Share

Pertunangan Paksa

PRANG!!!

Serena masih belum bisa memproses keadaan, ketika seorang pria memecahkan kaca mobilnya dengan paksa. Tangannya bergetar karena ketakutan.

“HEY!! Kau bisa mendengar saya?” Serena tidak memedulikan pria di luar mobilnya yang terus berusaha membuka paksa pintu mobilnya itu.

“HEY!!” Teriakan kedua dari pria itu mampu membuat lamunan Serena buyar. Namun, belum sempat Serena melihat pria itu. Dia langsung menarik Serena keluar tanpa aba-aba dan …

DOAR!!!!!!

Mobil bugatti merah yang dikendarai Serena meledak tepat sepersekian detik ketika pria itu mengangkat tubuhnya dan membawanya keluar dari mobil itu.

Hari ini memang hari tersialnya!

“Kau baik-baik saja?”

Serena seketika mendongak melihat wajah pria itu. Tatapannya sangat dalam, dan dari jarak sedekat ini Serena bisa mencium aroma tubuhnya, garis rahangnya yang tegas dan mata mereka berdua bertemu.

“Aku baik-baik saja,” ucap Serena berusaha berbicara dengan nada yang tenang, padahal jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

Ini bukan pertama kalinya Serena berada di ujung maut, tapi ini pertama kalinya ada pria lain yang membantunya selain Nico.

Tunggu!

Pria lain?

“Awhh!” Serena memekik terkejut ketika pria itu langsung merunkan tubuh Serena dengan kasar.

“Tunggu!” Serena berusaha menghentikan pria itu. Dia sedang berjalan menuju ke arah mobilnya yang ditabrak oleh Serena tadi.

Pria itu tidak menoleh tapi dia berhenti. “Apa … Kau tadi menyentuhku?”

Pertanyaan konyol!

Pria misterius itu seketika menoleh karena mendengar pertanyaan Serena. “Menurutmu?” Bukannya menjawab, pria itu malah bertanya balik membuat Serena kesal.

“Hey! Apa kau gila?” Pria itu berusaha mendorong Serena ketika Serena dengan sengaja berjalan mendekat dan menyentuh tangan pria itu dan beberapa area atas dari badan kekarnya.

“Bagaimana bisa?” Serena bertanya kepada dirinya sendiri dengan wajah yang sangat tercengang. “Aku baik-baik saja saat menyentuhnya.”

Bukannya bertanya pria itu malah melepas jas yang dia pakai dan memakaikan jas itu ke tubuh Serena yang mendadak terlihat mungil dengan jas kebesaran milik pria itu.

“Kancing kemejamu!”

Serena mendelik ketika melihat kemeja yang dia pakai memperlihatkan belahan dadanya karena beberapa kancing atasnya sudah hilang ketika Nico melepasnya dengan kasar tadi. Serena tidak mneyadari hal itu karena berangkat cepat-cepat.

“SERENA!”

Beberapa pria datang mengampiri keduanya.

“Kau baik-baik saja?” Fredrick Ambrose—pria yang berumur sekitar 50 tahunan itu mendekati cucunya dengan wajah panik.

“Periksa mobil itu, jika dalam 1 jam kalian tidak menemukan pelakunya aku akan membunuh kalian!” Suara Jack Ambrose—papa Serena, terdengar begitu menyeramkan ketika menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki kejadian ini.

“Aku ba….

Belum sempat Serena menjawab pertanyaan kakeknya itu, Fredrick malah menatap terkejut ke arah pria itu.

“Dante, apa kau yang menyelamatkan Serena?”

“Kakek kenal pria ini?” tanya Serena dengan wajah yang tak kalah terkejutnya juga.

“Kita berbicara di mansion, disini tidak aman,” ucapan Jack membuat percakapan ketiganya terputus.

Mereka langsung menuju kediaman utama yang tidak jauh dari sana. Serena mengerutkan dahinya di sepanjang perjalanan.

‘Siapa pria ini? Kenapa kakek dan papa mengenalnya? Dan kenapa aku baik-baik saja saat menyentuhnya? Ini aneh!’ ucap Serena dalam hatinya.

“Apa kalian berdua sudah saling mengenal?” Fredrick bertanya ketika mereka berempat sudah sampai di ruangan tengah.

Serena menatap pria itu yang juga menatapnya. “Itu mustahil, Fredrick!” Pria itu terkekeh dengan senyuman kecilnya yang sialnya sangat tampan.

Serena dikelilingi puluhan bahkan ratusan pria di hidupnya, dan dia sudah sangat muak dengan semua itu.

“Serena, ini Dante Massimo. Kakek memang tidak salah memilihnya untuk menjadi suamimu!”

Dugaannya benar. Pria ini adalah orang yang akan menjadi suaminya yang ke-15. Jantung Serena yang semulanya memang berdetak dengan cepat kini berdetak lebih cepat lagi.

DEG!!!

Bagai disambar petir, seluruh tubuh Serena rasanya akan jatuh sebentar lagi. Napasnya terasa sangat berat dan Serena mulai tidak bisa mengendalikan ekspresinya.

Serena belum bisa memproses kenapa alerginya tidak berlaku untuk pria itu tetapi semua hal itu seketika terhenti saat mendengar nama pria itu.

“Serena, kamu harus menghargai Dante karena dia siap untuk muncul di depan publik hanya untukmu.” Fredrick berucap sembari tersenyum ke arah Dante.

