Semua mata terbelalak, tak terkecuali Ivana.
Tawa meluncur dari sang paman. "Kau? Kau ingin menikahi Ivana, kau itu cuma bodyguard!" Yang lain ikut mencibir. Amelia bahkan dengan jelas tersenyum, seolah dia telah menang. Jika Ivana sungguh menikah dengan Zack, bisa dipastikan posisi wanita itu akan terancam. Ivana dan Zack bukan dari level yang sama. Akan sangat sulit bagi keduanya diterima di kalangan mereka. "Bodyguard atau bukan, setidaknya saya tidak menjadikan Nona Ivana barang dagangan." Suasana mendadak hening. Ivana menoleh ke arah Zack. Untuk pertama kalinya dia mendengar Zack bicara di luar konteks pekerjaan. "Berengsek! Kau pikir kami menjual Ivana?" Matt meradang mendengar perkataan lelaki yang dulu dia pilih sendiri jadi pengawal pribadi Ivana. "Yang kalian sebut pernikahan itu bukan pengorbanan… tapi memperjualbelikan Nona Ivana." Zack tanpa ragu menjawab. Sorot matanya tajam, dingin, menyisakan kesan misterius dalam diri pria itu. Matt sejenak terdiam, dia pikir Zack cuma lulusan sekolah pengawal pribadi biasa. Latar belakangnya juga tidak istimewa. Namun kini pria itu berdiri tegak di hadapan mereka. Siap jadi pelindung bagi Ivana. Matt bisa merasakan aura Zack tidak seperti biasa. Dominasi yang kuat dengan kharisma seorang pemimpin. Siapa Zack sebenarnya. "Dia bagian dari keluarga Moonstone. Dia wajib melakukan apapun untuk menyelamatkan keluarga ini," Matt kembali menyerang. Ivana tersenyum kecil. Bagian dari keluarga Moonstone? Wajib melakukan apapun untuk keluarga ini. Ayahnya memang pandai bersilat lidah. Jika Ivana bagian dari keluarga Moonstone, dia tidak akan dibuang ke perusahaan ibunya yang kala itu nyaris bangkrut. Kalau dia dianggap anggota keluarga ini, dia tidak akan dipaksa untuk mengalah pada kakak atau adiknya. Jika dia memang diakui oleh keluarga ini, dia tidak akan diperlakukan ... berbeda. Cukup! Ini sudah cukup! Ivana tidak tahan lagi. "Tapi aku menolak menikah dengan Evan Brown." Ucapan Ivana membuat ketegangan kembali merayap naik. "Ivana! Jadi kau tidak mau menikah dengan Evan Brown. Tapi memilih bodyguard dari kelas rendahan untuk kau nikahi?" "Aku juga tidak akan menikah dengan Zack!" Zack menoleh guna mendapati betapa seriusnya Ivana kali ini. Pria itu menghela napas. Segalanya akan sulit mulai sekarang. "Kenapa tidak mau menikah?" Zack bertanya terus terang. "Kita tidak bisa melakukannya!" Ivana menegaskan jawabannya. "Karena aku cuma seorang bodyguard?" Ivana memandang Zack agak lama. Dia tidak peduli Matt dan yang lainnya ribut sendiri. Zack, secara fisik tidak ada yang kurang dengan pria itu. Hanya saja, Ivana seperti tidak mengenal Zack. Pria itu terlalu dalam untuk diselami pikirannya. Terlalu rumit untuk ditebak isi hatinya. Selain itu mereka telah bersama selama hampir dua tahun. Hubungan mereka sejak awal telah ditetapkan seperti itu. Sangat sulit mengubah status bodyguard dengan tuannya. "Kamu tahu aku tidak pernah menilai orang melalui pekerjaannya. Tapi kita adalah ketidakmungkinan." Ivana memutus kontak mata dengan Zack. Dia kembali menghadap sang ayah yang sedang memakinya. Ivana tidak pernah