Kembali bekerja dan terus bekerja, begitulah Hizkia menjalani harinya. Seminggu telah lewat semenjak rapat bersama Naomi dan Jonathan. Hari ini mereka akan melaksanakan rapat kembali dengan materi tanggapan dari Naomi selaku pimpinan perusahaan terkait pembangunan resort.Keputusan telah dirapatkan oleh pihak perusahaan Naomi. "Perusahaan kami, PT. Ryu Megatama, tidak berkeberatan atas pengalihan kerjasama dari perusahaan milik Bapak Hizkia kepada perusahaan milik Bapak Jonathan, PT. Diganasa Rumi, dengan jaminan kepastian perusahaan yang Bapak Jonathan pimpin memang layak sebagai mitra dalam pembangunan resort," putus Naomi dalam rapat.Sebelumnya, pihak Naomi dalam rapat internal direksi perusahaannya mempertimbangkan bila mengajukan gugatan terhadap perusahaan Hizkia akan ada biaya tambahan yang akan keluar serta waktu yang akan dibutuhkan untuk bolak-balik menangani kasus tersebut ke meja hijau. Sementara, bila menerima tawaran pengalihan proyek, tidak ada kerugian bagi perusahaan
Ruth tidak dapat tidur nyenyak saat Elkana mengalami demam seperti saat ini. Ia harus rutin memberi obat, mengukur suhu, serta mengompres Elkana. Sesekali ia tertidur, tetapi sebentar kemudian ia tersentak.Suhu tubuh Elkana masih berkisar di angka 39. Ruth duduk dan tanpa disadarinya ia menangis menunggu Elkana."Maafkan Mama ya, Nak," isaknya. "Apa Elkana merindukan Papa Hizkia?" gumamnya berbisik mengelus perut Elkana yang tidur telentang di ranjang.Elkana menggeliat, matanya terbuka. Ia terbangun lalu menangis. Ruth kembali menggendongnya sembari terisak juga. "Tidur lagi ya, Nak," lirihnya. Mereka berdua menangis bersama.Endang terbangun mendengar suara tangis kencang Elkana, begitu pula dengan Ratmi."Kenapa Elkana?" tanya Endang agak panik tiba di dalam kamar. Ruth diam saja yang tersisa isakan dari dirinya. Endang mencoba memahami situasi."Bu Ratmi, em... boleh istirahat ya. Biar saya sama Mama Elkana saja di sini," perintah Endang.Ratmi menoleh pada Ruth, perempuan itu me
Sebelum berangkat kerja, Hizkia menyempatkan diri menelepon Endang kembali untuk dapat terhubung dengan Elkana. Pria itu telah menyelesaikan sarapan yang tadi dihidangkan oleh Riyem."Halo anak Papa," sapanya saat melihat Elkana duduk di pangkuan Endang. Endang membawa Elkana ke kamarnya selesai sarapan tadi.Elkana tersenyum dan bertepuk tangan. Ia mengeluarkan bahasa bayinya menyapa Hizkia. Pria itu memainkan ekspresi yang membuat Elkana senang."Suhu tubuhnya udah berapa, Ma?" tanyanya."Sudah 37,5 derajat. Mama ukur sebelum kamu nelepon. Masih hangat." jawab Endang sembari menaruh tangan di kening Elkana. "Moga saja sehabis kamu video sama Elkana, suhunya kembali normal," harap Endang."Ruth di mana, Ma?" tanyanya lagi."Ada. Masih mandi," jawab Endang. "Sebentar lagi dua pekan, kalian belum ada perkembangan," lanjutnya.Hizkia mengga
Hizkia mengambil bingkai foto pernikahannya dan membantingnya ke lantai sampai pecah berkeping. Foto itu baru seminggu ini dipajang olehnya untuk mengingatkannya pada sang istri.Darah Hizkia seolah-olah mendidih. Hizkia beranggapan, Kris tidak mengindahkan apa yang dikatakan oleh Hizkia. Apalagi Ruth selalu menampakkan ekspresi bahagia saat bersama Kris. Hizkia tidak habis pikir dengan ini semua.Hizkia beranjak dari meja kerjanya, ia memungut foto di lantai, merobeknya kasar dan membuangnya ke tong sampah. Muncul tekad dalam dirinya untuk tidak menghubungi Ruth untuk mengonfirmasi kebenaran pertemuan itu. Ia yakin benar bahwa foto itu tanpa editan, benar apa adanya.Pria itu memunculkan dugaan negatif terhadap Ruth dan Kris. "Barangkali mereka memiliki rencana untuk bersama," sinis Hizkia.Dirinya merasa segala usaha yang dilakukan untuk memperbaiki relasi dengan Ruth sia-sia. Padahal melepaskan pr
