/ Rumah Tangga / STATUS WA SUAMIKU / Perhatian yang Diberikan Olehnya!

공유

Perhatian yang Diberikan Olehnya!

작가: Cahaya Senja
last update 최신 업데이트: 2022-09-14 19:48:06

[Pulanglah malam ini, ada yang ingin kubicarakan! Jangan selalu beralasan lembur, aku juga perlu waktumu walah hanya semenit!]

Begitulah isi pesan yang kukirimkan pada Mas Jaka. Kumatikan ponselku, aku tak ingin melihat penolakan pada dirinya.

Aku akan memberikanmu kejutan, Mas! Perlahan tapi pasti. Aku berbicara pada diriku sendiri lalu menyunggingkan bibir sebelah.

"Kenapa kau?" Suara Nandini mengagetkanku dari rencana yang kupikirkan.

"Nggakpapa, aku mau bikin Mas Jaka kebablasan." Aku tertawa pelan, biarlah Nandini menganggap ku tak waras.

"Ini bukti kan udah terkumpul, gimana kalo kamu ngajuin perceraian. Aku rasa tidak akan memberatkan sidangnya nanti," ucap Nandini to the point.

"Nggak semudah itu, Nan. Bukti ini belum terlalu kuat, dan tentu saja Mas Jaka bisa mengelak nantinya." Aku berucap lirih.

Aku tak pernah membayangkan keluarga yang kuimpikan harus berakhir nantinya. Aku bermimpi memiliki keluarga kecil yang bahagia namun akhirnya hanya kecewa yang ada.

Kenapa kau mengingkari janji pernikahan, Mas! Aku berteriak di dalam hati.

"Suatu saat mereka pasti akan melakukan hal yang tak senonoh, dan aku akanendapatkannya.

Tuhan tidak tidur, bangkai juga tidak akan selanya tertutup." Aku berucap lalu duduk di kursi kerjaku.

"Kamu harus kuat, Ra. Buktikan pada Jaka, jika kalian berpisah nanti maka bukan sakit hati yang kau dapat tapi kebahagiaan," ucap Nandini.

"Doakan saja, Nan. Sampai saat ini aku masih berusaha untuk kuat." Aku menjawab.

"Aku tau perceraian sangat dibenci, jadi jandapun juga harus siap dicaci. Apalagi bagi lingkungan yang tak pernah bisa saling menghargai," tambahku lagi.

"Jangan memikirkan itu, jika kau memikirkannya nanti ujung-ujungnya hanya ada rasa belas kasihan untuk Jaka," ucap Nandini.

"Kau terlalu mengedepankan perasaan daripada pikiran," tambahnya lagi.

"Bukan begitu, rasanya aku belum siap jika harus kehilangan Mas Jaka. Aku tau bagaimana perjuangan dia dulu mendapatlanku.

Tapi aku juga tak bisa bertahan, apalagi harus membayangkan bagaimana Mas Jaka berbagi peluh, memadu kasih dengan wanita itu," ucapku lirih.

"Sudahlah, wajahmu terlihat sangat pucat. Lagian sekarang sudah jam 2 siang," ucap Nandini.

Aku baru sadar bahwa sekarang sudah jam 2. Aku merasa saat ini masih pagi.

"Lebih baik sekarang kau tutup tokomu, lalu nanti makan bersamaku," ucap Nandini lalu meninum kopi di mejaku. Aku hanya menatapnya datar.

"Baiklah." Aku berdiri dan langsung menyuruh Dina untuk menutup toko ini.

Sedangkan aku dan Nandini bergegas menuju warung makan untuk istirahat sejenak, sekalian mengisi perutku yang sangat lapar.

Aku makan memang benar-benar seperti orang yang kelaparan. Ya karena aku memang lapar. Nandini saja kubuat geleng-geleng kepala melihatku makan.

****

Nandini sudah pulang kerumahnya setelah kuantar. Dan sekarang aku berada di rumah yang sebentar lagi menjadi rumah kenangan.

Aku bergegas menuju kamar dan membersihkan diri. Kubiarkan air mengguyur tubuhku.