tahu jika Zack menarik sudut bibirnya mendengar ucapan sang nona. Saat perdebatan masih berlangsung, sosok lain muncul menambah ketegangan makin tinggi. Evan Brown, lelaki itu mendadak telah berdiri di hadapan Ivana. Zack reflek maju tapi Ivana mengangkat tangannya. Mencegah Zack bertindak lebih jauh. "Aku dengar, bodyguardmu ingin menikahimu?" Ivana mundur dua langkah. Perempuan itu tersenyum. "Kabar cepat sekali beredar." Sorot matanya spontan tertuju pada Amelia yang buru-buru menyembunyikan ponselnya. Ivana seketika memicingkan mata, tingkah Amelia sangat mencurigakan. "Tidak ada pernikahan jika Tuan Brown ingin tahu." Ivana meringis ketika Evan kembali mencekal tangannya. Evan melirik Zack yang tampak diam. Seringai terbit di bibir Evan. "Kau benar-benar patuh. Tapi kenapa kau barusan menentang tuanmu." "Tuan Evan Brown!" Ivana memperingatkan. "Pernikahan kita akan tetap terjadi suka atau tidak. Mau atau tidak mau." "Saya tidak berniat menikah dengan siapapun. Hutang itu akan saya lunasi." "Bagaimana kau akan melunasinya?" Matt bertanya, disusul sang paman dan yang lainnya ikut mendesak. "Sudahlah, Ivana. Lebih baik kamu menikah saja dengan tuan Brown. Masalah selesai. Jangan mempersulit diri sendiri." Sang bibi justru memprovokasi semua orang. "Betul, Kak. Apa yang kurang dengan Tuan Brown. Dia kaya, tampan, dan yang pasti bisa memberimu hidup yang sempurna." Amelia mengedipkan sebelah mata setelah selesai bicara. Ivana seketika merasa ada yang tidak beres dengan adiknya. "Kamu tidak punya pilihan Ivana. Menikah dengan Tuan Brown adalah jalan keluar untuk masalah kita." Matt memutuskan sepihak. "Bagaimana? Kamu ingin pernikahan seperti apa? Aku bisa mewujudkannya untukmu." Evan bertanya sambil tersenyum. Ivana nyaris ingin menangis. Di antara sekian banyak orang, tidak adakah yang berpihak padanya. Tak adakah yang ingin membelanya atau setidaknya bertanya mengenai pendapatnya, keinginannya. Tidak ada! Mereka tidak peduli sama sekali pada Ivana. Mereka hanya peduli pada harta, nama baik juga keuntungan. Ivana sama sekali tidak berarti. Dia hanyalah alat untuk mendapatkan itu semua. Evan tertawa puas melihat Ivana tidak melawan. "Kamu tidak punya pilihan. Kita akan segera menikah. Dan kau, akan jadi orang pertama yang kusingkirkan." Evan menatap tajam pada Zack. Pria itu balas memandang Evan tanpa takut. Zack kemudian maju, melepaskan cekalan Evan yang sudah pasti meninggalkan bekas merah pada tangan sang nona. Semua orang terkejut ketika Zack tidak melepaskan pegangan tangannya pada Ivana. Di hadapan keluarga Moonstone, pria itu berdiri tegak. Tanpa kegugupan, tanpa kepanikan. Seolah keluarga Moonstone bukanlah orang yang harus dia segani atau hormati sebagai tuannya "Saya pikir keluarga ini sangat menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik keluarga." Ivana melotot pada Zack yang tetap tenang. Tangannya berada dalam genggaman pria itu. Hal ini membuat Evan naik pitam. "Lepaskan tanganmu darinya!" Teriak pria itu. Namun Zack sigap menyembunyikan Ivana di belakang tubuhnya. "Dengarkan saya bicara lebih dulu." Zack menatap satu