Share

Bab 17

"Beruntung sekali kamu, Mir, ditakdirkan mendapatkan suami seperti Habib. Laki-laki penyayang, yang taat juga beribadah," celetuk Bu Rina, salah satu pelanggan Bu Sarah.

Aku refleks terkejut dengan penuturan itu.

Sore ini aku pulang bersamaan dengan Bu rina yang baru saja memesan kue pada Bu Sarah. Kue-kue itu akan kami buat keesokan harinya. Karena jarak rumah kami dan rumah Bu Sarah tidak terlalu jauh, maka aku biasa pulang dengan jalan kaki.

"Aku sering kali berpapasan dengan Habib yang sedang menuju pesantren Arrahmah." ujar Bu Rina lagi.

"Pesantren Arrahmah?" Aku mengulang nama itu. Sejak kapan Mas Habib sering ke sana?

"Iya. Suamimu kan setiap bulan memberikan sumbangsih ke sana. Bahkan Pak Haji Hasbullah juga sudah terbilang dekat sana Habib."

Aku mengernyitkan dahi.

"Dari mana Ibu tahu itu, Bu Rin?" tanyaku.

"Sudah bukan hal aneh lagi, Mir. Sudah lama juga orang-orang pada tahu. Suamimu kan rajin sekali ibadah di masjid milik Arrahmah. Memangnya kamu kemana saja sampai-sampai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Susi Munsiah
bagus yoona lebih tegas lagi biar tau rasa seorang suami yang dxolim
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status