Home / Romansa / SETELAH KAU PERGI / Sudah Berakhir

Share

Sudah Berakhir

Author: Hielmy Muthia
last update Last Updated: 2022-11-19 12:17:28

Untuk terakhir kali Hellena menoleh kembali, ke arah rumah besar tempat selama ini dia tinggal sebagai ratu dan merenda hari indah bersama Aksara suaminya.  Rumah yang telah banyak menorehkan cerita, kenangan manis, juga air mata. 

Hellena merasakan nafasnya terasa berat, saat berusaha menghalau kenangan pada peristiwa semalam, saat dirinya hanya sanggup menangis diam-diam, menyembunyikan air mata dengan kedua telapak tangannya. 

Sebenarnya Hellena sudah terbiasa dengan tuduhan menantu gak ada ahlak, materialistis dan tidak sayang keluarga suami. Baik secara langsung dari bibir Mama ataupun mbak Friska. biasanya Aksara hanya diam dan tidak semurka kala itu. 

Entah apa yang dikatakan Mama dan mbak Friska sebelumnya, sehingga Aksara yang biasanya lembut hati dan penuh cinta menjadi murka. Dia memang terbiasa berbeda pendapat dengan Aksara, terutama menyangkut kehadiran Mama dan Mbak Friska yang dirasanya terlalu manja dan merongrong kebahagiaan rumah tangga mereka. 

Hellena memang terbiasa menahan rasa jika Aksara selalu menganggap apa yang dia sampaikan selalu salah, dan Mama yang selalu benar. Tapi mendengar kata talak yang tiba-tiba dari bibir laki-laki yang teramat dicintainya, rasanya begitu menyakitkan. 

Saking sakitnya, hanya untuk menggeleng dan berkata tidakpun Hellena tidak sanggup. Apalagi mengucap sebuah pembelaan. 

Pembelaan macam apa yang akan di dengar Aksara? Penjelasan macam apa yang bisa membuat Aksara mengerti? 

Toh, selama ini semua penjelasan dan pembelaannya hanya  berujung pertengakaran dan keributan. 

Selebar apapun Hellena membuka pintu tabayyun untuk Mama mertua dan suaminya, hasilnya selalu sama. Hanya perbedaan pandangan dan salah faham. 

Sepanjang dan sedetil apapun ceritanya tentang sikap Mama dan Mbak Friska yang hedonis dan kerap meminta uang tabungan yang Hellena pegang, ceritanya selalu sama,  dirinya menantu yang pelt dan rakus harta.

Hellena menyeka air mata yang tiba-tiba saja sulit ditahan. Sekuat apapun dia berusaha tersenyum dan mengiklaskan apa yang terjadi, tetap saja ada yang menganga lebar di relung hatinya yang paling dalam. Luka yang penuh darah. 

Ia runtuh dan terjatuh. 

Langkah kakinya tertatih saat keluar dari pintu gerbang rumahnya. Cellia yang tertidur dalam dekapan menambah langkah kaki yang dirasa semakin berat. 

Entah kemana dia harus pulang? Entah kepada dia harus mengadu dan menyandarkan kepala dan jiwanya yang terluka. 

Tidak ada dada untuk bersandar, pun tidak ada bahu untuk berlabuh. Bahkan hanya untuk bercerita membagi kisah sedihpun Hellena tidak tahu. Dia sendiri. 

Tak ada sosok ayah yang menguatkan, tak ada sosok Ibu yang menenangkan. Satu-satunya yang bisa menjadi tumpuan kalbunya yang merana hanyalah sosok Ibu panti yang merawatnya sejak bayi. 

Kemanakah aku harus kembali? Haruskah aku kembali ke Panti Asuhan tempat kubesarkan?  Haruskah mereka tahu,  kalau aku jatuh dan hancur saat ini? 

Tidak. 

Aku belum saatnya pulang ke sana. Biar kubawa luka hati ini, kemanapun kaki membawa. 

***

Langit sudah senja, saat Hellena terduduk bersimpuh di sebuah pojok masjid yang Hellena tidak tahu persis tempatnya.  Entah kemana dia berjalan, dia hanya tahu waktu itu naik bus, entah jurusan apa dan kemana. Hatinya mengembara dan entah dimana.  

Langkahnya melayang dan jiwanya hampa, hanya senyum sendu yang dipaksakan setiap kali Cellia bertanya polos.

"Mama, mau kemana?"

"Mama, kok Papa gak ikut? "

"Mama, jalan mulu, Cellia capek."

"Mama, Cellia lapar dan haus."

Astaghfirullah, Hellena memeluk tubuh mungil anaknya yang kelelahan dan lusuh. Membawanya kerumah makan terdekat. Menyuapi Cellia sampai kenyang dan memaksakan menyuap nasi untuk dirinya, meski terasa hambar dan pahit. 

