Home / Urban / SENTUHAN TUAN CEO DI RUANG RAPAT / Asisten dengan belenggu sutera

Share

Asisten dengan belenggu sutera

Author: Nola N.
last update Huling Na-update: 2025-10-24 14:36:06

Pagi hari, pukul 07.00.

​Elara terbangun di sofa mewah penthouse Ares, dengan aroma cologne mahal yang tersisa di bantal sutra. Semalam suntuk Ares tidak kembali. Rasa lelah dan ketegangan membuat tidurnya nyaris tidak berkualitas. Ia segera menuju kamar mandi utama. Di sana, ia menemukan amenities mewah dan bahkan satu set pakaian baru—kemeja putih rapi, rok pensil hitam, dan blazer elegan—yang ukurannya pas. Ares benar-benar menyiapkan segalanya, seolah ia mempekerjakan model pribadinya.

​Setelah merapikan diri, Elara menemukan notes baru di atas meja dapur marmer.

​Aku akan menjemputmu. 08.00. Jangan terlambat.

​— Ares.

​Tak ada pilihan. Elara hanya punya waktu sepuluh menit untuk sarapan buah yang sudah tersedia dan mengatur mentalnya. Ia merasa seperti boneka yang jadwalnya diatur tanpa ampun.

​Tepat pukul 08.00, Ares muncul di pintu penthouse, wajahnya terlihat letih karena begadang semalam, namun auranya tetap sekuat baja.

​"Kau berani sekali meninggalkan markasku sendirian," sindir Ares begitu mereka berada di lift turun.

​Ares menyeringai, ia menyandarkan tangannya di atas kepala Elara, membatasi ruang gerak Elara. "Aku tidak pernah meninggalkanmu. Ponsel yang kutinggalkan di meja itu bukan hanya untuk telepon. Itu dilacak. Kau tidak akan bisa kabur, Elara. Jangan buang waktuku mencoba."

​Ancaman itu membuat Elara menggigit bibirnya. Ia harus mengubah cara ia melihat situasi ini. Ia tidak bisa hanya menjadi korban yang pasif. Ia adalah asistennya yang terbaik, dan ia akan menggunakan profesionalismenya sebagai tameng.

​Setibanya di kantor, Elara langsung tenggelam dalam pekerjaan. Ia menyadari masalah darurat semalam terkait dengan kebocoran data sensitif Proyek Titan, yang diduga dilakukan oleh Kepala Divisi IT.

​"Aku butuh kau menyalin semua file dari server utama ke hard drive pribadi," perintah Ares, wajahnya kaku. "Hanya kau yang boleh melihat ini. Tidak ada satu pun asisten lain yang bisa kupercaya, termasuk asisten ITku yang pengecut itu."

​"Baik, Tuan," Elara mencatat. Ia merasa sedikit bangga karena Ares mempercayainya untuk tugas sesensitif ini, meskipun ia tahu kepercayaan itu didasari paksaan.

​Elara segera menuju Divisi IT di Lantai 15. Di sana, ia harus bekerja cepat dan senyap. Saat ia sedang menunggu data transfer, ia bertemu dengan Tuan Danu, Kepala Riset, yang tadi malam dilarang Ares mendekatinya. Tuan Danu tampak gelisah.

​"Elara, aku dengar kamu naik ke Lantai 45. Selamat," sapa Tuan Danu, berbisik. "Aku cuma mau bilang, Tuan Ares itu..." Ia menjeda, menoleh ke sekitar. "Dia bukan orang yang mudah. Jika kau merasa tertekan, aku punya kenalan di Komisi Perlindungan Ketenagakerjaan."

​Elara merasa tersentuh oleh perhatian Tuan Danu, namun ia tahu betapa berbahayanya percakapan ini. Ia melirik ke pergelangan tangannya, yang kini tidak lagi diikat dasi merah, tetapi terasa kosong dan terekspos.

​"Saya baik-baik saja, Tuan Danu. Saya hanya sibuk. Tuan Ares adalah atasan yang menantang," balas Elara, menjaga nada suaranya tetap ringan.

​Belum sempat Tuan Danu menyelesaikan kalimatnya, suara Ares menggelegar dari interkom yang terpasang di dinding Divisi IT.

​"Elara Putri! Kopiku! Sekarang!"

​Suara itu keras, menusuk, dan disengaja. Semua karyawan Divisi IT langsung menoleh ke arah Elara, dan Tuan Danu langsung pucat, mundur selangkah.

​"Saya harus pergi, Tuan Danu," kata Elara cepat. Ia kembali ke mejanya, berjalan dengan langkah cepat.

​Ares muncul di ambang pintu kantornya. Tatapannya dingin, membunuh. Ia melihat Tuan Danu yang menjauh dan menghilang di balik cubicle.

​"Aku sudah bilang, jauhi pria lain. Apakah kau lupa ancamanku?" Ares melangkah mendekat, matanya menuduh. "Kau menghabiskan lima menit di Divisi IT. Tiga menit untuk menyalin file, dua menit untuk berbicara dengan si pengecut Danu itu. Aku memantaumu, Elara."

