SUAMI KONTRAK AKU MENCINTAIMU

SUAMI KONTRAK AKU MENCINTAIMU

By:  Bubbletea  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
16Chapters
212views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kehidupan Selena harus terusik akan kehadiran Billy yang tiba-tiba sebagai mantan teman yang merupakan musuh bebuyutan saat satu kelas dulu. Selena terpaksa harus menjalani hubungan kontrak dengan Billy, hidup di bawah tali kekang pria itu sungguh membuatnya tersiksa. "Billy, aku ingin pernikahan kita berakhir sampai disini saja" ucap Selena. "Kau tidak berhak mengaturku, kapanpun itu akan berakhir akulah yang akan memutuskan." pria itu menyeringai. Semakin jauh menyelam ke kehidupan Billy, semakin Selena dikejutkan dengan banyak hal yang membuatnya terperangah. Kelangsungan hidup teman culun semasa kuliahnya itu ternyata tidak sesederhana seperti yang dia pikirkan. Billy bukan-lah murid pendiam yang dikenalnya dulu, "Dia adalah monster."

View More
SUAMI KONTRAK AKU MENCINTAIMU Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
16 Chapters
BAB 1
"Billy, kumohon jangan lakukan itu. Aku, aku bersedia melakukan apapun.... " Selena menurunkan harga dirinya dengan berlutut agar pria itu tidak mengekspos foto-fotonya di sosial media. Pria tampan itu menyesap sebatang cerutu yang diapit di ujung jarinya, tatapannya dingin dan tajam menghadap jendela kaca yang membentang di sepanjang sisi ruangan sedangkan salah satu tangannya masuk ke saku celananya. "Bagaimana, ya. Sepertinya kau lebih cocok menjadi model majalah dewasa." Billy menyeringai. "Sepertinya wajah wanita ini tidak asing," Billy mengerutkan keningnya mengingat-ingat wajah wanita yang terlihat familiar, kemudian ekspresinya kembali berubah setelah beberapa detik diam mengamati rentetan gambar di ponsel Selena. Lantas pria berjas silver branded itu mengalihkan layar ponsel pada Selena. "Dia ibumu?" satu alis Billy terangkat. "Kau!" secepat kilat jemari lentik itu ingin meraih benda pipih yang menyimpan fotonya bersama sang ibu, "Kembalikan ponselku!""Oh, apa ini? Seoran
Read more
BAB 2
"Nomor tidak dikenal?" Selena mendatangi ponselnya yang sejak tadi bergetar, dia baru sempat melihatnya karena baru saja melepas masker lengket yang menutupi wajahnya. Jemarinya masih tertahan di udara, membaca satu persatu deretan angka yang sudah belasan kali memenuhi daftar panggilan tidak terjawab, Betapa terkejutnya Selena setelah memencet tombol hijau lalu terdengar suara familiar di balik panggilan. "O-orang itu, bagaimana bisa?" Selena masih shock melihat ponselnya dari kejauhan yang sekarang mendarat bebas di atas lantai tanpa peduli barang baru itu retak atau tidak. Padahal ponselnya yang kemarin, ponsel yang menjadi alasan dia menemui orang itu, dia tidak benar-benar mengembalikannya. Sekarang mau apalagi dia menelepon? "Apa kau tidak ingin berbicara lagi denganku?" sekarang suara Billy terdengar lebih jelas karena tidak sengaja tadi Selena memencet tombol speaker. Sial! Bulu kuduk Selena benar-benar meremang sekarang. Selena ragu apakah harus kembali berbicara atau men
Read more
BAB 3
"Kesepakatan?" Selena mengulang kalimat barusan. "Ya.... " Billy menunda ucapannya sejenak, "Sebuah kontrak pernikahan.""Menikah kontrak?" Ini samasekali tidak lucu, Selena sering mendengar hal semacam ini di TV ataupun dalam cerita-cerita novel. "Tidak! Aku tidak mau!" tolak Selena cepat. "Aku rasa kau tidak sedang dalam posisi bisa menolak nona Ginn,"Selena terbelalak, tebakannya benar. Kesepakatan yang hanya akan berat sebelah. "Kau tahu ponsel itu 'kan?" Billy mengingatkan Selena pada ponsel lamanya dimana foto-foto kenangannya bersama sang ibu tersimpan. "Aku bisa melakukan apapun dengan benda itu di tanganku.""Bagaimana bisa seorang pria sepertimu memanfaatkan barang orang lain? Selena menatap tajam, "Dasar licik!""Terserah apa katamu nona Ginn, bagaimana? Kuharap kau bisa langsung memutuskan jawabannya saat ini juga." Billy tersenyum tipis. "Tidak!" Selena melipat tangannya di dada. "Kau menjijikkan Billy, kau bahkan menculikku ke tempat ini hanya untuk bermain nikah-ni
