Share

Part 18–Kabar Buruk

Gerakan tanganku yang sedang mengelap piring pun terhenti sejenak, kemudian mengangguk pelan. Ragu.

"Syukurlah kalau sudah ada kepastian. Biar kamu juga lebih tenang dan bisa siap-siap."

Aku mengangguk.

"Ngomong-ngomong, kenapa anak dan istri pak dokter enggak diajak pindah ke sini juga?" tanyaku penasaran.

Dokter Widi menaikkan satu alis tebalnya disusul satu sudut bibir yang tertarik ke atas.

"Kelihatan, ya?" Dia mengulum senyum seraya menyugar rambut cokelatnya.

"Apanya yang kehilatan, Dok?" tanyaku bingung.

Dokter Widi berdehem pelan, lalu menyandarkan punggung dengan kedua kaki terjulur ke depan sambil melipat kedua tangan di dada.

"Kelihatan sudah tuanya." Dia menoleh sekilas. Tersenyum menampilkan gigi putih yang berjejer rapi, lalu kembali membuang pandangannya pada Bapak-Bapak yang masih kerja ba

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status