persatu orang yang ada di sana. Terakhir Zack menjatuhkan pandangan pada Evan. "Asal kalian tahu, saya dan Nona Ivana pernah tidur bersama." Ruangan sontak membeku. Tak ada satu pun yang berani bernapas. Seakan udara ikut terhisap habis bersama pengakuan Zack.Yang lain segera menimpali. Mereka mulai berbisik satu sama lain. Walau lirih, segalanya tidak mampu menutupi, bahwa tiap kata yang keluar dari para staf tadi. Tak lebih dari ekspresi kaget, tidak percaya untuk kemudian lanjut menjadi cibiran yang menusuk telinga."Tampan sih, tubuhnya juga bagus. Tapi statusnya tidak sama dengan Nona Ivana. Dia pasti menggoda Nona lebih dulu. Kalian tahu kan, dia sangat protektif pada Nona.""Kira-kira mereka sudah berapa lama bersama. Mereka telah tidur berapa kali.""Apapun itu, bagaimana dengan tuan Brown. Apa Nona akan memilih tuan Zack dibanding tuan Brown. Tuan Brown jelas satu level, kaya, baik hati. Dengan tuan Zack, segalanya akan jadi rumit. Apa kalian akan mendukung mereka."Zack hanya diam sepanjang perjalanan menuju lift. Dia tidak menulikan telinganya. Tapi dia juga tak menyanggah tiap gosip yang mulai beredar. Tangannya bergerak mencari tahu video mana yang membuat siang ini kembali heboh.Sudut bibir lelaki itu tertarik sedikit, melih
Segalanya jadi rumit untuk Ivana. Berbagai kesulitan yang dia hadapi menyisakan satu jalan keluar. Menikah dengan Zack.Ivana perlu mencerna perkataan sang bodyguard untuk beberapa waktu. "Zack, aku ....""Nona tidak percaya sama saya? "Bu-bukan begitu. Tapi."Ivana menggigit bibir. "Aku tidak mau menyeretmu dalam masalahku. Kamu tidak seharusnya terlibat. Kejadian semalam adalah kesalahanku. Aku akan menanggung akibatnya."Ekspresi Zack berubah muram mendengar ucapan Ivana. "Saya juga terlibat. Jika saya menolak Nona tadi malam, kejadian itu tidak akan berlaku. Tapi faktanya tidak."Ivana melotot. "Kamu sengaja?""Saya lelaki normal, Nona."Ivana memalingkan wajahnya yang merona. Zack lagi-lagi mengakui kalau semalam mereka memang berbagi peluh di ranjang yang sama."Jadi keputusan Anda?""Apa kamu yakin bisa membuat Isandro Young menyetujui pinjamanku?""Nona meragukan saya," geram Zack.Ivana berdecak kesal. Bukan seperti itu situasinya. Jika ditelaah lebih lanjut, pinjaman yang I
Pipi Ivana kembali memerah. Matt lagi-lagi menamparnya. Kali ini Zack ditahan oleh Evan, hingga pria itu tidak bisa berbuat apa-apa. Padahal Zack ingin menerjang Matt atau pun menghajar Evan yang kini mencekal tangannya di belakang punggungnya.Ivana sendiri langsung memberi peringatan pada Zack untuk diam. "Diam kau, brengsek! Berani sekali kau menyentuh calon istriku!" Desis Evan penuh kemurkaan.Dia tidak pernah menyangka kalau Zack telah mendahuluinya menikmati tubuh Ivana. Evan saja pegang tangan belum pernah. Amarah memenuhi dada Evan, ingin sekali dia memberi pelajaran pada bodyguard sialan itu."Kenapa? Anda iri pada saya?" Evan menggertakkan gigi mendengar pengakuan Zack."Dengar, Ivana akan tetap menikah denganku. Dia akan jadi milikku. Kau hanya mendapatkannya sekali, tapi aku. Aku akan pastikan dia menjerit tiap malam di bawah kendalimu."Zack mengatupkan rahang. Emosinya tersulut, tapi ekspresi wajahnya telah kembali ke semula. Dingin dan misterius."Kita lihat saja nan
