batas kewajaran," tukasku lagi. 

 

"Di luar batas kewajaran? Maksudmu?" 

 

"Soal hubunganmu dengan Mbak Fika. Aku nggak suka kamu sering ketemu dia apalagi foto-foto sedekat itu, bahkan pipi kalian menempel satu sama lain. Ingat, kalian sudah berpisah dan haram bersentuhan. Jangan sampai alasan bertemu Edo membuatmu bebas berbuat apa saja sama mantan istrimu itu."  

 

Mas Eris melotot tajam. Dia benar-benar tak suka mendengar protesku atas kedekatannya dengan Mbak Fika.  

 

"Edo yang meminta dan aku rasa nggak ada salahnya kami foto seperti itu. Cuma foto doang dibesar-besarkan!" 

 

"Foto kalian terlalu berdekatan, Mas. Pipi kalian itu saling bersentuhan. Apalagi tanganmu sama dia saling tumpuk begitu. Nggak elok dilihat banyak orang."

 

"Namanya foto bertiga ya begitu, Nin. Sekali lagi Edo yang minta. Sekadar foto saja masa' nggak dituruti. Cemburumu terlalu berlebihan, Hanin!"

 

Mas Eris beranjak dari kursi lalu melangkah ke arah dapur. Dia mengambil air dingin dari kulkas, menuangnya di gelas dan meneguknya hingga tandas. 

 

"Stop bahas Fika kalau kamu nggak ingin makin sakit hati. Asal kamu tahu, dia jauh lebih mengerti tentang aku dibandingkan kamu. Lima tahun kami bersama. Jangan sampai aku menyesal sudah memilihmu sebagai penggantinya. Sekali lagi, foto seperti itu nggak perlu dibesar-besarkan, yang penting bukan foto di atas ranjang."

 

Mas Eris menoleh dan menatapku tajam. Dadaku terasa sesak mendengar kalimat terakhirnya. Air bening itu pun lolos begitu saja dari porosnya. Apa dia pikir aku perempuan lemah yang akan diam saja jika terus diin jak?

 

"Kurasa bukan kamu yang salah memilihku sebagai istri, tapi aku yang keliru menjadikanmu sebagai suami, Mas!" ucapku kemudian. Mas Eris ternganga seketika mendengar balasanku.

 

💕💕💕

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Adriana Epa Hoy
laki2 kaya gitu ma ...di tinggalin aja
goodnovel comment avatar
Putry Ismayanti
jahatnya jadi orang
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
bnr tuh balas aja kelakuan suamimu nina
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 68 [TAMAT]

    "Mas, boleh minta sesuatu?" tanya Hanin setelah terdiam beberapa saat. Eros begitu setia dan bersabar menunggu Hanin bicara. "Minta apapun boleh, Sayang. Apaa yang nggak buat kamu. Asalkan tak menyalahi aturanNya, InsyaAllah aku berusaha mewujudkan." Eros membingkai wajah istrinya lalu tersenyum tipis."Kita kembali ke makam Tania sebentar saja, boleh? Mumpung masih di sini," tanya Hanin dengan mengedipkan mata seolah memohon agar permintaannya dikabulkan. "Boleh." Eros membalas singkat dengan seulas senyum di kedua sudut bibirnya. "Makasih, Mas." Eros mengangguk lagi. Setelahnya membuka sabuk pengaman Hanin dan mengajaknya turun dari mobil. Sepasang suami istri itu kembali ke tempat semula. Mereka berdiri di depan sebuah makam yang telah berwarna-warni dengan taburan bunga. Hanin dan Eros jongkok di depan makam itu seperti yang dilakukannya beberapa menit lalu. Bulir-bulir bening menetes di kedua pipinya saat mengusap nisan putih itu. Tania Putri Salsabila binti Danang Saputro.

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 67

    "Hanin, Eros, kalian di sini?" tanya Delima saat melihat Hanin dan Eros di depan makam Tania. Hanin yang masih memejamkan mata sembari merapalkan doa pun mendongak. Dia menatap Delima yang sudah berdiri di sampingnya."Tante Delima ...." Hanin beranjak dari tempatnya berjongkok lalu menyalami Delima, sementara Eros sedikit membungkuk sebagai pengganti jabat tangan. Eros belajar banyak dari Hanin yang tak mau bersentuhan dengan non mahram. "Maafkan saya yang baru datang ke pemakaman Tania, Tante," lirih Hanin setelah kedua perempuan itu mengurai pelukan. Delima mengusap lengan Hanin pelan lalu menggelengkan kepala. "Nggak apa-apa, Nin. Tante tahu kamu baru saja melahirkan. Pamali kalau datang ke pemakaman sebelum masa nifas usai. Hanin mengangguk sembari tersenyum tipis menatap Delima yang berkaca. "Om Danang nggak ikut, Tante?" tanya Hanin setelah menyadari jika Delima datang sendirian ke pemakaman ini. "Papanya Tania ke kantor, ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kebetulan T