Lama aku menangis dibawah guyuran air, rasanya badanku semuanya terasa dingin, mataku mulai mengabur. Dan akhirnya semua menjadi gelap.

Entah berapa lama aku dibawah guyuran air, yang kutahu sekarang aku sudah berada di dalam selimut. Tapi siapa yang mengangkat ku.

Apa Mas Jaka yang mengangkatku? Aku bertanya pada diriku sendiri.

Jika benar, berarti ia sudah pulang. Aku mencoba untuk duduk, namun kepalaku terasa sangat pusing.

Pintu terbuka, dan muncullah Mas Jaka beserta seorang dokter. Kulihat jam ditanganku menunjukkan pukul 7 malam. Apakah aku lama pingsan? tanyaku membatin.

"Sayang, kamu udah bangun. Mas khawatir banget sama kamu," ucap Mas Jaka dengan mat yang berkaca-kaca.

"Kita periksa dulu ya, Bu. Sebentar," ucap dokter tersebut.

Aku diberi obat penurun panas, rasanya seluruh badanku bergetar.

Mas Jaka mengantar dokter itu sampai ke depan. Sedangkan aku masih setia memejamkan mata.

"Sayang, kok bisa sih kamu pingsan. Kamu jangan terlalu banyak pikiran, aku khawatir." Mas Jaka menghampiriku dengan nafas terengah-engah.

Aku tersenyum getir. Melihat perhatiannya, rasanya aku tak percaya dia berkhianat dibelakangku. Melihat kasih sayangnya, rasanya tak mungkin dia berpeluk.mesra dengan wanita lain.

Tapi itu semua hanya untuk menutupi kebusukannya semata. Rasa sakitku lebih besar dari rasa sayang.

Tak terasa air mata keluar membasahi pipiku. Sakit? Tentu saja, ragu rasanya percaya bahwa Mas Jaka bermain pedang dari belakang.

"Yaudah kamu istirahat dulu, itu bubur sama teh hangatnya udah Mas siapin. Mas harus balik ke kantor, masih banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Jam 9 malam Mas pulang," ucapnya panjang lebar.

Aku hanya diam. Mas Jaka terlihat buru-buru untuk pergi. Apakah setiap hari dia memang selalu lembur. Ah, aku lupa kenapa dari dulu aku tak meminta nomor karyawannya satu saja.

Harusnya dari dulu aku sudah memiliki rasa kecurigaan terhadapnya. Dan karena kecerobohanku, aku sampai-sampai tak memperhatikan apa saja yang diperbuatnya.

Lihatlah! Sepertinya bukan karena pekerjaan dia terburu-buru, mungkin karena seseorang.

Sampai-sampai handponenya saja di tinggalkannya tepat samping badanku.

Beberapa kali bunyi pesan masuk ke gawainya, kulihat nama yang tertera. Tidak ada nama, hanya stiker bunga saja.

[Mas dimana?]

[Mas?!]

[Mas cepat jemput aku! Atau ...]

Pesannya terpotong, apa ini yang membuatnya melupakan aku. Bahkan saat aku sakit dia masih sempat bersenang-senang. Wah, ternyata dugaanku tak pernah meleset. Feeling ku benar-benar hebat.

Aku memejamkan mataku. Mengistirahatkan pikiran yang sempat lelah.

Tunggulah, Mas. Besok aku akan pergi ke kantormu! Aku membatin dengan perasaan yang campur aduk.

Next?

Menurut kalian sifat Ara dan Nandini gimana nih, komen dong?

Ara terlalu baik nggak sih?

Oh ya, ceritanya menarik nggak. Kasih masukan siapa tau ada yang harus diperbaiki, wkwk.

Terimakasih semuanya, sayang kalian banyak-banyak 🖤🖤🖤🖤

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (7)
goodnovel comment avatar
FLO HEART STONE SENJA
ara menurutku dia amat sangat bodoh karna dipenuhi cinta padahal dia udah dikhianati kyk gitu BODOH ARA
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
kalau aku jadi Ara ku pinjam pistol ayahku dan tembak kakinya Jaka supaya dia sadar
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kebanyakan bacot kau njing. klu niat mau cerai, cerai aja. g usah banysk alasan. dasar benalu g berguna. kenapa g mati aja sekalian daripada bodoh mu tetap kau pelihara. dasar tolo,dungu,lemot dan lemah
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • STATUS WA SUAMIKU   End!

