SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 17By : Desy IriantiMasalah datang bersamaan tanpa adanya pemberitahuan dan undangan. Di satu hari hanya selisih jam, mereka seakan menghancurkan hidupku seketika.Sesampainya Bang Rizal di rumah bersama istri dan satu orang anaknya, dengan cepat kami bersama mengangkat badan kekar Bapak masuk ke dalam mobil. Tanpa adanya kata yang keluar dari mulut kami. Hanya air mata dan doa sepanjang jalan menuju rumah sakit.IGD tujuan utama ketika sampai di rumah sakit, dengan cepat para perawat membantu kami untuk menurunkan cinta pertama kami turun dari mobil dan memasukkan ke dalam ruangan.Melihat kondisi yang sudah tidak memungkinkan, langsung masuk ke ruangan yang tidak boleh dimasuki oleh keluarga, hanya dokter dan para perawat.Menunggu di luar ruangan sangat membuat hatiku berdebar kencang, takut terjadi yang tidak diinginkan. Tak sanggup aku melihat wajah Ibu yang sudah lemas tak berdaya di pelukan Abang. Memang begitu dekat mereka berdua, Abang yang sela
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 18By : Desy IriantiHatiku berdetak kencang. Apa ada kabar yang baik akan kudengar di pagi ini."Hallo, Han. Kalian semua cepat datang kesini, ya." ucapnya dengan suara yang tegang."Ada apa, Bang? Kami memang sudah mau jalan kesana." "Ya sudah, cepat kalian datang kesini."Terputus. Kabar yang masih menggantung. Entah apa yang terjadi, baik atau buruk kami yang di rumah tidak tahu. Wajah panik aku dan Sany terlihat jelas.Bergegas keluar dari rumah, membawa semua keperluan yang dibutuhkan.Mas Firman yang sudah siap-siap untuk pergi kerja, aku minta tidak usah masuk untuk hari ini. Tidak ada laki-laki di antara kami.Berharap dengan ipar yang membawa mobil. Kak Ira membawa tidak bisa kencang, karena dia juga takut kalau pagi hari jalanan penuh dengan pengendara.Cemas dalam hati yang tak menentu, panik dan takut terlihat jelas di wajah Sany.Bergegas turun dari mobil sambil berlari kecil menuju ruangan Bapak. Tidak ada Ibu ataupun Bang Rizal. Merogoh ta
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 19By : Desy IriantiSetelah selesai mengurus surat-surat untuk kepulangan dari rumah sakit, jenazah Bapak sudah bisa dibawa pulang.Ambulan juga sudah terparkir di depan untuk membawa jenazah yang baru saja dinyatakan sudah tiada.Aku, Ibu, dan Sany berada di dalam ambulan bersama jenazah. Hari terakhir aku berada disatu mobil bersama keluargaku dan takkan bisa terulang lagi.Setibanya di rumah, sudah terpasang tenda dan perlengkapan tempat terakhir untuk Bapak. Kakak ipar dan kerabat lainnya telah menyiapkan semua ini.Tangisan sedih menyambut kedatangan Bapak di rumah, saudara dan para tetangga yang menunggu ikut larut dalam kesedihan.Isak tangis para saudara membuat suasana semakin sangat sedih. Apalagi ucapan Bi Ratmi, adik kandung Bapak yang masih hidup, 4 bersaudara sebelumnya. Tinggal sendiri Bi Ratmi setelah ditinggal Bapak."Bang, kenapa cepat sekali kamu tinggalkan aku. Sudah tidak ada lagi saudara kandungku." Tangisan yang menemani ucapannya m
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 20By : Desy Irianti"Han, Firman sudah berangkat kerja?" Suara Ibu yang tiba-tiba terdengar jelas di telinga.Aku melihat kebelakang, ternyata Ibu sudah ada di belakangku."Iya, Bu. Mas Firman baru saja berangkat.""Keadaan Ibu gimana?" sambungku lagi.Terlihat masih sembab di bagian mata, sedikit pucat. Kupastikan Ibu baik-baik saja. Walaupun kami semua masih dalam keadaan berduka ditinggal Bapak untuk selamanya, tapi hidup harus tetap berjalan."Ibu baik, Han. Butuh waktu untuk memulai kebiasaan yang baru. Banyak rutinitas Ibu yang akan berkurang setiap harinya."Memang banyak sekali rutinitas yang dilakukan Ibu bersama Bapak. Dari mulai bangun tidur yang harus menyiapkan teh terlebih dahulu, sampai sebelum tidur yang harus memastikan obat harus berada di tangan Bapak sebelum diminum. Tidak mudah jika aku diposisi Ibu. 28 tahun hidup bersama, sekarang harus hidup tanpa seorang suami yang telah memberinya anak, bahkan cucu yang sudah hadir di tengah-ten