"Oh ya, tadi papanya El menelepon Mama, pesannya dia tidak bisa datang ke Medan menjemput kamu dan Elkana. Proyek pembangunan resort sedang dialihkan penangungjawabnya, sehingga ia perlu memastikan proyek itu sampai di penanggungjawab yang baru," terang Endang."Proyeknya jadi dialihkan, Ma?" kaget Ruth. "Artinya, kerja sama dengan Naomi putus, Ma," jelasnya lagi."Iya," Endang tersenyum. "Rumah tangga kalian berarti lebih penting dari proyek itu," goda Endang membuat Ruth tersipu.Sayangnya, di balik rasa senang tersimpan pula sedikit kecewa sebab Hizkia tidak jadi datang ke Medan. Bahkan muncul pertanyaan dalam benak Ruth mengapa suaminya sampai saat ini tidak lagi berusaha meneleponnya?"Apa Papa El belum cerita soal pengalihan proyek pada kamu?" Kening Endang berkerut memindai kejanggalan."Em, mungkin nanti malam akan cerita, Ma," kilah Ruth.Ruth mencob
Malam ini Hizkia tidur larut malam, ia memilih menyibukkan diri di ruang kerja. Notifikasi pesan masuk, ia membaca di beranda tertera nama Ruth. Hizkia mengabaikan beberapa pesan masuk dari Ruth. Ia kembali menekuni berkas laporan perkembangan kasus pembangunan gedung baru yang diserahkan oleh kuasa hukum perusahaannya. Sesekali Hizkia menguap, matanya terasa berat. Pria itu kembali ke kamar untuk beristirahat dan tetap tidak membaca dan membalas pesan dari istrinya. Keesokan pagi, Hizkia bangun seperti biasa. Ia melakukan penyegaran tubuh, mentari baru menampakkan sebagian wujudnya. Ada panggilan berkali-kali pada ponselnya saat kegiatannya hampir selesai. "Ruth," guman Hizkia. Pria itu hanya menyentuh ponsel saja, tidak menanggapi panggilan istrinya. Hati Hizkia masih menyimpan rasa kecewa. Tindakan Ruth dua kali menjumpai Kris di Medan, seolah-olah mengabaikan pesannya sebagai suami. Sejak Ruth meminta untuk tidak dihubungi, Hizkia memang benar-benar tid
Siang hari setelah makan, Endang memberi tahu Ruth bahwa besok dirinya tidak bisa turut mengantar ke bandara. Endang akan kedatangan serombongan tamu dari sebuah yayasan panti asuhan, Pelita Hati.Endang menugaskan driver keluarga untuk mengantarkan Ruth besok ke bandara. Bagi Ruth tidak menjadi masalah karena Endang memang memiliki keperluan lain. Ruth memaklumi jadwal kegiatan Endang yang padat bila mama mertuanya sedang berada di Medan.Semalam sebelum keberangkatan, Ruth bersiap-siap untuk mengemas kembali pakaian ke dalam koper, agar besok tidak ada yang ketinggalan. Bunyi notifikasi ponselnya terdengar.Ia melangkah menuju meja rias tempat menaruh ponselnya, ada pesan singkat dari Kris yang menanyakan jadwal kepulangan Ruth ke Jakarta.Rupanya, Kris di waktu yang sama bertepatan melakukan perjalanan ke Jakarta. Ruth jadinya memiliki prasangka kurang baik terhadap tindak-tanduk Ratmi.Namun, agar tidak menimbulkan kecurigaan, Ruth tetap memberi tahukan jadwal penerbangannya.[Si
Saat ini, mereka berada dalam pesawat, Ruth mendapat kenyamanan berada dekat dengan Kris. Ruth tidak mengalami kesulitan dengan barang bawaannya sebab pria itu ligat membantunya untuk menaruh ke kabin. Selanjutnya, mengeluarkan kembali saat tiba di bandara, bahkan membawakan trolinya sampai ke pintu keluar.Setelah pesawat mendarat, Kris menawarkan diri untuk mengantar ke rumah Ruth."Terima kasih niat baik kamu," respon Ruth. "kediaman kita berbeda arah, kami memesan angkutan online saja, Kris," lanjutnya sembari tersenyum.Hizkia tidak menjemput istri dan anaknya ke bandara, bahkan tidak pula mengutus Danu menjemput. Ruth sedih sebab Hizkia seolah-olah tidak antusias dengan kepulangan mereka ke Jakarta. Namun, dirinya masih berpikir positif dengan menduga pekerjaan kantor Hizkia padat sehingga tidak sempat untuk menjemput mereka.Ruth akan meminta penjelasan Hizkia nanti, agar dirinya mengetahui alasan suaminya itu tidak menjemput, bahkan mengabaikannya selama di Medan. Setibanya di