Share

Bukan Salah Inggit

Kuarahkan tatapan ke depan, di mana Mas Haris berdiri membeku menghadap ke mobil. Akan tetapi tatapannya mengarah ke pintu di mana dia dan Inggit tinggal. Tempat yang menjadi saksi bisu mereka menghabiskan waktu bersama selama ini. Hatiku sakit membayangkan itu, sampai –sampai kupejamkan mata menahan nyerinya.

Apa saat bersama Inggit, tak sekalipun Mas Haris ingat padaku?

Padahal dia satu –satunya pria yang kuterima cintanya. Seorang pria yang dulu mengucap janji akan terus setia dan membahagiakanku.

Apa dia juga tidak ingat pada anak –anaknya yang lahir dari rahimku? Anak –anak yang membuatnya ikut menangis saat mereka menangis kali pertama di dunia ini? Anak –anak yang katanya lebih dia cintai dari harta dunia?

Hebat sekali Inggit bisa membuat Mas Haris melupakan semua itu.

Mataku memanas. Air mata kembali mengalir hangat merayap di pipi. Bahkan mata ini sudah terasa perih karena terus menangis dari tadi. Tapi tetap saja ke luarnya tak bisa ditahan –tahan.

Dari ekor mata, kulihat Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Satria izzet ilhami
seharusnya bijin sumpah : Wallahi umi gak tidho abi berhub lagi dg Inggit apapun alasannya & dg cara apapun. Umi pasrahkan pd Allah yg Maha membalas setiap perbuatan. Biar tuh ai Abi mati kutu. kan dia pasti tau, beratnya sumpah.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status