Share

Tangisan Inggit

Salma masih membeku di tempatnya. Sama seperti hatinya yang mulai beku dan mati rasa. Kenapa dia tidak berlari dan bertanya ke mana suaminya pergi terburu –buru begitu? Apa iya untuk menemui Ustaz Fawwas? Bukankah seharusnya dia bisa janjian bertemu di Masjid atau setelah mennuikan kewajbannya sholat berjamaah di Masjid?

Karena tidak mungkin Ustaz Fawwas akan membiarkannya meninggalkan kewajiban Haris sendiri hanya untuk bertemu dengannya.

“Umi.” Suara pelan diikuti usapan di perut Salma membuat wanita berusia kepala tiga itu menoleh.

“Agni? Sudah sholat?” tanya Salma pada anak ke duanya tersebut. Agni mengangguk. “Kenapa Mi? Umi sakit, ya? Adek nakal?” tatapan remaja berusia 11 tahun setengah itu turun ke perut Umi yang dipegang.

Dia ingat pesan Hania sang kakak, saat mereka hanya bicara serius berduaan, kala kakak sulungnya belum berangkat ke pondok. Mereka kadang kali seperti partner kerja di rumah. Karena hanya Agni yang bisa mendengar kata –kata Hania. Dia adik paling besar, yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Almera Azzahra
kapan sih ini teh kebongkar kebnrnnya,, kasihan tahu salma,, jdi kaya sinetron ikan terbang gini
goodnovel comment avatar
Rina Rin
Haris yg terlalu bodoh..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status