Share

Bab 4 - Menjadi Lebih Tampan

Keesokan harinya.

Ting! Ting! Ting!

“Cepat bangun, Master. Dewi Lecia sudah memberikan Misi utama dan misi tambahan!” Seru Irene bersamaan dengan suara alarm.

“Benarkah? Dewi Lexia sudah memberikan misi padaku?” Edward segera membuka matanya dengan penuh semangat. Ia sudah menantikan misi-misi tersebut sejak tadi malam, bahkan sampai ketiduran.

“Benar Master! Silakan Master lihat sendiri.” Irene langsung masuk ke menu misi, menampilkan dua misi baru untuk Edward.

[“Misi utama, dapatkan perasaan dari wanita yang akan mewarisi kekayaan keluarga Lee di masa depan. Misi tambahan, rubah penampilanmu menjadi lebih tampan.”]

Edward mengerutkan kening setelah membacanya. “Siapa keluarga Lee? Perasaan tidak ada nama keluarga itu di kota Noxus. Terus, apa maksudnya dengan misi menjadi lebih tampan? Memangnya aku masih kurang tampan sekarang?” Tanyanya.

“Karena misinya tertulis seperti itu, keluarga Lee sudah pasti ada di kota Noxus. Dan mereka seharusnya bukan keluarga biasa-biasa,” ujar Irene.

“Hmm. Begitu ya?” Edward menyentuh dagunya, mencoba mengingat sesuatu. ‘Setahuku ada seorang wanita cantik bermarga Lee di kampus. Tapi, masa dia orangnya? Dia tuh bunga kampus yang terkenal sangat dingin dan angkuh. Jelas tidak mudah didekati, apa lagi mendapatkan perasaannya,’ pikirnya.

“Master, lebih baik kerjakan dulu misi harian dan misi tambahan. Setelahnya, kita akan mencari wanita dari keluarga Lee bersama-sama,” saran Irene membuyarkan lamunan Edward.

“Kamu benar, aku masih punya misi harian dan misi tambahan. Ya sudah, aku mau ganti baju dulu.”

Setelah itu, Edward pergi meninggalkan kamar kostnya. Melakukan misi harian seperti biasanya di jalanan pinggir sungai Marco.

***

Waktu berlalu.

Sekarang sudah pukul 13.00.

“Kenapa kamu menyarankan salon ini? Tidak ada salon lain memangnya?” Tanya Edward, sedikit protes begitu tiba di depan salon khusus wanita.

“Salon ini yang terbaik di kota Nexus. Saya yakin Master akan terihat tampan maksimal setelah mendapatkan perawatan di sini,” ujar Irene tampak percaya diri, bisa terlihat dari senyum yang terkembang pada wajah kecilnya.

Edward tidak punya pilihan lain begitu Irene sudah memutuskan. Lagi pula, dirinya tidak terlalu paham tentang hal semacam ini, paling-paling hanya pernah pergi ke tukang pangkas rambut untuk merapikan penampilannya.

“Ayo masuk, Master. Saya juga sudah memesan layanan VIP untuk Master.” Irene menyuruh Edward, sebenarnya ia sedikit memaksanya.

“Baiklah,” tanggap Edward, mau tak mau melangkahkan kakinya ke dalam salon itu.

Pemandangan serba merah muda pun langsung terlihat begitu Edward memasuki salon. Rasanya terlalu feminim sampai Edward tidak bisa berkata apa-apa untuk mengekspresinya.

“Sial, aku tidak bisa melakukannya di salon ini. Terlalu memalukan,” gumam Edward, berniat keluar lagi dari salon itu.

Namun…

“Tuan Ed ... Anda pasti Tuan Ed, kan?” Suara seorang pria mencegah langkah Edward.

“Tuan Ed?” Ulang Edward, mengalihkan pandangan ke sumber suara.

“Ya, Tuan Ed. Aduh, saya sudah menantikan kedatangan Tuan Ed sedari tadi,” ujar pria itu dengan suara sangat manja.

Entah kenapa bulu kuduk Edward langsung berdiri begitu melihat penampilan pria itu dengan jelas.

Pasalnya, penampilannya benar-benar tidak selaras dengan otot-ototnya yang sangat besar dan kekar. Terlebih, dia membuat suara sok lembut dan manja layaknya seorang gadis manis.

“Kau sepertinya salah orang. Aku bukan Tuan Ed,” tukas Edward, jelas enggan berurusan dengan pria semacam itu.

Wusssh!

Akan tetapi, pria itu tiba-tiba membuat langkah tidak terduga. Dia langsung menahan Edward menggunakan pelukan kuat dari kedua otot lengannya.

“Tolong jangan begitu, Tuan Ed. Salon kami jarang sekali mendapatkan pelanggan pria, apa lagi pelanggan yang memesan layanan VIP,” ujar pria itu.

Gerakan Edward benar-benar terkunci saat ini. Sekeras apa pun dirinya berusaha membebaskan diri, usahanya selalu berakhir sia-sia di hadapan otot-otot kekar itu.

‘Apa-apaan kekuatan pria ini? Dia bisa menahanku yang sudah mencapai level tiga?’ Batin Edward terkejut.

“Ayo kita mulai perawatannya, Tuan Ed. Kita tidak boleh menunda waktu terlalu lama, takutnya akan ada orang yang salah paham,” ujar pria berotot, menarik Edward semakin jauh ke dalam salon itu.