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 21By : Desy Irianti"Baru saja masuk! Ganggu saja kamu!""Cepat, Mas! Aku tak tahan."Seakan sudah sampai tenggorokan makanan yang akan kumuntahkan. Belum pernah aku mengganggunya pada saat di kamar mandi."Uek, uek, Mas. Cepat lah! Keburu muntah aku di sini!" teriakku sambil menggedor pintu kamar mandi.Kutunggu beberapa menit, kupikir dia akan cepat keluar dari kamar mandi setelah aku terus menggedor pintu, ternyata tetap santai dan tidak menyahut panggilan.Akhirnya keluar juga yang sudah kutahan dari tadi, makanan yang keluar dari mulut tepat di depan pintu. Tidak banyak tapi ada makanan yang tadi aku makan. "Apa-apaan sih kamu? Jorok!" ucapnya tepat pada saat muntahan aku keluar dia juga baru keluar dari kamar mandi sambil menenteng handuk di bahunya.Sudah terjadi, kalau masih bisa aku tahan, tak akan mungkin aku muntah di situ. Rasa pusing yang tak kunjung hilang membuatku harus jongkok di depan pintu kamar mandi.Tak akan terjadi Mas Firman mau m
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 22By : Desy Irianti"Hahh." Sungguh sangat terkejut aku mendengar ucapan Ibu.Tidak mungkin aku hamil, walaupun aku sah menjadi istri Mas Firman, walaupun aku juga sudah melakukan layaknya hubungan suami istri, tapi itu jarang. Aku tidak berharap bisa punya anak dari laki-laki yang telah bersamaku baru 3 bulan. Bahkan aku ingin bercerai dengannya."Biasanya, pusing, tidak selera makan, badan lemas tambah mual, itu gejala awal orang yang hamil." sambung Ibu membeberkan awal kehamilan.Aku melirik ke arah Mas Firman yang terlihat terkejut juga di wajahnya. Bukan bahagia yang terpancar dari wajahku dan Mas Firman, malah lebih kaget yang kami rasakan.Semua ciri-ciri yang Ibu sebutkan itu terjadi padaku sekarang ini. Mual ada, tapi tidak separah pusing yang sekarang aku rasakan sekarang ini."Kapan terakhir kamu haid?" tanya Ibu yang semakin penasaran.Mencoba mengingat kembali kapan pastinya tamu bulanan yang semua perempuan dapat. Sambil menggaruk kepala,
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 23By : Desy Irianti"Kamu jaga kandungan kamu baik-baik, Han." Baru keluar suara Mas Firman setelah kami berada di kamar. Dari tadi tak ada satu katapun yang terucap di saat calon nenek anak di kandungan sudah begitu heboh."Tanpa kamu suruh, sudah pasti aku akan jaga kandunganku!"Kemarahanku masih tetap bersarang, semakin hari semakin tak terkendali saat melihatnya.Entah bagaimana kehidupanku selanjutnya, ada janin yang akan terus berkembang di dalam perut ini. Sebagai Ibu aku pasti akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anakku, apalagi ini anak pertama. Walau aku belum menginginkan bayi ini, tapi harus aku jaga karena sudah hadir.Kuelus perut yang masih ramping, belum ada perubahan yang nampak. Menunggunya membesar suatu hari nanti."Kamu jangan kerja terlalu capek."Sentak aku menoleh ke arah Mas Firman, duduk di atas kasur yang berseberangan denganku. Bibir bicara, mata entah ke mana.Tidak ada ketulusan dari hatinya, aku bagai istri ya
SESAL ( Nikah Terpaksa )Bab 24By : Desy Irianti"Bu, Hana mau bilang sesuatu sama Ibu."Aku yang membantu Ibu di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. Tugas ini diambil alih oleh Ibu dengan alasan aku lagi hamil, tidak boleh capek-capek. Mual dan pusing masih melanda di tubuhku.Rutinitas yang terbiasa setelah shalat subuh untuk bertempur di dapur membuat mata juga terbiasa untuk tidak tidur lagi. Pagi ini mata cerah secerah hatiku yang tak sabar untuk mengatakan unek-unek yang sudah bersarang beberapa bulan di hati. Sekarang ingin aku lepaskan semuanya tanpa harus ada yang aku pikirkan lagi."Kamu mau bicara apa, Nak? Bicaralah." Sibuk dengan masakannya, berdiri di depan kompor dan kuali sambil mengaduk masakan. Sesekali mondar-mandir mengambil gula dan garam sebagai penyedap rasa.Tanpa melihat ke arahku, Ibu tetap menyuruhku untuk bicara saja padanya."Hana mau bilang kalau Hana dan Mas Firman mau…""Aduhhhhh." teriak Ibu yang membuatku terhenti bicara."Kenapa, Bu?" Reflek aku m