Share

Pertemuan

Author: Hielmy Muthia
last update Huling Na-update: 2022-11-19 12:18:25

Angin malam yang dingin dan hujan gerimis, mengiringi langkah kaki Hellena. Setelah selesai sholat isa berjamaah dan bermunajat kepada Allah dalam cucuran air mata dan doa, Hellena memutuskan pergi dari mesjid tempatnya bersinggah sejak sore. 

Perlahan Hellena membuka mukena dan melipatnya, disimpannya di tempat yang di sediakan. Cellia yang nampak lusuh dan kelelahan, tertidur meringkuk di sisinya. 

Angin dingin yang masuk lewat pintu masjid yang sebagiannya terbuka, membuat Cellia nampak kedinginan dan gelisah. Perlahan dibelainya putri mungilnya. Perasaan sakit dan hancur terasa makin menelisik hati, melihat wajah tanpa dosa yang tampak tertidur lelap. Ada wajah Aksara yang terlukis sempurna di wajah cantik Cellia. 

Seandainya takdir tidak memisahkannya dari lelaki yang paling dicintainya, mungkin Cellia sedang berbahagia saat ini. 

Menanti Papanya keluar kota untuk urusan bisnis di kamar yang luas dan hangat. Sesekali dia akan merengek minta video Call sama Papa tersayangnya, minta ini-itu. Senyum Aksara yang mempesona, dan wajah tampannya yang menghiasi layar gawai, membuat Cellia begitu bahagia, dan sukses membuat Hellena semakin rindu. 

Ternyata, tidak ada yang abadi di dunia ini. Keabadian hanya milik Allah, Penguasa Semesta Alam. 

Mahligai rumah tangga yang dibangun atas dasar cinta dan ketulusan, ternyata tak cukup kokoh saat datang badai prahara dari orang pertama dan mulia bagi seorang laki-laki. Ibu. 

Ibu Aksara, hanyalah secuil cerita tentang ibu yang rela melihat anaknya sengsara demi gaya hidup dan nikmat dunia yang penuh fatamorgana. Hanya secuil kisah dan segelintir orang, dari jutaan Ibu yang tulus dan ikhlas. Ibu yang menitikkan air mata dan doa buat anak tercinta. Ibu yang memberikan separuh nyawa dan kehidupannya hanya untuk memberi nafas kehidupan buat buah hati tercinta. 

Hellena mencium wajah Cellia sendu. Mencium sosok Aksara yang terpatri sempurna di wajah Cellia yang terlelap. Masih menyimpan cinta. 

Cinta yang hanya penuh dalam mimpi. Cinta yang hanya tinggal kenangan. Ah. 

Hellena perlahan  bangkit, dengan sedikit kelelahan dia kembali menggendong tubuh Cellia yang terlelap. Berharap, menemukan penginapan terdekat. Hellena, lelah. 

Tersaruk kakinya memilih jalanan dibawah trotoar took. Berharap Cellia yang dalam gendongan, tidak kehujanan. 

Hellena berusaha menepis setiap rintik yang menerpa tubuh Cellia. Seandainya tak ada gadis ciliknya dalam gendongan, Hellena lebih suka berjalan dibawah gerimis hujan. 

Karena air hujan bisa menyembunyikan air matanya. Agar tidak ada orang yang menatapnya kasihan atau hanya bertanya-tanya. 

Setidaknya air hujan bisa menyembunyikan luka. 

Hellena sejenak berdiri menyaksikan situasi sekitarnya. Lampu penerang jalan dan hilir mudiknya kendaraan yang mulai padat di malam hari menciptakan seribu kunang-kunang di matanya yang penuh air mata. 

Terminal Cicaheum, selintas ia melirik plang yang berdiri kokoh tak jauh di depannya. Mata helena berlabuh ke kejauhan, menyaksikan deretan toko dan bangunan yang berderet rapat bermandikan lampu.

Hellena tidak begitu mengenal tempat ini,  meski beberapa waktu yang lalu dia pernah menghabiskan hari bersama Aksara, menikmati indahnya panorama alam kota bandung di daerah Lembang dan pangalengan,  dua daerah berhawa sejuk dengan panorama alam yang asri.

Hellena masih ingat saat di Pangalengan, daerah yang terkenal dengan sentra pengolahan susu dan hamparan perkebunan sayuran dan teh yang indah, saking dinginnya Hellena bahkan tidak bisa tidur kalau tidak dipeluk Aksara. Manis. 

Hellena, sejenak memutar kepala, mengingat-ngingat mobil yang tumpanginya tadi. Hellena tersenyum getir,  dia bahkan tidak ingat nama mobil yang ditumpanginya. Bahkan saat abang kernet mengembalikan uangnya, Hellena tidak perduli, dengan enteng menyuruh abang kernet mengambil kembalian uangnya. Hatinya entah berada di mana. 