Read more
BAB 4
"Anda juga harus bisa memasak, nona." Hari ini Marianne membawa Selena ke dapur, wanita itu memintanya untuk memasak sup sederhana.Selena sedikit menghela nafas, pria itu sudah berhasil membuat dirinya mengikuti tes menjadi seorang pelayan.Selena mengikuti arahan seperti yang dikatakan Marianne."Saya permisi ke toilet sebentar, nona." ucap Marianne seperti menahan sesuatu. Ternyata wanita itu bisa berekspresi juga."Silahkan." Selena kembali memasukkan beberapa potong sayuran setelah airnya mendidih. "Uhm, setelah ini apa, ya?""Ah, iya. Bumbu." sorot mata Selena beralih pada beberapa toples yang di susun pada sebuah rak.Selena buta akan berbagai perbumbuan, dia memasukkan 3 sendok makan masing-masing setiap bumbu yang tersedia."Wah, aromanya terasa lezat nona." Marianne yang baru saja kembali langsung mengambil sendok untuk mencicipi. Selena tersenyum senang mendengar masakannya dipuji sampai pada saat wajah Marianne berubah drastis saat kuah sup tumpah ke dalam mulutnya."A-a
Read more
BAB 5
Selena masih bergelut dengan pikirannya, pria itu sangat tidak mempunyai perasaan. Bagaimana tidak? Setelah merenggut kesuciannya begitu saja setelah itu dengan gampangnya menghempas Selena dengan kalimat yang menusuk. Walau bagaimana Selena bertekad untuk tidak mengikuti Billy untuk tidak membuatnya hamil. Meski Selena sadar perkataan itu tepat bahwa memang dia tidak pantas menjadi ibu dari seorang penerus keluarga ternama di kota ini. Jauh dalam benaknya Selena merasa semakin terpuruk, kenangan akan masa kecilnya dulu kembali terlintas. Saat anak-anak seusia dengannya mengolok bahwa dia gelandangan hina, ibunya adalah pelac*r yang merebut suami orang. Entah siapa dalang dibalik kata-kata keji itu melalui mulut orang-orang disekitarnya. Selena kembali terisak lirih akan nasib sialnya bertemu Billy, saat pria itu menculiknya dari studio foto tempatnya bekerja sebagai model. Lalu memaksanya menikah dengan berbagai ancaman sampai merenggut kesuciannya. Billy tidak datang lagi ke kam
Read more
BAB 6
"Billy.... " panggil Selena pada suaminya. Billy menoleh menghentikan langkahnya. "Ada apa?""Aku ingin berbelanja." Selena menengadahkan tangan. Billy yang langsung merespon mengangkat alisnya, wajahnya tersenyum lebih ke arah meremehkan. "Ini." dia meletakkan sebuah black card di atas tangan Selena, "belanja lah sepuasnya, beli apapun yang kau mau." setelahnya pria berstelan jas itu kembali membalikkan tubuhnya melangkah pergi. Selena membalas senyum tak kalah menyeramkan, biar saja pria itu berpikir semaunya. Tentang seorang wanita pada umumnya menghamburkan uang dengan berbelanja. Sedetik kemudian mobil hitam milik suaminya meninggalkan pekarangan. Selena bergegas turun, mendapatkan mobil di garasi rumah mewah itu tidaklah sulit. Bahkan garasi yang bisa dikatakan lebih mirip showroom itu lebih memiliki kelas. Wanita berambut hitam panjang itu memilih kendaraan classic era 80 an, membelah jalanan kota. Setelah berpikir panjang, Selena menghubungi pria bernama Mike semalam untu
Read more
BAB 7