​Elara merasa seperti diawasi 24/7. "Saya sedang bekerja, Tuan. Dan Tuan Danu hanya menanyakan progres laporan."

​Ares menyela, "Tidak ada pengecualian. Aku tidak mempekerjakan asisten yang menjadi sumber gosip. Kau adalah milikku. Dan kau akan belajar bahwa hanya aku yang boleh ada dalam jarak sentuh dan bicara pribadimu."

​Ares mengambil pena dari meja Elara. Ia menulis sesuatu di notes Elara dengan tekanan kuat. Hari ini, jam 9 malam. Apartemenku. Pakai gaun yang kuberikan padamu.

​Ia menatap Elara, matanya menjanjikan bahaya. "Kau harus membalas kegagalanku semalam, Elara. Kali ini, kau tidak akan beruntung dengan panggilan darurat. Dan karena kau melanggar perintahku, ada hukuman tambahan."

​Ares kemudian menarik card holder ID karyawan Elara, membuang kartu lamanya. Ia menggantinya dengan kartu baru: ID dengan fotonya, namun di bawah namanya, tertulis: Asisten Pribadi CEO (Klaim Penuh).

​"Mulai sekarang, ini kartu akses barumu. Semua orang harus tahu statusmu. Termasuk Danu," kata Ares, seringai sinisnya muncul.

​Elara menelan ludah, memandang kartu ID baru itu, wajahnya mencerminkan ketidakpercayaan dan amarah. Ares tidak hanya mengikatnya dengan kontrak dan uang; ia juga mengikatnya dengan label yang memalukan di depan seluruh perusahaan.

​"Aku akan memberimu hadiah. Kau bisa memilih," bisik Ares, mendekat dan menyentuh bibir Elara dengan ibu jarinya. "Kau ingin aku memberimu sanksi di sini, di atas mejamu, atau kita tunggu sampai jam sembilan malam?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • SENTUHAN TUAN CEO DI RUANG RAPAT   Tamat

    Setelah menyeimbangkan moralitas dan pragmatisme, Ares dan Elara mengira mereka telah mencapai ketenangan. Namun, kekuasaan mutlak selalu menarik musuh lama dari bayangan. Ancaman final datang dari kolaborasi yang paling ditakuti: Bianca (yang dendamnya kini berfokus pada Sentuhan Kontrol posesif Ares) dan Marcus Thorne (yang ingin membalas kehancuran Aethelred dan kekalahan Hartono).Serangan mereka terkoordinasi dan multi-dimensi: serangan cyber yang menargetkan sistem finansial Chandra Group (dipimpin oleh Thorne) dan kampanye kotor media yang berusaha mengekspos otobiografi rahasia Elara dan Sentuhan Kontrol intim mereka (dipimpin oleh Bianca).Alarm berbunyi di Ruang Rapat Pribadi. Data server menunjukkan intrusi serius. Pada saat yang sama, media sosial meledak dengan snippet yang bocor dari dokumen internal yang dirancang untuk mendiskreditkan Sentuhan Kontrol Etis Chandra Legacy Foundation.Ares dan Elara segera mengaktifkan Sentuhan Kontrol krisis."Ini Bianca dan Thorne," ge

  • SENTUHAN TUAN CEO DI RUANG RAPAT   Kekuasaan Astri

    Setelah memecahkan misteri Hartono dan menegaskan kembali kekejaman etis mereka, Ares dan Elara mengalihkan fokus pada masa depan dinasti. Astri, putri mereka, telah menyelesaikan ujian internship-nya dengan brilian, menunjukkan perpaduan sempurna antara Sentuhan Kontrol Negosiasi Elara dan disiplin yang dingin.Astri, didorong oleh visi ibunya tentang efisiensi, mengusulkan sebuah proyek ambisius: Transformasi Digital Total di seluruh jaringan logistik Chandra Group. Ini adalah proyek bernilai miliaran dolar yang menuntut Sentuhan Kontrol yang sangat kuat di jajaran Direksi lama yang konservatif.Elara menunjuk Astri sebagai pemimpin proyek, Sentuhan Kontrolnya adalah dukungan penuh. Di Ruang Rapat Utama, Astri berdiri di depan Direksi. Ia tidak menggunakan intimidasi fisik seperti AJ atau ancaman finansial seperti Ares. Ia menggunakan Sentuhan Kontrol Logika yang Tak Tertandingi.Astri menyajikan data tentang inefisiensi dan biaya peluang, membuktikan bahwa penolakan digitalisasi ad