“Girls! Pelanggan VIP sudah datang. Kita akan kerja keras mulai sekarang,” lanjutnya berteriak kepada pegawai salon, yang ternyata masih pria berotot kekar juga.

“Asik! Kita akan bersenang-senang lagi. Sudah lama sekali sejak kita menikmati tubuh seorang pemuda,” tanggap sekelompok pria berotot itu. Mereka bergegas menghampiri Edward dan langsung menggerayami tubuhnya dengan nakal.

“Sial … Sial … Sial … Kalian ini keterlaluan. Aku ini pria normal ….”

Begitulah suara terakhir yang mampu lolos dari mulut Edward. Setelahnya, ia benar-benar dipermak habis-habisan oleh pria-pria berotot itu.

***

Dua jam kemudian.

“Terima kasih, Tuan Ed. Senang sekali bisa melayani pemuda tampan seperti Anda. Silakan datang lagi di lain waktu,” ucap pemilik salon. Membungkuk kepada Edward, yang kini sedang berjalan menjauh dari salon.

“Berisik! Aku tidak mau datang lagi kesini,” balas Edward tanpa menoleh ke belakang. Malah berlari semakin kencang karena tidak ingin ditangkap lagi oleh pria berotot itu.

Meskipun kemampuannya dalam merubah penampilan Edward bisa dibilang sangat bagus, tetapi gelagatnya sudah terlalu menyimpang sebagai seorang pria berotot kekar.

Edward sendiri merasa seperti sudah kehilangan kepolosannya setelah dipermak di salon itu. Ada juga sedikit trauma yang membuatnya tidak mau bertemu lagi dengan pria berorot kekar dan besar.

“Huh! Lebih baik mati dari pada harus masuk ke salon itu lagi. Bisa-bisa aku kehilangan kesucian jika tinggal di sana terlalu lama,” gumam Edward sambil mengeluarkan ponselnya. Membuka Sistem Harem kemudian.

“Wah! Master terlihat sangat tampan sekarang! Bisa-bisa saya jatuh cinta kepada Master jika sudah seperti ini urusannya!” Seru Irene begitu muncul di layar ponsel.

Edward sontak menekan-nekan kepala Irene dengan jari telunjuknya. “Dasar gadis nakal! Apa kamu berniat menjual kesucianku di sana? Gimana jadinya jika aku menjadi salah satu bagian dari mereka?” Protesnya.

Irene melindungi kepalanya menggunakan kedua tangan. “Ampun Master. Saya hanya ingin mencari tempat terbaik untuk menyelesaikan misi tambahan. Soalnya hadiah untuk misi tambahan benar-benar sangat bagus,” ujarnya.

Edward berhenti menekan-nekan kepala Irene, segera membuka Menu Misi untuk melihat hadiah yang dimaksud.

[Misi tambahan selesai. Anda sudah terlihat sangat berbeda dari penampilan sebelumnya. Silakan periksa hadiah Anda di ruang penyimpanan.] Laporan dari misi tambahan muncul pada layar ponsel Edward.

Irene langsung membuka Menu Penyimpanan, lalu menjelaskan fungsi dari hadiah misi tambahan. “Earphone kasat mata. Benda ini tidak bisa dilihat oleh orang lain ketika Master memakainya. Tapi, fungsinya masih sama seperti Earphone pada umumnya. Benda ini juga bisa digunakan ketika Master ingin menghubungi saya.”

Raut wajah Edward tampak kecewa setelah mendengarnya. “Hanya itu saja fungsinya? Aku pikir tidak ada yang spesial dari hadiah itu.”

“Tolong jangan berpikir seperti itu, Master. Fungsi utama dari Earphone ini sebenarnya untuk melacak suara wanita sesuai kehendak Master, terutama untuk melacak suara wanita yang ada di daftar misi,” jelas Irene lagi.

Senyum cerah seketika terbentang di sudut mulut Edward. Langsung saja mengeluarkan benda itu dari ruang penyimpanan, lalu memakainya di kedua telinga dengan cepat.

“Jika Earphone ini memang sehebat itu, seharusnya aku bisa mendengar suara wanita dari keluarga Lee sekarang. Semoga saja Irene tidak hanya omong kosong,” gumam Edward, memfokuskan pikirannya dan mulai membayangkan wanita yang terdaftar dalam misi utama.

Untung saja fungsi Earphone kasat mata itu benar-benar nyata. Karena telinga Edward bisa mendengar suara seorang wanita tak lama setelah memakainya.

Namun, suara wanita itu berhasil membuat jantung Edward berdegup kencang. Perasaan cemas pun menjalar kuat di dalam hatinya.

[“Tolong … Siapa saja tolong aku … Bajingan! Aku tidak akan pernah melepaskan kalian! Keluarga Lee pasti akan membalas kalian nanti ….”]

Begitulah suara yang masuk ke dalam Earphone kasat mata, sontak membuat Edward berlari begitu saja mengikuti arah suara.

Edward yakin ada hal buruk yang sudah menimpa wanita dari keluarga Lee itu. Makanya ia langsung berlari karena ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan perasaannya.

Bagaimanapun, wanita akan selalu menyukai pria yang memiliki jiwa seorang pahlawan. Setidaknya Edward ingin menjadi seorang pahlawan untuk saat ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status