Entah berapalama Hellena bersimpuh. Suara muadzin di depan mimbar yang terhalang mihrab penyekat shaf perempuan dan laki-laki,  terdengar mengumandangkan azan maghrib, suaranya yang merdu menelusup hati yang terluka. Syahdu. 

Perlahan Hellena bangkit, menyandarkan tubuh Cellia yang kelelahan di dinding masjid pojok paling belakang. 

"Sayang, tunggu sebentar. Mama mau ambil wudlu dulu." Bisik Hellena yang dijawab anggukan kecil Cellia. 

Cellia masih terdiam anteng, saat lama Hellena bersimpuh dan bersujud. Bercucuran air mata dia mengadukan lara dan nestapa yang dia derita. 

Saat tak ada seseorang yang menguatkan, cukup Allah tempat bersandar. Masjid sunah hening. Udara malam mulai menyelinap, menusuk kalbu.  Hellena merasakan tubuh dan jiwanya yang sakit, dia ingin sedikit lebih lama bersandar di rumah Allah. Sebelum mencari penginapan terdekat untuk tidur malam ini. 

Tring. 

Suara notifikasi dari gawai yang ditaruhnya ditas. Hellena mengambilnya, membaca pesan dengan seksama. 

[Hellena, aku kembali seminggu lagi. Engkau bisa mengambil apapun yang kau mau dari rumah kita. Termasuk, uang tabungan dan seluruh perhiasanmu. Semoga kau puas.]

Hellena menyeka air matanya. Merasakan dirinya begitu hina di mata Aksara. Dia, merasa seluruh pengabdian, cinta dan ketulusan yang selalu ia persembahkan selama ini sia-sia belaka. 

Hellena merasa terhina. Dia tidak membalas pesan WA suaminya, dengan tangan bergetar, menahan rasa sakit yang menusuk hatinya, cepat dia membuka sim card gawainya. Membuangnya. 

Aku tidak menginginkan apapun dari rumah itu, bahkan aku tidak ingin kembali dan mengenangnya walau hanya dalam mimpi. 

Clik, air mata Hellena kembali jatuh. Saat menyadari bahwa episode cintanya dengan Aksara, laki-laki yang paling dicintainya telah berakhir sudah

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SETELAH KAU PERGI   Malam Pertama

    Tolong yang belum menikah dan dibawah umur skip ya sayangkuh.Aroma Melati menyerubak di kamar yang dihias sedemikian indah. Seprai sutra merah muda satu set dengan bantal bentuk hati nampak membuat kamar tanpak elegan. Sebuket besar bunga mawar tampak menghiasi nakas. Mata Hellena rasanya mengabur, mengingat di kamar ini begitu banyak kenangan yang tersimpan indah bersama Aksara saat mereka masih resmi menjadi suami istri. Kini dia kembali untuk mengukir cerita dan lembaran hidup yang baru. Dada Hellena berdesir. Tuhan, begitu mudah bagimu mengembalikan semua cerita yang pernah hilang dalam hidupnya. Masyaa Allah. Hellena mengurai rambut panjangnya di depan cermin, rasa dingin membelai lengan dan lehernya. Sia-sia dia membetulkan dan menarik baju tidurnya, sepertinya Aksara sengaja meminta Clarissa memilihkannya yang bikin dia masuk angin. Membuat lekuk tubuh indah Hellena tak bisa bersembunyi dengan sempurna. Sungguh Hellena malu. Entah berapa kali dia menatap pintu kamar yang

  • SETELAH KAU PERGI   Pernikahan Ke dua (2)

    Wajah Mama membesi, mata dan mulutnya yang menarik garis lengkung kedalam menyiratkan rasa penolakan yang begitu dalam. Sungguh dia benci mendengar nama Hellena terucap kembali dari bibir Aksara. Dadanya masih berdesir panas tiap nama perempuan Panti itu disebut. Berpuluh purnama menghilang, kini Hellena akan kembali menjadi ratu dan nyonya di rumah besar ini? Wait. Mama menatap wajah Aksara, putra kebanggaan yang selama ini banyak memanjakannya dengan harta dan kemewahan tapi mulai berubah sejak hadirnya seorang wanita yang bernama Hellena. "Dengan Ra, Mama tak merestui pernikahan keduamu ini." Mama menajamkan pandangannya berharap Aksara akan mendengar dan patuh seperti biasa. Sepertinya waktu belum menghapus segwla murkanya. Kebenciannya kepada seorang Hellena belum usai. Malah rasa itu semakin dalam saat Aksara mulai berani membangkang. Mama merasa superioritasnya terancam. Cinta Aksara kepada Hellena, membuat dia tak lagi nomor satu di depan putranya. Sejak