  • SENTUHAN TUAN CEO DI RUANG RAPAT   Harga dari Aliansi

    Aliansi politik rahasia yang disusun oleh Ares berhasil mengamankan Sentuhan Kontrol jangka panjang atas lingkungan regulasi Chandra Group, sebuah kemenangan pragmatis yang brilian. Namun, harga dari aliansi itu terasa berat, terutama bagi Elara. Perjanjian tersebut mengharuskan mereka untuk mendukung individu-individu yang secara moral diragukan, bertentangan langsung dengan Etos Kekuasaan dan Sentuhan Kontrol Etis yang ia bangun di Chandra Legacy Foundation.Elara merasa jiwa dinasti mereka ternoda. Ruang Rapat Pribadi, yang biasanya menjadi tempat klaim dan strategi, kini terasa mencekik.Elara menolak merayakan kemenangan aliansi tersebut. Ia duduk di kursi CEO Pendamping, memegang pena emasnya dengan tegang, wajahnya mencerminkan kekecewaan yang mendalam.Ares masuk, euforia kemenangan terpancar darinya. Ia mendekati Elara, Sentuhan Kontrolnya adalah klaim bahagia."Kita berhasil, Ratu. Masa depan politik kita terjamin. Sentuhan Kontrol kita abadi," kata Ares, mencoba meraih tang

  • SENTUHAN TUAN CEO DI RUANG RAPAT   Kekuasaan Astri

    Setelah memecahkan misteri Hartono dan menegaskan kembali kekejaman etis mereka, Ares dan Elara mengalihkan fokus pada masa depan dinasti. Astri, putri mereka, telah menyelesaikan ujian internship-nya dengan brilian, menunjukkan perpaduan sempurna antara Sentuhan Kontrol Negosiasi Elara dan disiplin yang dingin.Astri, didorong oleh visi ibunya tentang efisiensi, mengusulkan sebuah proyek ambisius: Transformasi Digital Total di seluruh jaringan logistik Chandra Group. Ini adalah proyek bernilai miliaran dolar yang menuntut Sentuhan Kontrol yang sangat kuat di jajaran Direksi lama yang konservatif.Elara menunjuk Astri sebagai pemimpin proyek, Sentuhan Kontrolnya adalah dukungan penuh. Di Ruang Rapat Utama, Astri berdiri di depan Direksi. Ia tidak menggunakan intimidasi fisik seperti AJ atau ancaman finansial seperti Ares. Ia menggunakan Sentuhan Kontrol Logika yang Tak Tertandingi.Astri menyajikan data tentang inefisiensi dan biaya peluang, membuktikan bahwa penolakan digitalisasi ad

  • SENTUHAN TUAN CEO DI RUANG RAPAT   kecurigaan yang posesif

    Setelah Sentuhan Kontrol Kepedulian Ares memulihkan energi Elara, mereka kembali ke rutinitas dominasi gabungan. Namun, ketenangan segera terganggu oleh laporan internal yang mengkhawatirkan.Tuan Hartono, mantan mentor Ares yang diselamatkan dari kebangkrutan dan diangkat sebagai penasihat senior (Sentuhan Kontrol yang dimaksudkan untuk memastikan kesetiaan abadi), mulai menunjukkan tanda-tanda aktivitas yang mencurigakan. Hartono diketahui telah melakukan beberapa pertemuan rahasia dengan Marcus Thorne (mantan pemilik Aethelred Corp dan musuh lama Chandra Group) di luar jam kerja, dan beberapa data intelijen penting perusahaan tampak tidak akurat dalam laporannya.Ares dan Elara meninjau laporan keamanan yang dihasilkan oleh tim Sentuhan Kontrol Keamanan Mutlak yang dibentuk Ares. Data menunjukkan pola komunikasi Hartono yang mencurigakan."Dia melanggar Sentuhan Kontrol kesetiaan," geram Ares, tinjunya mengepal di atas meja marmer. "Aku menyelamatkannya dari kehancuran, Ratu. Aku m

  • SENTUHAN TUAN CEO DI RUANG RAPAT   kelelahan diantara rasa peduli

    Setelah mengamankan rahasia otobiografi dan terus mengukir dominasi global, Elara kini menjalankan peran ganda yang sangat menuntut. Di pagi hari, ia adalah CEO Pendamping Chandra Group, memimpin akuisisi dan strategi keuangan yang kejam—Sentuhan Kontrol Finansial. Di sore hari, ia bertransformasi menjadi Direktur Utama Chandra Legacy Foundation, menggunakan Sentuhan Kontrol yang sama kejamnya untuk melawan korupsi dan inefisiensi sosial—Sentuhan Kontrol Etis.Tekanan dari peran ganda ini mulai terlihat. Elara, yang biasanya memiliki energi tak terbatas, mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Ia tidur larut malam, bangun dini hari, dan Sentuhan Kontrolnya di ruang rapat utama menjadi lebih kaku, kurang luwes.Ares, meskipun sibuk dengan operasi keamanan dan bisnis, selalu memiliki Sentuhan Kontrol yang tajam terhadap Ratu-nya. Ia menyadari perubahan itu di Ruang Rapat Pribadi.Suatu malam, Elara tertidur di meja marmer, kepalanya bersandar pada tumpukan laporan keuangan dan proposal

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status