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 66

    [Assalamualaikum, Bu. Gimana keadaan Tania sekarang?]Sudah tiga kali Hanin mengirimkan pesan yang sama pada ibunya, tapi sampai saat ini belum ada balasan apapun. Eros juga sudah menelepon Eris, tapi tak diangkat bahkan pesannya pun belum dibaca. Hanin dan Eros tak tenang. Mereka curiga ada sesuatu yang tak diinginkan terjadi pada Tania, tapi tak mungkin pergi sekarang karena Arkana baru saja aqiqah dan masih ada beberapa tamu di rumah. "Gimana, Mas?" tanya Hanin pada Eros yang baru masuk ke kamar mereka. Eros menggeleng pelan lalu mengusap lengan istrinya. "Nggak apa-apa, Sayang. Mungkin ibu sama Eris masih menjaga orang tua Tania. Jadi, mereka nggak sempat membuka handphone. Nanti kalau sudah longgar pasti menghubungi kita," ucap Eros dengan senyum tipisnya. Dia berusaha menenangkan Hanin yang terus gelisah. "Eros benar, Nin. Kamu tenang saja. Nanti ibu juga telepon," ucap Desy, kakak iparnya yang masuk kamar sembari menggendong Arkana. Desy tersenyum lalu menidurkan Arkan di

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 65

    "Tania? Mana Tania, Del?" tanya Yuningsih mengikuti pandangan Delima ke area jalan raya. "Itu, Mbak. Dia tersenyum menatapku," balas Delima lagi. Salah satu jemarinya kembali menunjuk ke arah jalan. "Nggak ada, Del. Tania sudah pergi. Dia kembali ke pangkuanNya, Del. Ikhlaskan kepergiannya ya, supaya dia juga bisa tenang di sana." Yuningsih mengusap lengan Delima lalu kembali memeluknya. "Tania masih ada, Mbak. Dia bilang akan mengajakku dan Mas Danang jalan-jalan ke taman kota. Dia pasti sudah menunggu di rumah kan?" lirih Delima lagi. Air matanya masih bercucuran. Delima benar-benar belum bisa menerima kenyataan jika Tania telah tiada. Delima merasa jika anak angkatnya itu masih ada bersamanya bahkan kini menunggunya di rumah. Berulang kali Yuningsih menjelaskan, berulang kali pula Delima bersikukuh dengan ucapannya. "Tante, Tania sudah pergi. Om dan papa masih mengurus jenazahnya. Nanti kita makamkan bersama ya? Tak apa jika sekarang Tante belum bisa menerima ini semua, tapi k

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 64

    Dokter Erwin keluar dari UGD. Dia mencari keluarga pasien yang ditanganinya saat ini. Danang dan Delima yang berada tak jauh dari ruangan itu pun saling tatap lalu buru-buru beranjak dari kursi. Mereka melangkah tergesa menghampiri sang dokter. Keduanya tak sabar ingin mendengar penjelasan dokter tentang keadaan Tania saat ini. "Keluarga pasien Tania?" tanya Dokter Erwin saat Danang dan Delima sampai di dekatnya. Sepasang suami istri itu mengangguk bersamaan. "Benar dokter. Kami orang tua Tania. Bagaimana keadaan anak kami, Dok?" tanya Delima sedikit terbata. Dokter Erwin menghela napas panjang lalu menatap Danang dan Delima dengan sorot mata berbeda. Ada mendung di kedua matanya. "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, Pak, Bu, tapi Allah berkehendak lain," ucap dokter lirih, tapi cukup jelas terdengar. Delima shock. Dia tak sanggup mendengarkan ucapan dokter selanjutnya. Wanita itu menangis histeris. Tubuhnya lemas dan luruh di lantai begitu saja. Danang yang berada di samping

  • SELAMAT TINGGAL, MANTAN   BAB 63B

    "Ya Allah Tania kenapa, Tante? Padahal tadi tampak bersemangat dan ceria. Kenapa mendadak seperti ini?" Hanin kembali gugup dan terkejut melihat perubahan drastis perempuan di sampingnya. Tania benar-benar tampak lemas dan tak berdaya. "Tania memang begitu, Nin. Dia selalu berusaha kuat dan baik-baik saja makanya selama ini Tante dan Om juga nggak tahu kalau sakitnya sudah separah ini. Dia pintar menyembunyikan semuanya dan tak ingin melihat orang lain kerepotan." Delima mengoles minyak angin di kening Tania, tapi tak ada efek apapun karena Tania tetap terdiam."Maafkan kami, Nin. Kami harus bawa Tania ke rumah sakit," ujar Danang kemudian.Hanin mengiyakan dan mendoakan yang terbaik untuk Tania. Eros dan Eris pun ikut membantu Danang membawa Tania ke mobilnya. Ahmad, Yuningsih dan Eris ikut mengantar Tania ke rumah sakit. Sementara Rukmini dan Eros tetap di rumah menemani Hanin. Bahkan Hana pun ingin menginap di rumah sahabatnya itu."Semoga Tania baik-baik saja," lirih Hanin saat m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status