Seorang wanita cantik mengenakan dress panjang tanpa lengan berbalut syal bulu berjalan anggun ditemani dua orang sangar bertubuh tinggi besar. "Silahkan duduk, nona Gisella." kata Billy menyambut kedatangan wanita cantik itu. Wanita bernama Gisella itu melirik ke arah Selena sejenak sebelum dia menjatuhkan bobotnya, "Terimakasih, tetapi aku ingin duduk di sini." Gisella duduk di pangkuan Billy sembari bergelayut manja pada lengan kekarnya. "Tidak masalah selama itu membuatmu nyaman." Dari tempatnya duduk menguar bau harum wanita itu, Selena tidak tahan lagi dengan tingkah dua orang tidak tahu malu di depannya, sebelum benar-benar menjadi pengusir lalat di antara keduanya, dia lebih memilih pergi dari sana. "Siapa yang menyuruhmu pergi?!"Selena menoleh, tidak percaya pria itu menghentikan langkahnya agar dia kembali duduk menyaksikan adegan romantis yang menggelikan. "A-aku, aku ingin ke toilet." Selena terpaksa mengubah arahnya, "perutku terasa sakit."Gisella tampak mengernyit
Read more
BAB 8
"Billy, tunggu." Selena meremas jemarinya satu sama lain. Tatapan dingin tanpa jawaban mengarah pada Selena, dari sana jelas pria dengan rahang kokoh di depannya itu seperti orang tak bersalah. "Apa lagi?" Billy menghela nafas pelan, sepasang mata lentik menatap seakan mengharapkan sesuatu padanya. "Aku ingin kita mengakhiri ini sekarang juga." tegas Selena melalui sorot matanya yang berubah sendu. Dia memutuskan mengakhiri drama ini secepatnya. "Apa katamu?! Tapi maaf sepertinya aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu itu," Billy berdecak sinis, tubuh bidang itu berhasil menyudutkan Selena pada dinding di belakangnya. "Akulah yang berhak mengakhirinya, kapanpun itu." ucap Billy sedikit merunduk pada telinga Selena. "Menarilah sesuai irama, kalau kau salah langkah berarti itu akan menyulitkan dirimu sendiri. Benarkan sayang?" sembari mengulurkan telunjuknya pada pipi Selena yang mulus pria itu menyoroti netra hitam pekat Selena. Selena menepisnya, dia mengeluarkan diri dari kungk
Read more
BAB 9
"Nenek, apa kabarmu?" Billy menyambut wanita paruh baya yang baru saja turun dari kendaraan mewahnya. Binar di kedua matanya menelisik sepasang yang baru menikah itu. Diikuti Selena tersenyum ramah mencium pipi kanan dan pipi kiri Riana, nenek dari suaminya. "Apakah nenek lelah, kata orang pijatanku enak loh." Selena memberanikan diri mendekati Riana di sofa ruang keluarga. "Kau sungguh menantu yang baik." Riana menyambut jemari lentik di pundaknya, "tapi aku baru saja pergi ke spa relaksasi."Wanita tua itu menarik punggung tangan Selena agar ikut duduk di sebelahnya tanpa di duga menantunya itu mengaduh kesakitan, "A-apa yang terjadi?" keterkejutan jelas muncul di wajahnya, mata tua itu memicing pada Billy perihal keadaan Selena. Selena segera menyembunyikan tangannya, "Tidak apa-apa nenek, hanya luka kecil saja." ungkapnya disertai senyum yang dipaksakan. "Kemari duduklah." Selena menepuk tepat di sebelahnya. Riana menutup mulutnya yang terngangah lebar dengan tangan, "Bagaima
Read more
BAB 10
"Sayang, aku menginginkanmu." Gisella mengukir wajah Billy dengan ujung kukunya yang lancip di penuhi hiasan cat berwarna-warni. "Benarkah?" Billy membalasnya menangkap jari jemari lentik yang sejak tadi menggelitik di wajahnya lalu mencium punggung tangan itu sampai ke lengan. Gisella memang gila kalau Billy tidak menghentikannya mungkin mereka akan melakukan itu di situ saat itu juga. "Apa kau ingin menjadi bahan tontonan." Gisella menyeringai setelah mendengar kalimat yang membisik di telinganya, dia terpaksa menghentikan aktivitas kedua tangannya yang telah memporak-porandakan pakaian Billy. "Dasar binatang tidak tahu malu!" Selena memekik pelan, luka di hatinya kembali menganga. Selena tidak tahu kenapa dia harus merasakan sakit saat kedua pasangan itu memadu kasih. Gisella melepas tubuh Billy begitu saja setelah mengetahui Selena tidak lagi berada di tempat, "Gendong aku ke atas." wanita itu kembali merengek mengangkat kedua tangannya ke arah Billy. Berhasil membawa bobot G
Read more
DMCA.com Protection Status