Sekali lagi dipandanginya suasana disekelilingnya yang begitu ramai. Semakin lama Hellena merasa lampu yang berpendar dimatanya, semakin ramai dan berkunang. 

Dunia makin terasa berputar, sekuat tenaga Hellena menghimpun kekuatan menepi ke pinggiran jalan, mendekap tubuh Cellia erat-erat. Sampai segalanya terasa begitu gelap. 

Dalam dunia yang terasa makin dalam dan sunyi, Hellena masih tersenyum getir, membayangkan kalau dirinya telah berjalan begitu jauh. Luka, membawanya ke Kota Kembang.

***

Hellena tersentak. 

Tidak ada lampu jalanan yang berkunang, dan membuatnya pusing, tidak ada suara mobil dan motor yang membuatnya merasa berputar. Dia, mendapati dirinya tertidur di ruangan yang luas dan sepi. 

Samar, matanya menangkap warna biru muda yang begitu soft mendominasi ruangan ini. Ada jendela besar dengan tirai bunga kecil bernuansa senada. Hellena memutarkan pandangannya dengan lemah.Tak begitu banyak furniture di kamar ini, tapi semuanya menunjukan kualitasnya yang mewah. Bahkan kasur yang ditidurinya terasa begitu adem dan nyaman. 

Tapi aku di mana? Dimana Cellia? 

Hellena memijit keningnya yang terasa masih sakit. Sekelumit bayangan Aksara dan rumah tangganya yang hancur, masih merajai hati dan kepalamya. Membuat kepala Hellena terasa berat dan berputar. 

Hellena merasakan seluruh tulangnya sakit, mulutpun terasa begitu pahit,  masih pusing dan sedikit mual. 

Tuhan, dimana Cellia? Tanyanya kembali dalam hati. Hellena tersentak kaget, menyadari dirinya tidak lagi memeluk putri kecilnya. 

" Hm, Sudah sadar? "

Suara bariton membuyarkan kesunyian. Hellena, tergagap saat diliriknya seraut wajah dingin dengan konstruksi wajah yang sempurna tengah menatapnya. 

"Si-siapa, Anda?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
Pangalengan kampung halamanku... Authornya orang mana nih?
goodnovel comment avatar
Lienda nasution
ini cerita kok mirip dgn ceritamu yang judulnya talak
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • SETELAH KAU PERGI   Malam Pertama

    Tolong yang belum menikah dan dibawah umur skip ya sayangkuh.Aroma Melati menyerubak di kamar yang dihias sedemikian indah. Seprai sutra merah muda satu set dengan bantal bentuk hati nampak membuat kamar tanpak elegan. Sebuket besar bunga mawar tampak menghiasi nakas. Mata Hellena rasanya mengabur, mengingat di kamar ini begitu banyak kenangan yang tersimpan indah bersama Aksara saat mereka masih resmi menjadi suami istri. Kini dia kembali untuk mengukir cerita dan lembaran hidup yang baru. Dada Hellena berdesir. Tuhan, begitu mudah bagimu mengembalikan semua cerita yang pernah hilang dalam hidupnya. Masyaa Allah. Hellena mengurai rambut panjangnya di depan cermin, rasa dingin membelai lengan dan lehernya. Sia-sia dia membetulkan dan menarik baju tidurnya, sepertinya Aksara sengaja meminta Clarissa memilihkannya yang bikin dia masuk angin. Membuat lekuk tubuh indah Hellena tak bisa bersembunyi dengan sempurna. Sungguh Hellena malu. Entah berapa kali dia menatap pintu kamar yang

  • SETELAH KAU PERGI   Pernikahan Ke dua (2)

    Wajah Mama membesi, mata dan mulutnya yang menarik garis lengkung kedalam menyiratkan rasa penolakan yang begitu dalam. Sungguh dia benci mendengar nama Hellena terucap kembali dari bibir Aksara. Dadanya masih berdesir panas tiap nama perempuan Panti itu disebut. Berpuluh purnama menghilang, kini Hellena akan kembali menjadi ratu dan nyonya di rumah besar ini? Wait. Mama menatap wajah Aksara, putra kebanggaan yang selama ini banyak memanjakannya dengan harta dan kemewahan tapi mulai berubah sejak hadirnya seorang wanita yang bernama Hellena. "Dengan Ra, Mama tak merestui pernikahan keduamu ini." Mama menajamkan pandangannya berharap Aksara akan mendengar dan patuh seperti biasa. Sepertinya waktu belum menghapus segwla murkanya. Kebenciannya kepada seorang Hellena belum usai. Malah rasa itu semakin dalam saat Aksara mulai berani membangkang. Mama merasa superioritasnya terancam. Cinta Aksara kepada Hellena, membuat dia tak lagi nomor satu di depan putranya. Sejak

