Share

Lima puluh empat

Mentari memandang keluar jendela, dia masih berada di rumah papinya Benji sekarang. Lebih tepatnya sudah menjadi rumah Benji.

Mentari menghembus kan napasnya berat, dia menoleh ke ranjang dimana Benji sedang tidur sekarang.

Setelah kejadian tadi Benji langsung mengajaknya ke kamar dan tidur, Mentari bisa melihat kesedihan di mata Benji.

Walaupun Benji terlihat jahat mengusir keluarganya tadi. tapi Mentari tau sebenarnya jauh di lubuk hati Benji yang paling dalam, dia juga nggak mau melakukan ini semua.

Bagaimanapun Benji sangat menyayangi papinya. 

"Mikirin apa sih..?" Ucap Benji dengan suara seraknya. Membuyar kan lamunan Mentari.

Mentari menggelengkan kepalanya, dari dulu Benji tidak pernah berubah selalu saja datang tiba-tiba. Padahal tadi dia masih melihat Benji tertidur di ranjang.

Benji memeluk Mentari dari belakang, menaruh kepalanya di bahu Mentari.

"Mikirin apa?" Tanyanya lagi.

"Nggak ada, kakak udah bangun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status