Hizkia menggebrak meja kerjanya sendiri, ia tidak mampu mengendalikan gemuruh di dadanya. Begini rasanya tersakiti, batin Hizkia. Meskipun Hizkia tahu, sakit hati di antara mereka berbeda. Hizkia teringat pengandaian istrinya bila ia dekat dengan lelaki lain seperti yang Naomi lakukan. Melihat foto saja Hizkia terpancing amarah, apalagi bila melihat lebih dari itu. Meskipun sulit, ia berusaha berpikir positif bahwa itu hanya sekedar perjumpaan antara teman lama. Namun, siapa yang tahu bila Kris mengambil kesempatan dalam masa introspeksi suami istri itu. Pria itu memutuskan tidak menghubungi istrinya, ia menyimpan informasi yang diterima dengan berat hati. Di sisi lain hatinya, ada desakan untuk menuntaskan rasa geramnya melihat foto tersebut. Dasi Hizkia yang tadinya rapi, kini tidak terpasang dengan semestinya. Ia melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Ruangan terasa gerah, perasaan hatinya kacau balau. Masalah perusahaan dan rumah tangga membelit Hizkia. Ia merasa tid
Hizkia kembali ke rumah dalam keadaan pikiran kacau. Ia bahkan melewatkan makan siang tadi, sewaktu gambar Ruth dan Kris terkirim ke ponselnya. Dirinya kurang fokus berkendara, sehingga meminta jasa Danu untuk mengantarnya pulang.Setelah membasuh diri, Hizkia merebahkan diri di ranjang seorang diri. Sebagian makan malam yang telah disediakan Riyem pun terbuang begitu saja.Pria itu menghukum dirinya sendiri akibat rasa bersalah dan kesal yang berkecamuk dalam dirinya. Ia menutup kedua matanya dengan lengan, dirinya sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun.Berkelebat dalam ingatannya peristiwa saat Ruth menginginkan perpisahan darinya. Ia masih saja merasa kedekatan dengan Naomi sebenarnya adalah hal yang wajar karena telah saling mengenal lama. Namun, bila telah menikah ternyata ia perlu membatasi gerak-geriknya sebab statusnya bukan lagi lajang.Helaan nafas panjang terdengar oleh dirinya sendiri."Ruth... kamu merasa tersakiti olehku, tapi untuk apa kamu bertemu dengan pria itu l
Kembali bekerja dan terus bekerja, begitulah Hizkia menjalani harinya. Seminggu telah lewat semenjak rapat bersama Naomi dan Jonathan. Hari ini mereka akan melaksanakan rapat kembali dengan materi tanggapan dari Naomi selaku pimpinan perusahaan terkait pembangunan resort.Keputusan telah dirapatkan oleh pihak perusahaan Naomi. "Perusahaan kami, PT. Ryu Megatama, tidak berkeberatan atas pengalihan kerjasama dari perusahaan milik Bapak Hizkia kepada perusahaan milik Bapak Jonathan, PT. Diganasa Rumi, dengan jaminan kepastian perusahaan yang Bapak Jonathan pimpin memang layak sebagai mitra dalam pembangunan resort," putus Naomi dalam rapat.Sebelumnya, pihak Naomi dalam rapat internal direksi perusahaannya mempertimbangkan bila mengajukan gugatan terhadap perusahaan Hizkia akan ada biaya tambahan yang akan keluar serta waktu yang akan dibutuhkan untuk bolak-balik menangani kasus tersebut ke meja hijau. Sementara, bila menerima tawaran pengalihan proyek, tidak ada kerugian bagi perusahaan
Ruth tidak dapat tidur nyenyak saat Elkana mengalami demam seperti saat ini. Ia harus rutin memberi obat, mengukur suhu, serta mengompres Elkana. Sesekali ia tertidur, tetapi sebentar kemudian ia tersentak.Suhu tubuh Elkana masih berkisar di angka 39. Ruth duduk dan tanpa disadarinya ia menangis menunggu Elkana."Maafkan Mama ya, Nak," isaknya. "Apa Elkana merindukan Papa Hizkia?" gumamnya berbisik mengelus perut Elkana yang tidur telentang di ranjang.Elkana menggeliat, matanya terbuka. Ia terbangun lalu menangis. Ruth kembali menggendongnya sembari terisak juga. "Tidur lagi ya, Nak," lirihnya. Mereka berdua menangis bersama.Endang terbangun mendengar suara tangis kencang Elkana, begitu pula dengan Ratmi."Kenapa Elkana?" tanya Endang agak panik tiba di dalam kamar. Ruth diam saja yang tersisa isakan dari dirinya. Endang mencoba memahami situasi."Bu Ratmi, em... boleh istirahat ya. Biar saya sama Mama Elkana saja di sini," perintah Endang.Ratmi menoleh pada Ruth, perempuan itu me