  • SETELAH KAU PERGI   Pernikahan Ke dua

    Adakah yang lebih indah dari cinta yang kembali? Sekian purnama menanti dan menunggu bibir itu mengucap sepatah kata tentang sebuah harapan yang terbalas dan mimpi yang menjadi nyata? "Elle, benarkah? Katakan sekali lagi, katakan." Suara Aksara bergetar hebat, tak dihiraukannya sekujur tubuh lelahnya mulai basah. Cinta memberinya kekuatan. "Katakan, aku ingin mendengarnya seribu kali."Tangan aksara terasa kuat mencengkram teralis pagar gerbang Panti yang menghalangi dirinya dan Hellena. Ada energi yang membuatnya bisa berdiri lebih tegak. "Mas, aku... aku bersedia kembali padamu, merajut kembali cerita kita yang pernah kandas dan hilang." Tangis Hellena pecah sudah. Hujan tak hanya mengaburkan pandangannya pada sosok Aksara yang tampak samar berdiri kukuh dalam hujan tapi juga menghapus luka yang pernah ditorehkan laki-laki dihadapannya. Luka itu perlahan sirna bersama maaf yang dia berikan untuk ayah putrinya."Elle...""Iya, Mas.""Makasih, ya," bisik Aksara bergetar. Ya Alla

  • SETELAH KAU PERGI   Kesempatan Kedua

    Tak terasa enam bulan sudah Aksara kembali ke Jakarta. Memulai hari-harinya, seperti dulu. Mengambil alih perusahaan dari orang yang dipercayanya dan menjalankan sendiri seperti biasa. Tak banyak yang berubah, beruntung Aksara memilih orang yang tepat untuk menggantikan sementara selama dia di Bandung. Perusahaaan tidak kurang satu apapun dan berjalan lancar. Sesekali Aksara berkirim pesan dengan Abizar dan Clarissa. Perusaahaan yang dulu mereka tangani sudah berjalan normal kembali, kini Clarissalah yang memegang kendali. Clarissa ternyata tak hanya seorang desainer yang handal tapi juga seorang pebisnis yang tangguh. Dengan cepat perusahaan itu berkembang dan memiliki brand tersendiri di jajaran produk ofice wear karena memang perusahaan mereka memfokuskan rancangan dan produknya dengan pangsa pasar wanita karier.Aksara membetulkan letak duduknya, angin senja mulai terasa menerobos jendela kantornya yang sedikit terbuka. Entah sampai kapan dia betah berlama-lama di kantor menghi

  • SETELAH KAU PERGI   Aku Menunggumu

    32 ~ Aku MenunggumuHellena merasakan pipinya memanas. Pertanyaan yang lembut tapi sungguh menampar hatinya, angannya melayang pada, kenangan saat dia pergi dari rumah Aksara membawa luka dan kata talak. Waktu memang telah pergi dan menjauh, tapi luka akibat perceraiannya dengan Aksara masih tersimpan rapi di sudut hatinya. "Elle, jawablah." Suara Aksara sendu, menyelinap diantara nyanyian syahdu di atas panggung."Seandainya kata maaf itu tidak ada, aku mengerti."Hellena kembali menunduk. Samar dia merasakan sesuatu yang hangat di sudut matanya. Perlahan, diliriknya Aksara yang pandangannya menerawang kepada dua mempelai. "Mas," panggil Hellen lirih. "Aku belum bisa menjawabnya saat ini." Hellena menyeka butiran air bening yang tiba-tiba lancang menghiasi matanya. "Sudah berbulan lamanya kau ucapkan kata talak itu, tapi lukanya masih belum hilang, Mas."Aksara tersenyum getir, penyesalan itu perlahan kembali membuatnya terluka.Menyakiti dan disakiti ternyata sama sakitnya. Aks

  • SETELAH KAU PERGI   Masih adakah Maaf Untukku

    Hellena dengan lembut memakaikan rangkaian bunga melati putih di kepala Clarissa, berpadu dengan hiasan yang telah dipakaikan Sang perias pengantin dengan cantiknya. Ditaapnya wajah jelita Clarissa dari pantulan cermin, wajah itu tampak bahagia. Hari ini, ijab kabul dilaksanakan di kediaman Clarissa. Beruntung sekali Abizar mendapatkan seorang Clarissa yang memiliki orang tua yan bukan hanya kaya dan terpandang tapi juga sangat berpendidikan. Tak harus melewati proses yang ribet, Ayah dan Ibu clarissa menyetujui pernikahan putri semata wayangnya. Bagi mereka kebahagiaan Clarissa lebih utama, lagipula Abizar bukan pria asing bagi keluarga Clarissa. Dua tahun Clarissa bergabung di perusahaan Abizar, sepertinya menjadi salah satu alasan bagi Papa dan Mama Clarissa mempercayai sosok Abizar untuk menjadi suami putrinya."Selamat ya Cha, tersenyumlah. Kau sebentar lagi akan menemukan imam terbaikmu." Senyum Hellena menyapu wajah cantik Clarissa yang berbusana pengantin putih bersih. Ren

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status