APA?! Jadi Dante Massimo itu benar-benar seorang manusia? Dan orang itu kini ada di depannya? Bersalaman dengannya dan akan menjadi suaminya?

Dante Massimo, nama itu bahkan lebih besar daripada orang paling terkenal di seluruh Eropa sekalipun. Nama itu sangat tabu untuk diucapkan karena berurusan dengan Dante berarti berurusan dengan maut. Pria yang akan menjadi suami Serena itu memiliki sindikat mafia yang paling terkenal dan ditakuti di seluruh Italia.

Apa kakek bekerja sama dengan Dante selama ini?

“Serena! Apa kau mendengarkan kita?” Jack membuyarkan lamunan Serena yang entah sudah sampai mana itu.

“Apa kau masih syok?” tanya Fredrick.

“Aku baik-baik saja,” jawab Serena dengan cepat.

Pria matang yang usainya terpaut 10 tahun lebih tua dari Serena itu terlihat seperti terlalu tampan untuk menjadi kenyataan. Tetapi Serena sudah sangat muak dengan hal-hal seperti itu.

“Saya tidak suka basa-basi. Jadi pakailah cincin ini sebagai persetujuan untuk penyatuan kedua keluarga.” Dante menyodorkan cincin berlian yang didalamnya dipahat dengan inisial bertuliskan ‘DM’ yang berarti Dante Massimo.

Serena tahu simbol itu. Seluruh orang di Eropa pun tahu makna sebesar apa yang dibawa oleh dua huruf D dan M itu. Seluruh milik pria itu berisi lambang itu, dan Serena tidak menyangka dirinya akan menjadi salah satunya.

“Apa aku sedang dijual?”

“Serena!” bentak Jack sambil menatap putri satu-satunya itu dengan tatapan yang sangat tajam. Serena tahu dia harus selalu menjadi penurut tapi kenapa? Kenapa mereka harus berurusan dengan pria seperti Dante?

“Pernikahan adalah kata lain dari kesepakatan,” jawab Dante sambil menatap Serena dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.

“Apa aku sudah mengatakan setuju?”

“Serena kau melewati batasmu!” Fredrick berucap dengan nada yang tenang namun sangat menusuk dan sarat akan ancaman.

“Kenapa aku harus memakai cincin itu, Kakek? Bukankah biasanya kau langsung menikahkanku tanpa embel-embel pertunangan seperti ini?” tanya Serena dengan tangan yang bergetar.

Ini adalah pertama kalinya Serena mempertanyakan perintah kakeknya.

“Serena, perempuan tidak ikut campur dalam urusan ini. Kau cukup turuti perintah Papa.” Ucapan Jack membuat Serena tertawa basi.

“Aku menuruti perintah papa selama 22 tahun aku hidup di dunia ini. Bukankah kejam jika papa menyembunyikan alasan pernikahan ini?” tanya Serena.

“Serena, itu hal yang sangat rumit. Intinya pernikahan ini akan menyelamatkan nyawa banyak orang,” jelas Fredrick ketika melihat cucunya itu mulai marah.

“Sejak kapan kakek peduli dengan nyawa banyak orang? Oh aku lupa sejak kapan kalian peduli?” tanya Serena menatap keempat pria yang ada di ruangan itu dengan tatapan getir.

“Serena! Kau hanya perlu menikah dengan Dante. Papa janji ini akan menjadi yang terakhir,” ucap Jack membuat Serena semakin bingung.

“Papa mengucapkan itu sejak aku menikah untuk pertama kalinya, haruskah aku percaya lagi kali ini?” tanya Serena dengan tatapan getir.

“Kau hanya akan memiliki satu suami Serena, dan orang itu adalah Dante….”

“Tapi kenapa harus Dante?” Belum sempat Fredrick melanjutkan ucapannya Serena menyela dengan cepat.

Dante hanya menatap perubahan mimik wajah Serena yang sialnya sangat cantik dimatanya itu dengan sekilas senyuman.

“Keluarga Massimo adalah keluarga yang sepadan dengan keluarga kita, persatuan ini akan menguntungkan kedua belah pihak,” jelas Fredrick dengan rahang yang mengeras mengingat ini adalah pertama kalinya cucunya itu berani mempertanyakan perintahnya.

“Lalu kenapa tidak dari awal kakek menikahkanku dengannya? Kenapa harus sekarang?”

“SERENA CUKUP!” Jack menyela karena sudah muak mendengar ocehan Serena. “Ini bukan pilihan, ini perintah. Kau tidak perlu bersikap dramatis karena pernikahan ini tidak akan merugikanmu sama sekali,” ucap Jack dengan nada yang tinggi.

“Tuan, maafkan saya.” Seorang bodyguard datang ke ruangan makan dan menyela ucapan Serena dengan napas yang tidak teratur.

Seketika semua mata mengarah ke arah bodyguard yang berdiri di pintu dengan wajah yang sangat serius.

“Apa ada penyusup lain?” tanya Fredrick menebak alasannya datang dengan tiba-tiba.

“Tidak tuan, di luar ada wanita yang mengamuk dan ingin menerobos masuk, kami sudah berusaha mengentikannya tapi…” Ucapannya berhenti.

“Tapi kenapa?” Fredrick bertanya dengan nada tinggi.

“DANTE!!!” Teriakan wanita dari arah lorong utama membuat perhatian semua orang menjadi teralihkan.

Seorang wanita dengan pakaian dan make up yang sudah berantakan itu masuk dan langsung menatap Dante. “Kau tidak akan menikah dengan siapapun, karena aku hamil anakmu!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status