Share

SKANDAL SANG PENGUASA
SKANDAL SANG PENGUASA
Penulis: Nyi Ratu

Bab 1. Sang CEO Seksi

Jessica Anastasya terkulai lemas di bawah kungkungan pria tampan yang bernama Alandro Alvaro, salah satu kekasih CEO seksi itu.

Mereka berdua baru saja meleburkan hasratnya di siang hari. Kedua pimpinan perusahaan besar itu selalu menghabiskan waktu bersama di atas ranjang.

Benda pipih yang berada di samping bantal bergetar. Jessi meraih ponselnya, ternyata ada pesan masuk dari sang mami.

'Kenapa Mami tidak bilang dulu kalau mau pulang?' batin Jessi setelah membaca pesan dari maminya.

Alan masih saja mencumbui tubuh seksi sang kekasih, seolah tidak pernah puas menikmati setiap inci lekuk tubuh putih mulus yang selalu terlihat menggoda ketika wanita itu sibuk dengan ponselnya.

"Kamu sungguh luar biasa, Sayang," puji pemuda tampan yang baru saja bercinta dengan Jessica Anastasya, wanita seksi yang usianya menginjak tiga puluh tahun bulan depan.

"Sudahlah jangan banyak bicara!" tegas wanita bertubuh sintal. "Aku sudah ditunggu."

Ia mendorong tubuh Alan supaya menyingkir dari tubuhnya. Wanita seksi itu bergegas turun dari tempat pergulatan dengan salah satu kekasihnya setelah menerima pesan dari sang mami. 

"Kamu mau ke mana, Sayang?" tanya laki-laki dengan tubuh tegap yang masih terbaring sambil menyanggah kepala dengan satu tangannya. "Apa kamu tidak ingin mengulangnya lagi?" goda Alan sembari tersenyum.

"Aku harus cepat kembali," jawabnya, "Mami ada di kantor saat ini," ucap wanita yang akrab disapa Jessi oleh teman-temannya.

Jessi langsung berlari ke kamar mandi yang ada di kamar laki-laki tampan yang juga rekan bisnisnya.

"Santailah, ini masih jam makan siang!" teriak Alan setelah wanita itu menghilang dari balik pintu kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Jessi keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk berwarna putih yang melilit di tubuh seksinya.

Ia segera mengenakan pakaiannya di depan laki-laki tampan yang terus memandangnya sambil tersenyum. 

"Alan, cepatlah mandi! Bukannya siang ini kamu ada meeting di perusahaanku?" Jessi berjalan menghampiri kekasihnya setelah selesai berpakaian.

"Aku lebih suka meeting berdua denganmu di ranjang ini." Alan menarik Jessi hingga wanita cantik itu terjatuh di atas tubuh tegapnya yang masih polos tanpa sehelai benang pun yang menutupinya. "Apa kamu tidak ingin menikah denganku dan mempunyai anak yang banyak sebagai penerus kita?" tanya Alan setelah berhasil melumat bibir ranum itu untuk kesekian kalinya.

Alan semakin erat memeluk tubuh kekasihnya saat wanita seksi itu berusaha untuk melepaskan diri.

"Alan kita sudah pernah membahas masalah ini. Saat ini aku belum ingin menikah," jawab Jessica, "Sebaiknya kita putus saja, kalau kamu ingin mencari seorang istri."

Jessica Anastasya, seorang CEO seksi yang kecanduan berhubungan badan dengan para kekasihnya. Namun, tidak pernah mau diajak menikah. Menurutnya pernikahan hanya akan membatasi geraknya sebagai wanita karier.

"Baiklah, aku tidak akan mengulangi kata-kata itu lagi, tapi jangan putuskan hubungan ini! Aku terlalu cinta sama kamu, Jes." 

Lagi-lagi Alan mengecup bibir seksi sang CEO dengan sangat lembut, melumatnya dan menyesapinya dengan penuh nikmat.

Jessica melepas ciuman itu dengan paksa karena ia sudah ditunggu sang mami di kantor.

"Kalau kamu tidak ingin kita putus, lepaskan aku! Aku sedang terburu-buru. Lain kali kita akan mengulangnya sampai kamu lemas," rayu Jessica sambil membelai wajah tampan kekasihnya.

"Baiklah!" Akhirnya Alan melepaskan tubuh kekasihnya.

Wanita cantik itu segera turun dari tubuh Alan, ia meraih tas yang tergeletak di sofa berwarna hitam, lalu segera keluar dari kamar itu.

Ia berjalan setengah berlari karena sang mami sudah menunggu lama. "Leon, cepat kita kembali ke kantor!" titah Jessi kepada pengawal yang selalu setia menemaninya ke mana pun ia pergi.

Leon tidak bergerak setelah melihat sang nona. Ia masih berdiri mematung sambil menundukkan kepalanya di depan pintu rumah Alan. 

"Maafkan saya, Nona. Tapi ...." Leon menundukkan pandangannya, ia tidak berani lagi menatap lama-lama boss seksinya itu.

"Tapi apa? Cepatlah katakan apa yang ingin kamu bicarakan! Aku sudah sangat terlambat!" 

Jesicca mendekati Leon yang masih diam mematung. Ia mencengkram dengan lembut rahang tegas sang pengawal. "Apa?"

Leon mendongak, dan terpaksa menatap sang nona. "Itu ... Nona ... apa Nona tidak memakai pakaian dalam?" tanya Leon pelan. Kemudian, menundukkan kembali kepalanya. "Maafkan saya yang sudah lancang, Nona!"

Leon laki-laki yang normal, ia khawatir akan berhasrat jika lama-lama memandang bukit kenikmatan sang nona yang terlihat jelas karena kemeja yang dikenakannya sangat tipis, terlebih lagi wanita seksi itu tidak memakai bra yang membuat puncak bukit itu terlihat menonjol.

Jessi langsung meraba tubuhnya, "Astaga! Kenapa aku bisa lupa?"

Jessi tidak mau masuk kembali ke dalam rumah Alan, pasti laki-laki itu menggodanya lagi dan akan semakin membuang waktu. Akhirnya ia menyuruh sang pengawal untuk masuk ke dalam rumah kekasihnya.

"Leon, cepat ambil bra saya di dalam kamar Alan!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status