  • SETELAH KAU PERGI   Pernikahan Ke dua

    Adakah yang lebih indah dari cinta yang kembali? Sekian purnama menanti dan menunggu bibir itu mengucap sepatah kata tentang sebuah harapan yang terbalas dan mimpi yang menjadi nyata? "Elle, benarkah? Katakan sekali lagi, katakan." Suara Aksara bergetar hebat, tak dihiraukannya sekujur tubuh lelahnya mulai basah. Cinta memberinya kekuatan. "Katakan, aku ingin mendengarnya seribu kali."Tangan aksara terasa kuat mencengkram teralis pagar gerbang Panti yang menghalangi dirinya dan Hellena. Ada energi yang membuatnya bisa berdiri lebih tegak. "Mas, aku... aku bersedia kembali padamu, merajut kembali cerita kita yang pernah kandas dan hilang." Tangis Hellena pecah sudah. Hujan tak hanya mengaburkan pandangannya pada sosok Aksara yang tampak samar berdiri kukuh dalam hujan tapi juga menghapus luka yang pernah ditorehkan laki-laki dihadapannya. Luka itu perlahan sirna bersama maaf yang dia berikan untuk ayah putrinya."Elle...""Iya, Mas.""Makasih, ya," bisik Aksara bergetar. Ya Alla

  • SETELAH KAU PERGI   Kesempatan Kedua

    Tak terasa enam bulan sudah Aksara kembali ke Jakarta. Memulai hari-harinya, seperti dulu. Mengambil alih perusahaan dari orang yang dipercayanya dan menjalankan sendiri seperti biasa. Tak banyak yang berubah, beruntung Aksara memilih orang yang tepat untuk menggantikan sementara selama dia di Bandung. Perusahaaan tidak kurang satu apapun dan berjalan lancar. Sesekali Aksara berkirim pesan dengan Abizar dan Clarissa. Perusaahaan yang dulu mereka tangani sudah berjalan normal kembali, kini Clarissalah yang memegang kendali. Clarissa ternyata tak hanya seorang desainer yang handal tapi juga seorang pebisnis yang tangguh. Dengan cepat perusahaan itu berkembang dan memiliki brand tersendiri di jajaran produk ofice wear karena memang perusahaan mereka memfokuskan rancangan dan produknya dengan pangsa pasar wanita karier.Aksara membetulkan letak duduknya, angin senja mulai terasa menerobos jendela kantornya yang sedikit terbuka. Entah sampai kapan dia betah berlama-lama di kantor menghi

  • SETELAH KAU PERGI   Aku Menunggumu

    32 ~ Aku MenunggumuHellena merasakan pipinya memanas. Pertanyaan yang lembut tapi sungguh menampar hatinya, angannya melayang pada, kenangan saat dia pergi dari rumah Aksara membawa luka dan kata talak. Waktu memang telah pergi dan menjauh, tapi luka akibat perceraiannya dengan Aksara masih tersimpan rapi di sudut hatinya. "Elle, jawablah." Suara Aksara sendu, menyelinap diantara nyanyian syahdu di atas panggung."Seandainya kata maaf itu tidak ada, aku mengerti."Hellena kembali menunduk. Samar dia merasakan sesuatu yang hangat di sudut matanya. Perlahan, diliriknya Aksara yang pandangannya menerawang kepada dua mempelai. "Mas," panggil Hellen lirih. "Aku belum bisa menjawabnya saat ini." Hellena menyeka butiran air bening yang tiba-tiba lancang menghiasi matanya. "Sudah berbulan lamanya kau ucapkan kata talak itu, tapi lukanya masih belum hilang, Mas."Aksara tersenyum getir, penyesalan itu perlahan kembali membuatnya terluka.Menyakiti dan disakiti ternyata sama sakitnya. Aks

  • SETELAH KAU PERGI   Masih adakah Maaf Untukku

    Hellena dengan lembut memakaikan rangkaian bunga melati putih di kepala Clarissa, berpadu dengan hiasan yang telah dipakaikan Sang perias pengantin dengan cantiknya. Ditaapnya wajah jelita Clarissa dari pantulan cermin, wajah itu tampak bahagia. Hari ini, ijab kabul dilaksanakan di kediaman Clarissa. Beruntung sekali Abizar mendapatkan seorang Clarissa yang memiliki orang tua yan bukan hanya kaya dan terpandang tapi juga sangat berpendidikan. Tak harus melewati proses yang ribet, Ayah dan Ibu clarissa menyetujui pernikahan putri semata wayangnya. Bagi mereka kebahagiaan Clarissa lebih utama, lagipula Abizar bukan pria asing bagi keluarga Clarissa. Dua tahun Clarissa bergabung di perusahaan Abizar, sepertinya menjadi salah satu alasan bagi Papa dan Mama Clarissa mempercayai sosok Abizar untuk menjadi suami putrinya."Selamat ya Cha, tersenyumlah. Kau sebentar lagi akan menemukan imam terbaikmu." Senyum Hellena menyapu wajah cantik Clarissa yang berbusana pengantin putih bersih. Ren

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status