Share

BAB 5

Selena masih bergelut dengan pikirannya, pria itu sangat tidak mempunyai perasaan. Bagaimana tidak? Setelah merenggut kesuciannya begitu saja setelah itu dengan gampangnya menghempas Selena dengan kalimat yang menusuk.

Walau bagaimana Selena bertekad untuk tidak mengikuti Billy untuk tidak membuatnya hamil. Meski Selena sadar perkataan itu tepat bahwa memang dia tidak pantas menjadi ibu dari seorang penerus keluarga ternama di kota ini.

Jauh dalam benaknya Selena merasa semakin terpuruk, kenangan akan masa kecilnya dulu kembali terlintas.

Saat anak-anak seusia dengannya mengolok bahwa dia gelandangan hina, ibunya adalah pelac*r yang merebut suami orang. Entah siapa dalang dibalik kata-kata keji itu melalui mulut orang-orang disekitarnya.

Selena kembali terisak lirih akan nasib sialnya bertemu Billy, saat pria itu menculiknya dari studio foto tempatnya bekerja sebagai model. Lalu memaksanya menikah dengan berbagai ancaman sampai merenggut kesuciannya.

Billy tidak datang lagi ke kamarnya semenjak semalam menyerahkan pil pencegah kehamilan itu. Sudah sehari semalam Selena mengurung diri, bahkan Robin yang beberapa kali mengetuk pintu juga tidak mendapat tanggapan dari Selena. Wanita itu hanya ingin sendirian.

Namun, setelah ber-jam bergulir Selena merasakan ada yang tidak beres, perutnya berbunyi semakin nyaring minta kembali diisi.

"Nona Selena." sapa Robin yang tiba-tiba muncul.

Untung saja Selena berhasil menguasai diri dari keterkejutan, dengan sigap Robin menarik satu kursi untuk tempat duduk Selena.

"Anda ingin makan apa nona?" Selena terbelalak mendengar Robin menawarkan sesuatu untuknya, baguslah karena tidak harus membuatnya malu saat keluar kamar disiang bolong dan langsung mencari makanan.

Kalau masih tinggal bersama Nancy tentu saja dia tidak akan berbuat seperti itu, yang berujung membuat sahabatmya khawatir.

"Aku akan memakan apapun yang kau bawakan untukku." sahut Selena sejenak sebelum menopang dagu.

Dua puluh menit berlalu akhirnya Robin kembali membawa semangkuk sup yang baru saja dimasak oleh koki di villa mewah itu ke hadapan Selena.

"Maaf, membuat Anda menunggu lama, nona."

Selena menaikan bahu, "Tidak masalah." ucapnya santai sembari menarik mangkuk berisi makanan itu mendekat.

"Ke mana perginya orang itu?"

Robin mengerti siapa orang yang dimaksud Selena namun dia lebih memilih untuk menanyakannya, "Maksud Anda, tuan?"

"Ya." ucap Selena singkat.

"Tuan sedang ada urusan pekerjaan di luar kota, apa ada yang ingin nona sampaikan pada tuan?" tanya Robin yang masih setia berdiri tidak jauh di sisinya.

"Tidak, aku hanya penasaran." ungkap Selena acuh.

Robin, pria berusia 25 tahun itu mengerti sikap Selena yang dingin.

Selena menggeleng samar, siapa sebenarnya pria itu. Misterius sekali. Datang dan pergi begitu saja.

Wanita itu melihat kartu nama yang bertuliskan nama seseorang, "Mike Lewin, apa itu namanya?"

Di bawahnya juga tertera nomor yang bisa menjadi akses untuk menghubungi orang itu. Kelihatannya Selena ragu akan menghubunginya atau tidak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status