    ***"Ini anak kita, Ara," jawab Jaka yang berbicara sendiri dengan dinding rumah sakit jiwa.Setelah hampir 8 bulan lamanya, Jaka divonis memiliki kelainan. Dia sekarang seperti orang gila yang berbicara sendiri."Aku di samping, anak kita di tengah, kamu di samping aku. Hihi," ucap Jaka yang masih tertawa dan berbicara sendiri. Kadang Jaka juga seperti orang yang sedih, menangis, lalu marah."Apa tidak ada cara yang lebih praktis agar anak saya segera sembuh?" tanya Sang Papa yang merasa hampir putus apa melihat Putra satu-satunya sekarang berada di rumah sakit jiwa. "Untuk saat ini masih diusahakan, Pa. Kami masih membantu dia untuk sedikit demi sedikit menjadi lebih baik lagi, hanya saja Pak Jaka sekarang sulit sekali diajak berkomunikasi. Kadang jika wajtunya tidur, kami ada pemeriksaan Pak Jaka masih saja bermain-main dengan bayangannya seolah-olah itu adalah ia dan kekasihnya.""Sebenarnya kami merasa berat untuk menyampaikan ini, Pak. Sepertinya Pak Jaka ini depresi berat karen

  • STATUS WA SUAMIKU   Raga tanpa Jiwa

    Sesampainya di rumah setelah mengucapkan salam, Reza langsung berlalu pergi tanpa menghiraukan orang tuanya yang menatap penuh dengan keheranan karena tak biasanya putra mereka bersikap seperti itu.Pandangan mereka kini beralih pada Ara yang juga masuk ke dalam rumah terlihat sangat lesu, tak seceria saat berangkat tadi."Abangmu kenapa?" tanya sang Ibu saat Ara baru saja mendudukkan diri di sofa."Patah hati, Bu. Ditinggal nikah sama Nandini," ujar Ara pelan. Mereka berdua lalu terdiam dan saling menatap dalam."Sudahlah, biarkan dulu abangmu sendiri menenangkan dirinya. Mungkin dia hanya terkejut karena wanita idamannya sebentar lagi menjadi milik orang lain." Faisal mencoba memberikan ketenangan karena melihat raut wajah khawatir dari dua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya."Ara takut Abang melakukan hal yang nekat," ujarnya sambil memainkan jari."Seperti apa?""Hah?""Maksudmu seperti apa hal nekat itu, Nak?" tanya Faisal lagi sambil menatap dalam sang putri."Bunuh diri

  • STATUS WA SUAMIKU   Perjodohan yang Menyakitkan!

    Sepanjang jalan Nandini hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan suara. Air matanya hanya dibiarkan jatuh begitu saja membasahi pipi."Apa yang kau tangisi?" tanya Gibran dingin, tak suka melihat tingkah Nandini yang menurutnya begitu berlebihan."Cengeng!" ejeknya lagi. Nandini hanya diam tak menjawab sepatah kata pun dari Gibran yang menyebalkan."Percuma saja kau menangis, tak akan bisa mengubah segalanya. Seminggu lagi pernikahan kita, persiapkan dirimu untuk itu semua." Gibran berbicara tanpa menoleh sedikit pun pada Nandini."Bisa kita hentikan semuanya. Kamu dan aku tidak saling mencintai, bahkan kita memiliki pasangan masing-masing. Ayo kita sepakat untuk menolak perjodohan yang menyakitkan ini, Gibran," ucap Nandini memohon pada Gibran agar ia mengubah keputusan untuk menikah dengannya."Aku tidak mau!" tegas Gibran."Kenapa, bukankah kita tak saling mencintai. Bukankah kamu sudah bilang, semua ini dilakukan hanya untuk mengembangkan perusahan dan memberi peruntungan bagi orang

  • STATUS WA SUAMIKU   Tentang Cinta Kita?