Sebelum berangkat kerja, Hizkia menyempatkan diri menelepon Endang kembali untuk dapat terhubung dengan Elkana. Pria itu telah menyelesaikan sarapan yang tadi dihidangkan oleh Riyem."Halo anak Papa," sapanya saat melihat Elkana duduk di pangkuan Endang. Endang membawa Elkana ke kamarnya selesai sarapan tadi.Elkana tersenyum dan bertepuk tangan. Ia mengeluarkan bahasa bayinya menyapa Hizkia. Pria itu memainkan ekspresi yang membuat Elkana senang."Suhu tubuhnya udah berapa, Ma?" tanyanya."Sudah 37,5 derajat. Mama ukur sebelum kamu nelepon. Masih hangat." jawab Endang sembari menaruh tangan di kening Elkana. "Moga saja sehabis kamu video sama Elkana, suhunya kembali normal," harap Endang."Ruth di mana, Ma?" tanyanya lagi."Ada. Masih mandi," jawab Endang. "Sebentar lagi dua pekan, kalian belum ada perkembangan," lanjutnya.Hizkia mengga
Hizkia mengambil bingkai foto pernikahannya dan membantingnya ke lantai sampai pecah berkeping. Foto itu baru seminggu ini dipajang olehnya untuk mengingatkannya pada sang istri.Darah Hizkia seolah-olah mendidih. Hizkia beranggapan, Kris tidak mengindahkan apa yang dikatakan oleh Hizkia. Apalagi Ruth selalu menampakkan ekspresi bahagia saat bersama Kris. Hizkia tidak habis pikir dengan ini semua.Hizkia beranjak dari meja kerjanya, ia memungut foto di lantai, merobeknya kasar dan membuangnya ke tong sampah. Muncul tekad dalam dirinya untuk tidak menghubungi Ruth untuk mengonfirmasi kebenaran pertemuan itu. Ia yakin benar bahwa foto itu tanpa editan, benar apa adanya.Pria itu memunculkan dugaan negatif terhadap Ruth dan Kris. "Barangkali mereka memiliki rencana untuk bersama," sinis Hizkia.Dirinya merasa segala usaha yang dilakukan untuk memperbaiki relasi dengan Ruth sia-sia. Padahal melepaskan pr
"Oh ya, tadi papanya El menelepon Mama, pesannya dia tidak bisa datang ke Medan menjemput kamu dan Elkana. Proyek pembangunan resort sedang dialihkan penangungjawabnya, sehingga ia perlu memastikan proyek itu sampai di penanggungjawab yang baru," terang Endang."Proyeknya jadi dialihkan, Ma?" kaget Ruth. "Artinya, kerja sama dengan Naomi putus, Ma," jelasnya lagi."Iya," Endang tersenyum. "Rumah tangga kalian berarti lebih penting dari proyek itu," goda Endang membuat Ruth tersipu.Sayangnya, di balik rasa senang tersimpan pula sedikit kecewa sebab Hizkia tidak jadi datang ke Medan. Bahkan muncul pertanyaan dalam benak Ruth mengapa suaminya sampai saat ini tidak lagi berusaha meneleponnya?"Apa Papa El belum cerita soal pengalihan proyek pada kamu?" Kening Endang berkerut memindai kejanggalan."Em, mungkin nanti malam akan cerita, Ma," kilah Ruth.Ruth mencob
Malam ini Hizkia tidur larut malam, ia memilih menyibukkan diri di ruang kerja. Notifikasi pesan masuk, ia membaca di beranda tertera nama Ruth. Hizkia mengabaikan beberapa pesan masuk dari Ruth. Ia kembali menekuni berkas laporan perkembangan kasus pembangunan gedung baru yang diserahkan oleh kuasa hukum perusahaannya. Sesekali Hizkia menguap, matanya terasa berat. Pria itu kembali ke kamar untuk beristirahat dan tetap tidak membaca dan membalas pesan dari istrinya. Keesokan pagi, Hizkia bangun seperti biasa. Ia melakukan penyegaran tubuh, mentari baru menampakkan sebagian wujudnya. Ada panggilan berkali-kali pada ponselnya saat kegiatannya hampir selesai. "Ruth," guman Hizkia. Pria itu hanya menyentuh ponsel saja, tidak menanggapi panggilan istrinya. Hati Hizkia masih menyimpan rasa kecewa. Tindakan Ruth dua kali menjumpai Kris di Medan, seolah-olah mengabaikan pesannya sebagai suami. Sejak Ruth meminta untuk tidak dihubungi, Hizkia memang benar-benar tid