Semua mata terbelalak, tak terkecuali Ivana.Tawa meluncur dari sang paman. "Kau? Kau ingin menikahi Ivana, kau itu cuma bodyguard!"Yang lain ikut mencibir. Amelia bahkan dengan jelas tersenyum, seolah dia telah menang. Jika Ivana sungguh menikah dengan Zack, bisa dipastikan posisi wanita itu akan terancam.Ivana dan Zack bukan dari level yang sama. Akan sangat sulit bagi keduanya diterima di kalangan mereka."Bodyguard atau bukan, setidaknya saya tidak menjadikan Nona Ivana barang dagangan."Suasana mendadak hening. Ivana menoleh ke arah Zack. Untuk pertama kalinya dia mendengar Zack bicara di luar konteks pekerjaan."Berengsek! Kau pikir kami menjual Ivana?" Matt meradang mendengar perkataan lelaki yang dulu dia pilih sendiri jadi pengawal pribadi Ivana."Yang kalian sebut pernikahan itu bukan pengorbanan… tapi memperjualbelikan Nona Ivana." Zack tanpa ragu menjawab.Sorot matanya tajam, dingin, menyisakan kesan misterius dalam diri pria itu. Matt sejenak terdiam, dia pikir Zack cu
Sepanjang perjalanan menuju kediaman Moonstone, ponsel Ivana tak henti berdering. Gadis itu tidak menanggapinya sama sekali. Hingga di antara puluhan nada dering, ada satu yang membuat Ivana tergerak untuk meresponnya."Iya, Ly. Apa dia menghancurkan kantorku?"Jemari Ivana berlari ke pelipisnya. Sejak semalam, tempat itu sering berdenyut nyeri."Dia memastikan kamu akan menikah dengannya hari ini. Itu yang dia katakan."Zack yang duduk di sampingnya, hanya diam. Tidak perlu ditutupi Zack pasti mendengar ucapan Kelly. Ucapan Zack yang mengatakan kalau dia memang bukan supir nonanya adalah benar. Sejak pertama bekerja, Ivana selalu duduk di depan, di sampingnya. Bukan di belakang."Jangan cemas, aku akan atasi ini. Handle kantor untukku." Usai mematikan panggilan, Ivana bersandar ke kursi. Matanya terpejam. Tubuhnya masih terasa lelah akibat ulah Zack semalam, dan pagi ini dia harus menghadapi Evan Brown. Sebentar lagi dia akan dimaki keluarganya.Hari yang menyenangkan untuk seorang
Kepala Ivana mendadak kosong. Evan Brown bisa dipastikan akan memotong semua usahanya untuk menyelamatkan diri. Bahkan mungkin usaha pengajuan pinjamannya bisa dikacaukan olehnya.Pria di depan Ivana kini sedang menatapnya. Ada binar kepuasan melihat ketidakberdayaan Ivana. Wanita itu kini tak dapat melakukan apa-apa lagi."Aku tunggu kabar baiknya. Ayo." Evan meraih tangan Ivana. Namun perempuan itu berkelit."Pernikahan antara Tuan Brown dan saya akan jadi opsi paling akhir. Selama saya masih punya waktu, saya akan berupaya mengembalikan uang Anda."Ivana ingat pesan terakhir dari ibunya—utamakan kebahagiaanmu, baru pikirkan orang lain.Sudut bibir Evan tertarik. "Kalau begitu, mari kita lihat apa yang bisa Nona Ivana lakukan sampai batas waktu yang aku berikan tiba."Ivana memejamkan mata, ucapan Evan menusuk tepat di jantungnya. Seperti vonis hakim yang tidak bisa diganggu gugat. Bahkan tatapan yang dilemparkan Evan kepadanya seperti ingin menelannya bulat-bulat.Evan membuka pint