    Tentang cinta kitaSaat sedang duduk bersantai di kafe, mata Nandini tak sengaja menatap seseorang yang sudah ditunggunya dari tadi. Tiba-tiba perasaan sesak mendera dirinya saat tak sengaja menatap sosok lelaki yang pernah memberikan warna dalam kehidupannya.“Kamu terlihat lebih bahagia saat tidak bersama denganku,” kata Nandini dengan senyum yang samar. Dari jauh Ara melambaikan tangannya pada sosok sahabat yang selama ini sudah ditunggu olehnya.Nandini balas melambaikan tangannya pada Ara. Lalu, tak berapa lama Ara dan Reza sekarang berada di depan Nandini. “Hey, apa kabar?” tanya Ara langsung memeluk Nandini dengan penuh rasa rindu.“Aku baik, bagaimana denganmu, Ara?” tanya Nandini balik. Ia menatap Ara dari atas hingga bawah. Begitu takjub dengan penampilan Ara yang sekarang.“Kamu semakin cantik dengan penampilanmu yang sekarang.” Nandini memegang lengan Ara.“Ma Syaa Allah, alhamdulillah aku baik, Nan. Terima kasih atas pujiannya, aku langsung meleyot dengar pujian yang kamu

  • STATUS WA SUAMIKU   Penyakit yang Mematikan!

    Ina menangis tersedu menatap wajah Yose yang memucat. Ia memegang tangan sang anak, berharap dapat menyalurkan energi hangat padanya."Kenapa semua ini bisa menimpamu, Nak. Astaghfirullah, perbuatan apa yang sudah kamu lakukan, sampai-sampai Allah SWT memberikan hukuman yang begitu berat untukmu," ujar Ina mencium punggung tangan Yose berkali-kali.Ia benar-benar terkejut mengetahui bahwa sang anak tidak akan bisa kembali seperti semula lagi. Bahkan bisa juga karena salah satu masalah ini Yose akan mengalami frustasi hingga membuatnya gila.Ina tidak tahu bagaimana pergaulan Yose selama di kota. Bahkan, Ina pun tak tahu bahwa Yose menjadi simpanan om-om besar dan juga orang ke tiga dalam rumah tangga orang lain.Di kampung, Ina tak pernah berhenti mendoakan yang terbaik untuk putrinya. Berdoa agar Allah SWT menjaga putrinya di mana pun ia berada.Namun sayang, seribu kali sayang. Ia harus menelan saliva pahit saat mengetahui bahwa kehidupan Yose jauh berbanding terbalik dengan apa yan

  • STATUS WA SUAMIKU   Antara Hidup dan Mati

    "Dek, are you ok?" tanya Eza saat melihat Ara yang daritadi hanya menundukkan kepalanya."Ara baik-baik aja, kok. Ya sudah, kalo gitu Ara mau istirahat di kamar saja, capek!" ucap Ara berniat segera berlalu pergi dari ruang tengah ini."Dek, sebentar duduk dulu. Ada yang ingin Abang bicarakan padamu," ucap Eza sambil menatap manik mata milik Ara.Ara lalu memilih untuk duduk kembali ke sofa dan menatap abangnya dengan raut wajah yang tak dapat diartikan."Kenapa, Bang?" tanya Ara sedikit penasaran."Bagaimana dengan rencanamu yang ingin pergi ke London, apakah jadi?" tanya Eza pada Ara yang terlihat bingung memikirkan sesuatu."Sepertinya enggak jadi, Bang. Lagipula Ara kan udah dapat kerjaan, Nandini yang merekomendasikan tempat kerja itu pada Ara. Jadi, mungkin sekarang akan fokus pada pekerjaan itu saja," ucap Ara setelah menimbang-nimbang untuk memutuskan."Baiklah. Apapun keputusanmu, Abang setuju saja. Selagi itu dalam hal baik dan positif, oh ya satu lagi. Kamu tidak perlu terl

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status